JAKARTA - Berbagai kabar menggembirakan datang dari bidang ekonomi. Indonesia menunjukkan langkah besar dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa melalui peningkatan dana desa yang diproyeksikan dapat mencapai Rp8 miliar per desa. Selain itu, investasi besar-besaran dari Uni Emirat Arab (UEA) juga menjadi sorotan, dengan dana sebesar 10 miliar dolar AS atau setara dengan Rp163,3 triliun yang akan disuntikkan ke dalam proyek pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Luhut Sebut Dana Desa Bisa Capai Rp8 Miliar per Desa
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa dana desa yang saat ini diterima oleh tiap desa di Indonesia, yang sebelumnya sebesar Rp1,1 miliar, dapat meningkat signifikan berkat adanya program makan bergizi gratis (MBG). Dalam konferensi pers di Jakarta, Luhut mengatakan bahwa dana tersebut diperkirakan bisa naik hingga Rp6 hingga Rp8 miliar per desa per tahun.
"Pada saat ini, dana desa kita rata-rata sekitar Rp1,1 miliar per desa per tahun, tetapi dengan adanya program makan bergizi gratis, kita dapat meningkatkan jumlah tersebut menjadi antara Rp6 hingga Rp8 miliar per desa," ungkap Luhut.
Kenaikan dana desa ini tentunya akan memperkuat perekonomian di tingkat desa, terutama dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui berbagai pembangunan infrastruktur serta penyediaan layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan. Dengan tambahan dana yang signifikan, Luhut berharap desa-desa di seluruh Indonesia dapat berkembang lebih pesat.
Bank Indonesia Siapkan Uang Baru untuk Ramadan dan Idul Fitri
Sementara itu, menjelang Ramadan dan Idul Fitri 1446 Hijriah, Bank Indonesia (BI) juga telah mempersiapkan program Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idul Fitri (SERAMBI) 2025. Program ini akan dimulai pada 3 Maret 2025 hingga 27 Maret 2025, untuk melayani kebutuhan penukaran uang baru bagi masyarakat yang merayakan hari raya.
Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono menjelaskan bahwa permintaan uang tunai pada saat Ramadan dan Idul Fitri sangat besar, mencapai hampir 25 persen dari total kebutuhan uang kartal sepanjang tahun. Oleh karena itu, penukaran uang ini menjadi momen penting bagi BI untuk memastikan distribusi uang berjalan lancar.
“Pada saat Ramadan dan Idul Fitri, kebutuhan uang tunai bisa mencapai sekitar 25 persen dari total kebutuhan uang kartal dalam setahun. Oleh karena itu, kami sangat memperhatikan persiapan distribusi uang baru untuk memenuhi permintaan tersebut,” kata Doni Primanto Joewono.
Program ini tentunya memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam menyiapkan uang baru untuk keperluan perayaan hari besar, sekaligus menjaga kestabilan peredaran uang di pasar.
Mendag Budi Santoso Bantah Praktik Pengemasan Ulang MinyaKita
Di sisi lain, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menanggapi isu terkait pengemasan ulang minyak goreng kemasan rakyat, MinyaKita. Isu tersebut menyebutkan bahwa minyak MinyaKita dikemas ulang menjadi minyak curah, yang dapat mempengaruhi harga pasar. Menanggapi hal ini, Budi Santoso dengan tegas membantah adanya praktik pengemasan ulang.
"Tidak ada praktik pengemasan ulang dari MinyaKita menjadi minyak curah. Ini adalah isu yang tidak benar," kata Budi Santoso. Pernyataan ini membantah spekulasi yang beredar terkait penyebab harga minyak goreng yang tidak kunjung turun di pasar.
Perang Dagang AS-China Tidak Ganggu Perdagangan Indonesia
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa meskipun perang dagang antara Amerika Serikat dan China masih berlangsung, perdagangan Indonesia tetap berjalan dengan baik. Airlangga memastikan bahwa Indonesia terus memantau perkembangan ekonomi global, namun sejauh ini dampaknya terhadap perdagangan Indonesia sangat terbatas.
"Pemerintah Indonesia terus memantau perkembangan ekonomi dunia, khususnya isu perang dagang AS-China, namun perdagangan Indonesia tetap stabil dan berjalan dengan lancar," kata Airlangga Hartarto.
Investasi UEA Senilai Rp163 Triliun untuk Energi Terbarukan
Berita positif lainnya datang dari sektor energi, di mana Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa Uni Emirat Arab (UEA) siap melakukan investasi sebesar 10 miliar dolar AS atau sekitar Rp163,3 triliun dalam proyek pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Investasi ini akan difokuskan pada pembangunan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) berkapasitas 10 gigawatt.
Kesiapan investasi tersebut disampaikan oleh Menteri Energi dan Infrastruktur UEA, Suhail Mohamed Al Mazrouei, yang telah bertemu dengan Luhut 10 hari sebelumnya. Dalam kesempatan tersebut, Luhut mengungkapkan bahwa skema perusahaan patungan (joint venture) akan digunakan untuk mengembangkan proyek pembangkit energi ini.
“UEA telah menyatakan kesiapannya untuk berinvestasi 10 miliar dolar AS ke dalam proyek energi terbarukan di Indonesia. Ini adalah langkah besar yang menunjukkan kepercayaan dunia internasional terhadap potensi pasar energi Indonesia,” kata Luhut.
Dengan adanya investasi besar ini, Indonesia diharapkan dapat mempercepat transisi ke energi bersih dan mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil.
Kamis, 20 Februari 2025 menjadi hari penting bagi ekonomi Indonesia dengan sejumlah kabar baik yang mengindikasikan arah pembangunan yang positif. Mulai dari peningkatan dana desa yang dapat mencapai Rp8 miliar per desa, layanan penukaran uang baru oleh Bank Indonesia, hingga investasi besar dari UEA yang akan memperkuat sektor energi terbarukan Indonesia. Semua ini merupakan tanda bahwa perekonomian Indonesia sedang bergerak maju dengan optimisme yang tinggi.