Korea

Korea Utara Ancam Pembalasan: Kapal Selam Nuklir AS Bersandar di Busan, Korea Selatan

Korea Utara Ancam Pembalasan: Kapal Selam Nuklir AS Bersandar di Busan, Korea Selatan
Korea Utara Ancam Pembalasan: Kapal Selam Nuklir AS Bersandar di Busan, Korea Selatan

JAKARTA - Korea Utara mengeluarkan peringatan serius kepada Amerika Serikat terkait kedatangan kapal selam serang cepat bertenaga nuklir, USS Alexandria, di Pelabuhan Busan, Korea Selatan. Kedatangan kapal selam milik Angkatan Laut AS ini dinilai oleh Pyongyang sebagai ancaman signifikan dan provokasi terhadap keamanan nasional mereka, menambah suhu ketegangan di Semenanjung Korea.

Kantor berita pemerintah Korea Utara,merilis pernyataan Kementerian Pertahanan Korea Utara yang memperingatkan AS terkait keberadaan perangkat militer nuklir tersebut. Mereka menyebutkan bahwa kedatangan USS Alexandria di wilayah tersebut adalah "bukti nyata dari histeria konfrontasi yang tidak berubah dari Amerika Serikat."

“Kami menyampaikan keprihatinan mendalam atas tindakan militer bermusuhan yang berbahaya ini, yang dapat meningkatkan konfrontasi militer akut di kawasan Semenanjung Korea hingga berujung pada konflik bersenjata nyata,” demikian pernyataan dari Kementerian Pertahanan Korea Utara.

Pihak kementerian juga menegaskan bahwa Korea Utara akan "tanpa ragu menggunakan hak sah untuk menghukum para provokator," sembari mengkritik AS sebagai "entitas hegemonik" yang "secara membabi buta percaya pada dominasi melalui kekuatan."

Kedatangan USS Alexandria di Busan

Menurut laporan dari Kementerian Pertahanan Korea Selatan, kapal selam USS Alexandria tiba di Busan pada Senin untuk menjalani proses pengisian logistik dan memberikan waktu istirahat bagi para awaknya. Selain itu, kunjungan ini juga menjadi ajang pertukaran informasi dan perancangan strategi pertahanan bersama antara Angkatan Laut AS dan Korea Selatan.

USS Alexandria adalah bagian dari Armada Pasifik AS, dikenal sebagai kapal selam serang cepat yang dilengkapi dengan teknologi mutakhir, termasuk rudal jelajah Tomahawk. Kapal ini memainkan peran penting dalam memperkuat aliansi militer dan strategi pertahanan di kawasan Asia Timur.

Di tengah kritik tajam dari Pyongyang, pihak militer Korea Selatan memilih untuk tidak memberikan komentar tambahan mengenai pernyataan keras yang dikeluarkan oleh pemerintah Korea Utara.

Ketegangan di Semenanjung Korea

Keberadaan USS Alexandria datang di tengah ketegangan yang meningkat di Semenanjung Korea, di mana Korea Utara secara konsisten mengekspresikan ketidaksetujuan terhadap latihan militer gabungan antara AS dan Korea Selatan. Pyongyang sering kali menganggap latihan tersebut sebagai ancaman terhadap perdamaian dan bagian dari upaya persiapan untuk menyerang Korea Utara.

Baru-baru ini, Korea Utara memberikan peringatan mengenai "konsekuensi yang tidak diinginkan" usai latihan militer gabungan AS dan Korea Selatan yang berlangsung dekat dengan perbatasan Korea Utara, hanya sekitar 25,7 kilometer jauhnya.

Sejak Presiden AS Donald Trump kembali menjabat bulan lalu, retorika keras dari Korea Utara tampak semakin menguat, meskipun Trump sebelumnya sempat menyatakan keinginannya untuk berdialog langsung dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.

Sejarah Hubungan Trump dan Kim

Selama masa jabatan pertama Presiden Trump, dinamika hubungan antara AS dan Korea Utara pernah mengalami masa-masa unik. Meski AS memberlakukan sanksi berat terhadap Pyongyang, Trump dan Kim Jong-un berhasil menggelar pertemuan sebanyak tiga kali antara 2018 dan 2019.

Dalam sebuah pencapaian diplomatik yang belum pernah terjadi sebelumnya, Trump mencatatkan sejarah sebagai presiden AS pertama yang menginjakkan kaki di wilayah Korea Utara sejak Perjanjian Gencatan Senjata 1953 yang mengakhiri Perang Korea secara de facto.

Namun, dengan ketegangan terbaru ini, masa depan hubungan antara kedua negara tampak semakin suram, memicu kekhawatiran baru mengenai stabilitas dan perdamaian di wilayah tersebut.

Keberadaan kapal selam USS Alexandria di Busan tidak hanya mempererat hubungan pertahanan antara AS dan Korea Selatan, tetapi juga memicu pertanyaan tentang bagaimana kebijakan AS terhadap Korea Utara akan berkembang di tengah situasi geopolitik yang terus berubah. Dengan adanya ancaman pembalasan dari Korea Utara, dunia kini menanti bagaimana respons dari pihak AS dan sekutu-sekutunya dalam mengelola situasi yang berpotensi eksplosif ini.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index