Kesehatan

Cek Kesehatan Gratis: Harapan Masyarakat untuk Pelayanan Kesehatan Terjangkau dan Berkualitas

Cek Kesehatan Gratis: Harapan Masyarakat untuk Pelayanan Kesehatan Terjangkau dan Berkualitas
Cek Kesehatan Gratis: Harapan Masyarakat untuk Pelayanan Kesehatan Terjangkau dan Berkualitas

JAKARTA – Antusiasme masyarakat menyambut program Cek Kesehatan Gratis (CKG) begitu terasa sejak pendaftarannya dibuka pada 8 Februari 2025 lalu. Dengan jumlah pendaftar sebanyak 33.157 orang, program ini resmi dimulai pada 10 Februari 2025, menawarkan pemeriksaan kesehatan gratis bagi balita, ibu hamil, hingga lansia yang merayakan ulang tahun. Program yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan ini berlaku hingga satu bulan ke depan dengan peserta cukup membawa KTP ke puskesmas terdekat.

Pemeriksaan yang ditawarkan dalam program CKG tidak main-main. Peserta dapat menjalani pemeriksaan cek darah, rekam jantung, pemeriksaan gigi dan ginjal, hingga pemeriksaan mata. Tidak hanya itu, dalam rangka peningkatan kesehatan mental, peserta juga akan diberi pemeriksaan kesehatan mental singkat melalui interaksi dengan dokter umum dan petugas kesehatan.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung program ini dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp4,7 triliun untuk 2025. "Setiap tahun pasti ada alokasi anggaran. Tahun ini Rp4,7 triliun," ujar Budi saat meninjau pelaksanaan CKG di Puskesmas Surabaya. Dana ini, ungkap Budi, digunakan untuk menyediakan fasilitas kesehatan memadai di puskesmas seluruh Indonesia, termasuk alat ultrasonografi (USG) dan elektrokardiografi (EKG).

Antusiasme Warga terhadap Program CKG

Gadis (23), seorang pegawai swasta, menilai program ini sangat membantu dalam menghemat biaya pemeriksaan kesehatan. Meski hari ulang tahunnya jatuh pada bulan Desember, ia berencana untuk memanfaatkan layanan ini di kemudian hari. "Pasti bakal dipakai karena yang tenaga kerja dipakai apalagi yang gratis," ungkap Gadis.

Tria Sutrisna (28), karyawan swasta lainnya, juga bercita-cita ikut serta dalam program ini. "Makanya juga harus dipikirn buat orang-orang yang enggak bisa (periksa) di hari kerja kan otomatis bisanya di hari-hari tertentu gitu," katanya, mengingat keterbatasan waktu baginya yang hanya memiliki waktu luang saat akhir pekan.

Kecemasan Masyarakat akan Cakupan BPJS Kesehatan

Meski cukup menarik bagi masyarakat, ketidakpastian perihal cakupan BPJS Kesehatan menimbulkan kegundahan. Edi Purwanto (41) menuturkan kekhawatirannya terkait penyakit yang mungkin terdeteksi namun tidak ditanggung oleh BPJS. "Nah itu yang saya jadi masih tanda tanya karena katanya sih ada cek kesehatan gratis pas saya mau cek kesehatan gratis takutnya BPJS enggak mengcover," katanya.

Dukungan Puskesmas untuk Program CKG

Di sisi lain, kesiapan puskesmas dalam menyambut program ini juga menjadi sorotan. Fani Eldiana (26), Duta Kesehatan di Puskesmas Beji, mengungkap bahwa mereka telah dipersiapkan untuk menangani peserta CKG sejak pertengahan Januari. "Adanya cek kesehatan gratis mungkin lebih ada tambahan fitur saja yang kita buka," terangnya.

Program Cek Kesehatan Gratis ini adalah langkah signifikan dalam memastikan akses kesehatan yang lebih mudah dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi permasalahan pemeriksaan kesehatan yang selama ini menjadi beban bagi sebagian besar masyarakat. Namun, masih ada tantangan terkait pelaksanaan, terutama dalam hal cakupan BPJS yang perlu diperhatikan, serta penjadwalan yang lebih fleksibel.

Dengan antusiasme yang besar dari masyarakat, diharapkan pemerintah dapat terus melakukan evaluasi dan perbaikan agar program semacam ini dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Dengan demikian, CKG tidak hanya menjadi program sementara tetapi bisa menjadi bagian dari sistem kesehatan yang berkelanjutan di Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index