JAKARTA - Dalam dunia sepak bola, gelar "Raja Sepak Bola" menjadi sebutan yang sangat bergengsi. Namun, ketika legenda bola asal Brasil, Neymar, diminta untuk menobatkan siapa yang pantas menerima gelar tersebut, ia tidak menunjuk Lionel Messi, mantan rekan setimnya di Barcelona dan Paris Saint-Germain (PSG). Keputusan Neymar ini mungkin mengejutkan banyak penggemar bola, mengingat hubungan dekatnya dengan Messi selama bertahun-tahun.
Selama 16 tahun berkarier, Neymar telah berbagi lapangan dengan beberapa pemain terbaik dalam sejarah sepak bola, termasuk Luis Suarez, Kylian Mbappe, dan Ronaldinho. Namun, tak dapat disangkal bahwa salah satu rekan setim paling berpengaruh bagi Neymar adalah Lionel Messi. Keduanya telah bermain bersama dalam total 206 pertandingan, menciptakan banyak momen epik di lapangan hijau.
Meski demikian, Neymar tetap yakin dengan pilihannya ketika ditanya siapa yang layak dinobatkan sebagai raja sejati di dunia sepak bola. Dia dengan tegas menyatakan bahwa Pele, ikon sepak bola Brasil, adalah jawabannya. "Bukannya saya tidak ingin menjadi raja, namun bagi saya hanya ada satu raja dan itu adalah Pele," ungkap Neymar.
Keputusan Neymar untuk lebih memilih Pele dibanding Messi bisa dimengerti jika melihat latar belakang sejarah sepak bola Brasil. Pele dikenal sebagai salah satu bintang sepak bola terbesar yang membawa Brasil meraih tiga gelar Piala Dunia. Maka, tidak heran bila Neymar, yang tumbuh dengan menyaksikan rekaman momen-momen bersejarah Pele, memilih Sang Legenda sebagai raja sejatinya.
Tidak hanya tentang pilihannya tersebut, Neymar juga berbagi pemikiran tentang perjalanan kariernya. Dalam wawancara yang sama, pemain berusia 33 tahun itu mencurahkan rasa syukurnya meskipun harus menghadapi berbagai cedera yang melemahkan kariernya. "Banyak hal yang terjadi, saya mengalami banyak cedera yang sangat merugikan karier saya dan ya, Tuhan menginginkan hal itu," katanya. "Saya tidak punya alasan untuk bersedih, malah sebaliknya. Saya sangat bahagia dengan kisah dan hidup saya."
Lebih lanjut, Neymar menekankan bahwa meskipun tidak menyandang gelar sebagai raja sepak bola, ia senang dengan capaian yang telah diraih, baik dalam hal impian yang telah dicapai maupun kehidupan pribadinya yang diliputi rasa syukur. Dia menambahkan, "Saya mencapai hampir semua yang saya impikan, bahkan saya mencapai hal-hal yang tidak pernah saya impikan. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena telah mengubah hidup saya, keluarga dan teman-teman saya. Itu adalah hal yang paling penting bagi saya."
Pernyataan Neymar tersebut menimbulkan berbagai reaksi dari penggemar sepak bola dan lover sepak bola di seluruh dunia, terutama karena rivalitas besar antara Pele dan Maradona, yang juga kerap diadu dengan rivalitas antara Messi dan Ronaldo, duo yang dianggap sebagai penerus permusuhan ikonik antara Pele dan Diego Maradona.
Namun demikian, pilihan Neymar terhadap Pele tidak perlu dipertanyakan. Legenda Brasil yang dikenal sebagai salah satu atlet terhebat sepanjang masa ini memang menginspirasi banyak pemain sepak bola muda di Brasil, termasuk Neymar sendiri.
Di sisi lain, beberapa tahun belakangan, Neymar kerap mendapat julukan sebagai "pangeran yang tidak ingin menjadi raja" setelah keputusan kontroversialnya meninggalkan Barcelona untuk bergabung dengan PSG. Namun, apa pun julukan atau pandangan orang terhadap pilihan kariernya, Neymar tetap mengukuhkan dirinya sebagai salah satu pemain bola paling berbakat dan berpengaruh di generasinya.
Dalam banyak hal, pilihan Neymar untuk menempatkan Pele di singgasana raja sepak bola menegaskan penghormatannya terhadap sejarah dan idolanya sendiri. Dengan semua yang telah terjadi dalam kariernya, Neymar tetap fokus pada apa yang paling penting baginya: rasa syukur terhadap apa yang telah dicapai dalam hidup dan kariernya. Baginya, pengakuan dunia akan Pele sebagai ikon sepak bola adalah sesuatu yang natural dan wajar.