JAKARTA - Penyakit pneumonia kembali menjadi sorotan setelah dunia kehilangan aktris Taiwan, Barbie Hsu, yang dilaporkan meninggal akibat penyakit ini. Kasus kematian ini menyoroti ancaman pneumonia sebagai infeksi akut pada saluran pernapasan yang dapat menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Trend Kasus Meningkat
Di Indonesia, pneumonia menunjukkan tren peningkatan yang mengkhawatirkan. Data terbaru mengungkapkan peningkatan kasus lebih dari tiga kali lipat setahun terakhir. Pada 2023, tercatat ada 330 kasus dengan 52 kematian. Angka ini melonjak pada 2024 menjadi 1.278 kasus dengan 188 kematian. Memasuki Januari 2025, sudah ada 105 kasus dilaporkan. "Puncak kasus pneumonia biasanya terjadi di musim dingin atau pada musim penghujan di Indonesia, yaitu sekitar Desember hingga awal Januari," terang Widyawati, Juru Bicara Kementerian Kesehatan.
Pneumonia: Ancaman Musiman
Pneumonia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), adalah salah satu penyebab kematian tertinggi pada anak-anak secara global. Namun, orang dewasa pun tidak luput dari ancaman ini. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur yang menyerang paru-paru. Pada kondisi parah, paru-paru bisa dipenuhi cairan, lendir, atau nanah sehingga mempersulit penderitanya bernapas.
Di negara-negara seperti Jepang dan Taiwan, pneumonia sering dilaporkan seiring dengan flu musiman yang terjadi setiap tahun. Di Indonesia, kasus pneumonia sering muncul sebagai komplikasi dari influenza. "Komplikasi seperti pneumonia dan sepsis dapat terjadi, terutama pada kelompok rentan. Oleh karena itu, upaya pencegahan sangatlah penting," kata dr. Ina Agustina Isturini, MKM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI.
Gejala Pneumonia
Pada orang dewasa, pneumonia dapat ditandai dengan gejala batuk kering atau berdahak yang kadang mengeluarkan darah, nyeri dada, sesak napas, demam, menggigil disertai keringat berlebih, serta tubuh yang terasa lemas dan lesu. Gejala ini seringkali mirip dengan flu biasa, namun bisa berevolusi menjadi lebih serius.
Langkah Pencegahan oleh Kemenkes
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat untuk tidak panik namun tetap waspada. Pneumonia, meski berbahaya, bisa dicegah dan diobati dengan tepat. Berikut ini beberapa langkah pencegahan yang diharapkan dapat dilakukan masyarakat:
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS): Menjalankan PHBS seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara teratur.
2. Imunisasi: Melakukan serangkaian imunisasi penting seperti Bacillus Calmette Guerin (BCG), Difteri, Pertusis, dan Tetanus (DPT), Haemophilus influenzae type B (HiB), campak, dan Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV), serta vaksin influenza.
3. Ventilasi yang Baik: Pastikan rumah memiliki ventilasi dan pencahayaan yang baik untuk mencegah penularan penyakit.
4. Hindari Asap: Hindari paparan asap rokok dan asap lainnya di dalam rumah.
5. Penggunaan Masker: Gunakan masker jika sedang sakit flu untuk mencegah penyebaran penyakit.
6. Hindari Kerumunan: Usahakan untuk menghindari kerumunan terutama saat kondisi cuaca atau kesehatan sedang tidak bagus.
7. Etika Batuk dan Bersin: Selalu menerapkan etika batuk dan bersin dengan menutup mulut atau hidung untuk mencegah penyebaran kuman.
Kesadaran dan kesigapan dalam menangani penyakit infeksi seperti pneumonia sangat penting. Masyarakat diharapkan dapat mengikuti imbauan dan saran dari Kemenkes serta segera berkonsultasi dengan fasilitas kesehatan apabila merasakan gejala-gejala pneumonia. Dengan langkah pencegahan yang tepat dan tanggap, risiko pneumonia yang mematikan dapat ditekan seminimal mungkin.