Minyak

Harga Minyak Mentah Naik Tipis Setelah Sanksi Baru AS terhadap Iran

Harga Minyak Mentah Naik Tipis Setelah Sanksi Baru AS terhadap Iran
Harga Minyak Mentah Naik Tipis Setelah Sanksi Baru AS terhadap Iran

JAKARTA – Harga minyak mentah mengalami kenaikan tipis pada penutupan perdagangan Selasa, 25 Februari 2025, setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan sanksi baru terhadap Iran yang berfokus pada industri minyak negara tersebut. Kenaikan harga ini juga dipicu oleh komitmen Irak untuk menyesuaikan produksi minyak sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan oleh OPEC+ guna mengatasi kelebihan pasokan global.

Harga minyak mentah Brent, yang menjadi patokan harga minyak internasional, tercatat naik sebesar USD 0,35 per barel, berakhir di harga USD 74,78. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga mengalami kenaikan sebesar USD 0,30 per barel, ditutup pada harga USD 70,70 per barel.

Sanksi AS terhadap Iran Memicu Kenaikan Harga Minyak

Kenaikan harga minyak ini terjadi setelah Departemen Keuangan AS mengumumkan sanksi baru terhadap Iran. Sanksi tersebut ditujukan kepada sektor minyak negara tersebut dan menargetkan para pialang, operator tanker, serta pengirim logistik yang menjual dan mengangkut minyak Iran. Langkah ini diambil untuk mengurangi ekspor minyak Iran dan mengimbangi kelebihan pasokan minyak dunia.

Analis UBS, Giovanni Staunovo, mengatakan bahwa dampak sanksi terhadap harga minyak bisa relatif kecil. "Sanksi AS terhadap Iran mungkin tidak terlalu berdampak signifikan pada harga minyak dalam jangka pendek. Namun, kita perlu menunggu waktu untuk melihat apakah sanksi ini akan mempengaruhi ekspor minyak Iran dalam jangka panjang," ujar Staunovo.

Namun, Staunovo juga mencatat bahwa faktor lain, seperti keputusan Irak untuk mematuhi perjanjian OPEC+, turut berperan dalam meningkatkan harga minyak. Irak, yang merupakan salah satu anggota OPEC, sebelumnya sempat berkomitmen untuk mengurangi produksinya guna mengimbangi kelebihan pasokan minyak global.

Komitmen Irak Terhadap OPEC+ Beri Pengaruh Positif pada Harga Minyak

Selain dampak dari sanksi AS, komitmen Irak untuk mengurangi produksi minyaknya juga mempengaruhi pergerakan harga minyak dunia. Pemerintah Irak menyatakan akan mengajukan rencana terbaru untuk mengkompensasi kelebihan produksi dalam beberapa bulan terakhir, dan ini diharapkan dapat menstabilkan pasar minyak global.

"Peran Irak sangat penting dalam menjaga keseimbangan pasar minyak. Irak akan mengajukan rencana terbaru untuk mengurangi produksi sesuai dengan kuota OPEC+ yang telah disepakati. Ini akan sangat membantu dalam mengurangi surplus pasokan," kata Staunovo menambahkan.

Sebelumnya, Irak juga menyampaikan rencana untuk mengekspor 185.000 barel per hari dari ladang minyak Kurdistan melalui jaringan pipa Irak-Turki, setelah pengiriman sempat terhenti sementara waktu. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan pasokan minyak dari Irak dan menambah kestabilan harga minyak global.

Pergerakan Harga Komoditas Lainnya

Selain minyak mentah, harga komoditas lainnya juga menunjukkan pergerakan yang signifikan. Harga batu bara untuk kontrak pengiriman Maret 2025 tercatat mengalami kenaikan sebesar USD 0,25 per ton, mencapai harga USD 103 per ton di bursa ICE Newcastle, Australia.

Di sisi lain, harga minyak kelapa sawit (CPO) untuk kontrak Mei 2025 mengalami penurunan sebesar 0,42%, terpantau berada di MYR 4.540 per ton, berdasarkan data dari situs Barchart. Sementara itu, harga nikel berdasarkan London Metal Exchange (LME) turun sebesar 0,46%, mencapai USD 15.445 per ton. Harga timah juga mengalami penurunan signifikan, tercatat turun 1,29%, berada di USD 33.244 per ton.

Penurunan Harga Komoditas Berbagai Sektor

Di sektor logam, harga nikel dan timah tercatat mengalami penurunan, meskipun ada kenaikan di sektor energi. Meskipun harga minyak mentah mengalami kenaikan akibat faktor sanksi terhadap Iran, harga logam lainnya justru menunjukkan tren penurunan. Ini menunjukkan bahwa pergerakan harga komoditas sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor global yang berbeda, termasuk kebijakan pemerintah, kondisi pasar, dan permintaan global.

Dampak Sanksi terhadap Pasar Energi Global

Kebijakan sanksi AS terhadap Iran, yang dikeluarkan beberapa hari lalu, diperkirakan akan terus memengaruhi dinamika pasar energi global. Sanksi ini dipandang sebagai upaya AS untuk menanggulangi kelebihan pasokan minyak yang dapat menurunkan harga dan merugikan negara-negara penghasil minyak lainnya. Sementara itu, peningkatan harga minyak yang terlihat dalam beberapa hari terakhir mencerminkan ketidakpastian pasar yang disebabkan oleh berbagai kebijakan politik internasional, termasuk sanksi terhadap negara-negara penghasil minyak utama seperti Iran.

Prospek Harga Minyak di Masa Mendatang

Meskipun harga minyak mentah mengalami kenaikan tipis pada perdagangan hari Selasa, analis memperkirakan bahwa harga minyak akan terus dipengaruhi oleh dinamika politik dan ekonomi global. Terlebih lagi, keputusan negara-negara besar penghasil minyak seperti Irak dan AS akan sangat memengaruhi pasokan minyak global dalam jangka panjang.

"Ke depannya, kita perlu memperhatikan bagaimana sanksi terhadap Iran dan keputusan negara-negara OPEC+ dalam menyesuaikan produksi mereka. Pasar minyak akan tetap sangat dipengaruhi oleh kebijakan dan situasi geopolitik yang terus berubah," kata Staunovo menambahkan.

Sanksi terhadap Iran dan komitmen negara-negara penghasil minyak untuk mematuhi kuota OPEC+ diperkirakan akan terus menjadi faktor penting dalam pergerakan harga minyak di pasar internasional dalam beberapa bulan mendatang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index