Saham

IHSG Dibuka Menguat ke Level 6.763, Saham Hijau Aristokrat Pasar

IHSG Dibuka Menguat ke Level 6.763, Saham Hijau Aristokrat Pasar
IHSG Dibuka Menguat ke Level 6.763, Saham Hijau Aristokrat Pasar

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukan performa positif pada pembukaan perdagangan pagi ini,  Selasa, 25 Februari 2025, dengan mengalami kenaikan sebesar 0,20 persen. Tepat pukul 09.00 WIB, indeks saham utama Indonesia ini dibuka di level 6.763,15, menguat dari penutupan sebelumnya di level 6.749,60. Momentum peningkatan ini didukung oleh pergerakan positif dari 185 saham yang membukukan kenaikan.

Pada sesi awal perdagangan, sekitar 331,63 juta saham telah diperdagangkan dengan frekuensi transaksi mencapai 23 ribu kali. Total nilai transaksi mengesankan, dengan angka mencapai Rp280,42 miliar, menunjukkan minat pasar yang cukup kuat meski dibayangi oleh berbagai tantangan ekonomi global.

Sebaliknya, sekitar 65 saham mengalami koreksi, sementara 224 saham lainnya tetap berada di posisi tanpa perubahan. Fenomena ini memperlihatkan dinamika pasar yang beragam, mencerminkan sentimen investor yang bervariasi dalam menganalisis potensi dan risiko dari masing-masing emiten.

Sebelumnya, Panin Sekuritas telah memproyeksikan IHSG hari ini cenderung bergerak dalam pola melemah. Dalam analisanya, mereka menyebutkan bahwa IHSG kemungkinan akan bergerak menuju support minor dalam rentang 6.640 hingga 6.700. "Ada kemungkinan IHSG melanjutkan pelemahan menuju support minor di range 6.640-6.700, di sisi lain resistance terdekat berada pada MA20 di posisi 6.847," jelas Manajemen Panin Sekuritas dalam riset yang dirilis di Jakarta pada 25 Februari 2025.

Pada perdagangan sebelumnya, Senin, 24 Februari 2025, IHSG ditutup dengan penurunan sebesar 0,78 persen ke level 6.749,60. Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya saham-saham utama seperti BREN, AMMN, dan TLKM. Faktor eksternal juga menunjukkan bahwa investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) yang cukup tinggi senilai Rp656,18 miliar di pasar reguler.

Salah satu pendorong adanya tekanan pada IHSG disinyalir akibat tensi dagang internasional yang meningkat. Pemerintah menerapkan tarif baru untuk barang-barang dari Meksiko dan Kanada, menciptakan tekanan tambahan di pasar saham lokal. Bersamaan dengan itu, arus keluar (outflow) dana asing tercatat masih deras, menambah kompleksitas tantangan yang dihadapi pasar modal Indonesia saat ini.

Tingkat ketidakpastian ini tentu saja memengaruhi pergerakan saham di bursa. Investor harus lebih jeli dan hati-hati dalam merancang strategi investasi agar dapat memanfaatkan peluang di tengah volatilitas yang ada. Terutama bagi mereka yang mencari saham-saham dengan potensi penguatan yang lebih tinggi.

Pada sisi lain, munculnya saham-saham yang tetap hijau menunjukkan bahwa masih ada optimisme di sektor-sektor tertentu. Sentimen ini dapat menjadi pijakan bagi investor dalam mempertahankan portofolio yang solid. Pengelola dana besar dan investor institusional senantiasa mencari peluang investasi dengan mempertimbangkan fundamental perusahaan dan potensi pertumbuhan jangka panjang.

Sebelum investor mengambil keputusan, mereka diharapkan untuk meninjau kembali riset dan analisis yang ada, termasuk mempertimbangkan berbagai faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pasar. Dengan demikian, pergerakan pasar yang cenderung fluktuatif dapat dieksplorasi secara lebih optimal.

Dengan latar belakang ini, fokus para pelaku pasar tertuju pada pembaruan kebijakan ekonomi dan perkembangan terbaru dari tensi dagang global. Di tengah kondisi pasar yang dinamis, kejelian dalam memilih saham menjadi kunci sukses bagi investor yang ingin meraih keuntungan dalam perspektif yang lebih luas, sejalan dengan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.

Pembukaan IHSG hari ini yang menunjukkan penguatan adalah cerminan dari kekuatan pasar dalam menghadapi tantangan. Meskipun ada ketidakpastian, potensi pertumbuhan dan peluang keuntungan tetap ada bagi mereka yang mau dan mampu melakukan analisis tepat guna. Lonjakan saham hijau menjadi bukti bahwa di tengah turbulensi masih ada peluang emas yang menunggu untuk dimanfaatkan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index