Takjil

Festival Ngerandu Buko: Upaya Banyuwangi Gerakkan Ekonomi Warga Melalui Pasar Takjil Ramadan

Festival Ngerandu Buko: Upaya Banyuwangi Gerakkan Ekonomi Warga Melalui Pasar Takjil Ramadan
Festival Ngerandu Buko: Upaya Banyuwangi Gerakkan Ekonomi Warga Melalui Pasar Takjil Ramadan

JAKARTA - Menyambut bulan suci Ramadan, Kabupaten Banyuwangi kembali menggelar Pasar Takjil Ramadan yang diorganisir dalam bentuk “Festival Ngerandu Buko”. Acara ini tidak hanya meriah dengan hidangan khas berbuka puasa, tetapi juga menjadi strategi untuk mendongkrak perekonomian masyarakat setempat. Sejumlah titik baru telah disiapkan untuk pasar ini, termasuk Pantai Marina Boom yang memikat sebagai lokasi ikonik untuk tahun ini.

Tradisi 'Ngerandu Buko,' yang berasal dari bahasa Osing yang berarti 'menunggu waktu berbuka,' menghadirkan nuansa unik bagi warga dan wisatawan yang ingin merasakan atmosfer jelang waktu berbuka puasa. Pasar takjil ini akan berlangsung setiap hari selama sebulan penuh, dimulai dari pukul 15.00 hingga 21.00.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mengungkapkan pentingnya menumbuhkan semangat dan tradisi berburu takjil yang kerap menjadi kegiatan sore yang dinanti selama Ramadan. "Salah satu tradisi menarik di Indonesia selama Ramadan adalah berburu makanan takjil di sore hari. Karenanya, kami mendorong agar pasar takjil ini semarak di seluruh kecamatan dan desa di Banyuwangi," ujarnya.

Tidak hanya sekedar melestarikan tradisi, Pasar Takjil Ramadan juga dirancang sebagai momentum krusial untuk mendukung perekonomian warga lokal, terutama pelaku usaha mikro. Seperti tahun-tahun sebelumnya, ribuan pedagang di Banyuwangi akan memadati pasar-pasar takjil.

"Selain melestarikan tradisi berburu takjil, momentum ini kita jadikan sebagai upaya untuk mendorong geliat perekonomian warga. Tidak hanya UMKM saja, bahkan pasar takjil ini banyak dimanfaatkan ibu-ibu rumah tangga untuk berjualan guna menambah ekonomi keluarga," tambah Ipuk.

Pasar takjil tahun ini tersebar di berbagai kecamatan dan desa, dengan tambahan lokasi strategis di kawasan kota yang ditempatkan di Pantai Marina Boom. Sebelumnya, pasar serupa digelar di Jalan Brigjen Katamso. Penambahan lokasi baru ini diharapkan dapat menarik lebih banyak pengunjung dan mendatangkan manfaat ekonomi lebih besar bagi masyarakat setempat.

"Kami berharap lokasi ini dapat menjadi magnet bagi wisatawan lokal maupun luar daerah. Pantai Marina Boom sebagai destinasi baru kami pilih karena memiliki daya tarik tersendiri dan akses yang mudah dijangkau," jelas Plt. Kepala Dinas Pariwisata, Taufik Rohman. Dia memastikan bahwa pengunjung hanya dikenakan biaya tiket parkir, sehingga semakin memudahkan mereka yang ingin menikmati waktu bersantai sambil berburu takjil.

Festival yang diadakan selama Ramadan ini tidak hanya menawarkan ragam kuliner berbuka, tetapi juga menampilkan kekayaan budaya serta keunikan lokal Banyuwangi. Hal ini diharapkan semakin memperkuat posisi Banyuwangi sebagai salah satu destinasi pariwisata unggulan di Indonesia, terutama selama bulan suci Ramadan.

Perekonomian berputar tidak hanya di sekitar kuliner takjil. Potensi lokal lainnya dari sektor kerajinan tangan hingga produk rumahan mendapat sorotan lewat diadakannya bazar kecil di sekitar lokasi pasar takjil. Di masa-masa penuh berkah ini, masyarakat Banyuwangi mampu menghidupkan kegiatan ekonomi mandiri sekaligus menawarkan kepada pengunjung pengalaman menikmati indahnya kebudayaan lokal.

Secara keseluruhan, acara ini tidak hanya sekedar ajang untuk berburu hidangan pembuka puasa, tetapi juga menjadi langkah strategis pemerintah daerah dalam peningkatan ekonomi masyarakat serta pelestarian budaya dan tradisi lokal. Dengan meningkatnya keterlibatan pelaku usaha mikro dan masyarakat, Festival Ngerandu Buko tahun ini diharapkan mampu meningkatkan angka kunjungan serta membawa dampak positif bagi kesejahteraan warga Banyuwangi.

Pesan dari Bupati Ipuk bahwa kolaborasi antara kebijakan pemerintah, partisipasi masyarakat, dan keberagaman tradisi menjadi kunci dalam memaksimalkan potensi ekonomi lokal selama Ramadan. “Kita optimis melalui upaya seperti ini, Banyuwangi dapat menjadi lebih mandiri secara ekonomi dan berdaya saing dari segi budaya serta pariwisata,” pungkasnya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index