JAKARTA - Pemerintah Indonesia terus mengintensifkan upayanya untuk mewujudkan program hilirisasi nikel sebagai bagian dari strategi besar nasional demi mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% sesuai mandat Asta Cita. Dukungan perbankan nasional menjadi salah satu aspek yang tengah diperkuat untuk mendanai proyek-proyek smelter yang berkembang pesat di seluruh Tanah Air.
Presiden Prabowo Subianto meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara di Istana Kepresidenan, Jakarta. Organisasi ini dirancang untuk mengelola investasi strategis, dengan fokus pada sektor hilirisasi mineral hingga pembangunan pusat data kecerdasan buatan. Putaran pertama investasi diproyeksikan mencapai nilai US$20 miliar, yang akan diarahkan ke kurang lebih 20 proyek strategis.
"Kurang lebih 20 proyek strategis bernilai miliaran dolar akan difokuskan pada hilirisasi nikel, bauksit, tembaga, pembangunan pusat data kecerdasan buatan, kilang minyak, pabrik petrokimia, produksi pangan dan protein, akuakultur, serta energi terbarukan," ungkap Prabowo dalam pidato peresmiannya.
Dukungan Finansial Perbankan Nasional
Tri Winarno, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan bahwa Indonesia sudah memiliki smelter nikel yang berhasil mendapatkan dukungan finansial dari perbankan nasional. PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group) menjadi pionir dalam memanfaatkan pendanaan dari bank nasional, salah satunya dari PT Bank Mandiri Tbk.
"Sudah ada, setahu saya smelter nikel milik Ceria Group yang menggunakan pendanaan dari beberapa bank," ujar Tri Winarno pada Rabu, 26 Februari 2025.
Sebagai perusahaan pertambangan nikel yang beroperasi di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Ceria Group telah bergerak maju dalam agenda hilirisasi sejak 2019 dengan pembangunan smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) Rectangular.
Keberhasilan Pembiayaan Sindikasi
Pada 2022, Ceria Group berhasil memperoleh dukungan kredit sindikasi fasilitas term loan dari beberapa bank, dengan Bank Mandiri sebagai pemimpin sindikasi, serta Bank Jabar Banten (BJB) dan Bank Sulawesi Selatan Barat (Bank Sulselbar) sebagai anggota. Total pendanaan mencapai US$277,69 juta yang difokuskan untuk pembangunan smelter feronikel RKEF line 1 dan infrastrukturnya di Sulawesi Tenggara.
Yusram Rantesalu, Direktur Operasional PT Ceria Nugraha Indotama, menekankan bahwa pendanaan ini membantu perusahaan meningkatkan kontribusi ke negara dalam bentuk pajak yang naik hingga 147%, dari Rp150 miliar menjadi lebih dari Rp300 miliar.
"Hal ini menegaskan peran perusahaan dalam mendukung pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat lokal,” ujar Yusram. “Peran Ceria juga sangat berdampak dalam hal peningkatan kesejahteraan masyarakat Kecamatan Wolo.”
Sinergi Strategis dengan Bank Mandiri
Penghargaan juga datang dari pihak Bank Mandiri dan Mandiri Tunas Finance yang melakukan kunjungan ke Ceria Group pada 19-21 Februari 2025. Tim Bank Mandiri mengapresiasi kesiapan operasional Smelter Merah Putih di Wolo, Kolaka. Kunjungan ini membuka peluang kolaborasi yang lebih erat antara kedua belah pihak.
Perwakilan Bank Mandiri mengamati berbagai aspek dari proyek tersebut, termasuk Smelter RKEF Line 1, area pertambangan, hingga fasilitas alat berat dan workshop. Kolaborasi strategis antara Ceria Group dan Bank Mandiri ini dinilai penting untuk mendukung pengembangan industri nikel serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi di Indonesia.
Harmonisasi antara Ceria Group dan Bank Mandiri, terutama melalui penyediaan alat berat oleh PT Ceria Jasa Tambang Pratama (CJTP), menunjukkan sinergi yang kuat dalam mencapai keberhasilan proyek-proyek ini.
"Dengan optimisme yang tinggi, kami berkomitmen untuk terus berkontribusi bagi kemajuan industri nikel serta perekonomian Indonesia secara keseluruhan," pungkas Yusram.
Melalui langkah-langkah strategis ini, diharapkan industri nikel Indonesia akan semakin maju dan memberikan dampak positif bagi ekonomi nasional. Dukungan perbankan nasional dalam pendanaan proyek hilirisasi nikel adalah salah satu kunci keberhasilan yang mungkin dicontoh oleh sektor-sektor lain dalam memperkuat perekonomian negara.