Petani

DinpertanKP Banyumas Perkuat Sinergi dengan Rice Mill untuk Optimalisasi Penyerapan Beras Petani

DinpertanKP Banyumas Perkuat Sinergi dengan Rice Mill untuk Optimalisasi Penyerapan Beras Petani
DinpertanKP Banyumas Perkuat Sinergi dengan Rice Mill untuk Optimalisasi Penyerapan Beras Petani

JAKARTA - Dalam upaya memperkuat rantai distribusi pangan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DinpertanKP) Kabupaten Banyumas terus berupaya meningkatkan kerjasama dengan penggilingan padi atau rice mill. Hal ini dilakukan demi mendukung penyerapan beras petani dan menjaga stabilitas harga di wilayah tersebut. Menggandeng Bulog, DinpertanKP memastikan harga gabah tetap menguntungkan bagi petani dan mendukung kelancaran distribusi beras di level daerah.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana DinpertanKP Banyumas, Imam Pamungkas, mengatakan bahwa harga gabah kering panen (GKP) ditetapkan pada angka Rp6.500 per kilogram. “Penetapan harga ini sangat penting agar petani merasakan manfaat dari harga jual yang layak dan stabil,” ujarnya. Penetapan harga tersebut menjadi bagian dari usaha pemerintah untuk memberikan keuntungan bagi petani sekaligus menjaga kontinyuitas produksi dan distribusi beras di Kabupaten Banyumas.

Di Banyumas, terdapat 824 penggilingan padi, dan 779 di antaranya masih beroperasi aktif. Terdiri dari 742 unit tetap, 34 unit bergerak, dan tiga unit yang menjalankan operasi ganda yakni tetap dan keliling. Keberadaan penggilingan padi ini sangat esensial dalam memastikan hasil panen petani terserap dengan optimal serta diolah menjadi beras berkualitas tinggi sebelum didistribusikan ke pasar atau disalurkan ke Bulog.

Dalam mendukung kelancaran operasi penggilingan padi, DinpertanKP Banyumas memberikan kemudahan akses perolehan solar bersubsidi. Langkah ini diambil untuk menjamin mesin-mesin penggilingan dapat bekerja secara optimal dalam memproses gabah menjadi beras. Pelayanan untuk rekomendasi solar bersubsidi kini dapat diajukan secara online. “Rekomendasi solar bersubsidi sekarang bisa dilakukan secara online untuk mempercepat pelayanan. Kalau masih harus offline, tentu akan memakan waktu dan mengharuskan mereka datang ke dinas,” jelas Imam.

Digitalisasi layanan ini diharapkan bisa mengurangi kendala administrasi yang seringkali menjadi penghalang operasional bagi penggilingan padi dan petani, sehingga mereka tidak perlu lagi datang langsung ke kantor dinas untuk mengurus persetujuan dan rekomendasi.

Dengan semua dukungan dan kebijakan yang telah diterapkan, DinpertanKP Banyumas menargetkan produksi padi di tahun 2025 bisa mencapai 375.500 ton. Angka ini diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan lokal namun juga dapat berkontribusi pada cadangan beras nasional.

Untuk memastikan target tersebut tercapai, DinpertanKP juga membuka peluang bagi penggilingan padi yang membutuhkan bimbingan dan dukungan terkait sarana dan prasarana agar bisa langsung berkomunikasi dengan dinas. Ini merupakan wujud perhatian pemerintah dalam menjamin penggilingan padi memiliki segala kebutuhan untuk beroperasi dengan efisien dan produktif.

Penggilingan-penggilingan padi di Banyumas telah menunjukkan dedikasi terhadap keberlangsungan produksi beras di daerah. Dukungan dari pemerintah, seperti subsidi solar dan digitalisasi layanan, diyakini dapat lebih memantapkan langkah mereka dalam proses pengolahan gabah hingga siap didistribusikan.

Kolaborasi antara DinpertanKP, Bulog, dan pelaku usaha penggilingan padi diharapkan dapat mendongkrak perekonomian petani dan memastikan Banyumas bisa berkontribusi lebih besar pada ketahanan pangan nasional. Imam juga menambahkan, “Sinergi antara semua pihak ini kunci utama untuk meningkatkan produktivitas dan memastikan ketersediaan beras selalu dalam keadaan stabil.”

Komitmen Banyumas dalam memperkuat sektor pertanian, terutama melalui optimalisasi penyerapan beras melalui rice mill, menjadi model bagi daerah lain yang ingin mengembangkan potensi pertanian dan distribusi pangan mereka. Dengan strategi yang tepat, Banyumas diharapkan mampu menjadi salah satu penyokong utama cadangan beras nasional di masa depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index