JAKARTA - Program cek kesehatan gratis (CKG) yang digagas pemerintah melalui sejumlah puskesmas kini tengah menjadi perhatian banyak warga, termasuk mereka yang berada di wilayah Jakarta Barat. Dengan kesempatan emas ini, masyarakat diharapkan bisa memanfaatkan layanan cek kesehatan fisik maupun mental secara cuma-cuma. Meski demikian, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, terutama mengenai waktu kedatangan.
Drg. Mula Hutagaol, Kepala Satuan Pelaksana Unit Kesehatan Perorangan (Kasatpel UKP) Puskesmas Kecamatan Palmerah, menegaskan pentingnya warga yang telah mendaftarkan diri untuk hadir pada pagi hari di hari pemeriksaan. "Harus datang pagi, karena pemeriksaannya cukup banyak. Untuk satu orang saja bisa, paling cepat, kemarin kami simulasi itu sekitar 35 menit untuk laki-laki dewasa muda," ungkap Mula saat ditemui di lokasi pemeriksaan.
Alasan Pentingnya Pemeriksaan di Pagi Hari
Salah satu alasan utama mengapa warga diimbau datang pagi adalah durasi pemeriksaan yang cukup lama. Setiap pasien akan melalui serangkaian tes kesehatan yang menyeluruh, dengan waktu estimasi berkisar 30 hingga 40 menit per orang. Durasi ini dapat bertambah jika pasien memiliki risiko kesehatan tertentu, seperti penyakit jantung, yang memerlukan pemeriksaan tambahan berupa EKG atau tes yang mencatat aktivitas listrik jantung.
"Pelaksanaan EKG, kan, dari mulai pasien siap-siap sampai selesai pemeriksaan mungkin sekitar 5-10 menit waktunya," jelas Mula. Proses ini bisa memerlukan waktu lebih lama jika terdapat gerakan dari pasien yang dapat mengubah hasil bacaan, sehingga terkadang harus diulang.
Waktu pagi dipilih karena banyak orang cenderung memiliki kondisi fisik yang lebih segar di pagi hari. Drg. Mula turut menambahkan, “(Kalau capek) nanti mungkin tekanan darahnya berubah. Kalau fresh (segar) dari awal lebih enak. Sama didorong untuk pakai SATUSEHAT mobile."
Sistem dan Proses Pendaftaran
Untuk mendapatkan jadwal CKG, warga dapat mendaftar secara online melalui aplikasi SATUSEHAT atau situs web Sehat Indonesiaku. Salah satu peserta, Wahyu (29), menuturkan pengalamannya saat mendaftar. "Saya langsung lihat di websitenya, saya pertama download aplikasi dulu. Karena di aplikasinya belum bisa, jadi saya dialihkan ke web," ujarnya. Proses pendaftaran kemudian dilanjutkan melalui WhatsApp yang terhubung langsung ke Kementerian Kesehatan, sebelum akhirnya mendapatkan tiket untuk CKG.
Wahyu, yang baru pertama kali memeriksakan kesehatannya di puskesmas, merasa bersyukur dengan adanya program ini. Ia berencana melakukan pemeriksaan menyeluruh mulai dari tekanan darah hingga kadar gula darah. "Paling semuanya sih (diperiksa), kayak gula, saya mau tahu banyak soalnya belum pernah sama sekali," kata Wahyu.
Kesiapan Mendapatkan Hasil di Hari yang Sama
Drg. Mula juga menyampaikan harapannya agar hasil dari cek kesehatan bisa diberikan di hari yang sama setelah rangkaian pemeriksaan selesai. Namun, ini tentunya memerlukan persiapan awal dari pasien, seperti tidak begadang, merokok, atau mematuhi persyaratan puasa untuk pemeriksaan tertentu.
Jika selama pemeriksaan ditemukan indikasi kesehatan yang mengharuskan penanganan lebih lanjut, Wahyu mengungkapkan bahwa dirinya akan berdiskusi dengan keluarga untuk langkah selanjutnya. "Paling coba nanti saya omongin lagi sama keluarga nanti hasil tesnya ini itu, saya tanya keluarga dulu. Setidaknya udah tahu hasilnya," tutupnya.
Program CKG ini bukan hanya memberikan kemudahan akses terhadap layanan kesehatan, tetapi juga bisa menghemat biaya pemeriksaan. Sebuah program dari Kemenkes yang diperkirakan bisa mengurangi pengeluaran hingga Rp 255.000 per orang, jumlah yang tidak sedikit bagi banyak warga.
Dengan semakin banyaknya fasilitas puskesmas, termasuk 292 puskesmas pembantu yang disiapkan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk mendukung program ini, diharapkan semakin banyak warga yang bisa terbantu dan menjaga kesehatan mereka dengan baik. Masyarakat diajak untuk lebih aktif memanfaatkan fasilitas ini sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan secara keseluruhan.