Dokter

Dokter: Menguak Pentingnya Speak Up untuk Kesehatan Mental

Dokter: Menguak Pentingnya Speak Up untuk Kesehatan Mental
Dokter: Menguak Pentingnya Speak Up untuk Kesehatan Mental

JAKARTA - Memendam masalah sendirian bukan hanya membahayakan kesehatan mental, tetapi juga kesehatan fisik. Fenomena ini banyak terjadi di masyarakat dan bisa berdampak serius jika tidak segera ditangani. Dokter Zaidul Akbar, dalam ceramah yang diunggah di akun Youtube-nya, menekankan pentingnya speak up atau mengutarakan perasaan sebagai salah satu cara efektif untuk mengurai permasalahan yang membebani pikiran dan tubuh.

"Kalau enggak speak up (mengutarakan perasaan), maka organ tubuh kita akan bereaksi. Kalau ada sesuatu yang enggak nyaman misalnya dalam rumah tangga, speak up, ngomong aja jangan pakai ilmu kebatinan. Tapi dengan adab, dengan baik dan santun, (speak up) itu obat," ungkap Zaidul dalam saluran Youtube dr. Zaidul Akbar Official pada tanggalJumat, 28 Februari 2025.

Dampak Negatif Memendam Masalah

Emosi dan masalah yang dipendam dapat memicu stres, depresi, bahkan gangguan kesehatan fisik seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, hingga penyakit jantung. Menurut Zaidul, banyak orang tidak menyadari bahwa memendam perasaan tidak hanya menyakiti jiwa, tetapi juga berdampak langsung pada kesehatan fisik mereka.

Tak hanya terkait masalah rumah tangga, speak up juga penting bagi para penyintas kekerasan seksual. Fenomena ini masih menjadi momok yang sulit dihadapi sebagian korban. Rasa takut, malu, dan ancaman dari pelaku seringkali membuat korban memilih berdiam diri.

Stigma dan Tantangan untuk Speak Up

Kriminolog Haniva Hasna, M.Krim, mengungkapkan bahwa stigma negatif masyarakat terhadap penyintas kekerasan seksual menjadi salah satu penghambat korban untuk speak up. "Pelecehan seksual dapat menyebabkan dehumanisasi, yakni perasaan rendah sebagai manusia. Rasa malu yang muncul membuat korban menyalahkan diri sendiri, misalnya mengapa tidak melawan atau mengapa bersedia diperlakukan seperti itu," ujar Haniva.

Menanggung semua beban sendirian justru dapat memperburuk kondisi mental dan memperpanjang trauma yang dialami korban. Naluri untuk menanggung semua beban sendiri menjadi kontraproduktif dan menjauhkan dirinya dari penyembuhan.

Speak Up Sebagai Solusi

Meski demikian, speak up adalah salah satu cara efektif yang dapat membantu penyintas mengatasi keterpurukannya. Pengalaman Amy Fitria, penyintas kekerasan seksual, menjadi bukti nyata manfaat dari speak up. Amy menceritakan kisahnya yang terjadi pada 13 Agustus 2019, di mana speak up menjadi jalan keluar dari jalan buntu yang ia hadapi selama ini.

"Butuh waktu lebih kurang satu tahun untuk aku mengumpulkan keyakinan hingga akhirnya speak up. Kala itu, aku tidak tahu harus minta bantuan ke mana lagi sementara pelaku masih bebas," ungkap Amy.

Keberanian Amy untuk speak up di media sosial dengan menyertakan foto pelaku yang tertangkap kamera pengintai ternyata membuahkan hasil. Dua hari setelah speak up, pelaku berhasil diringkus oleh polisi.

Dukungan dan Kesiapan untuk Speak Up

Speak up yang dilakukan Amy tidak hanya membantunya mendapat keadilan, tetapi juga dukungan dari masyarakat. "Ada netizen yang menghujat, tapi persentasenya kecil. 20 persen komentar negatif, 80 persen komentar positif," tambah Amy.

Namun, setiap orang memiliki waktu dan tempat yang berbeda untuk siap speak up. Amy mengingatkan agar speak up dilakukan sesuai dengan kenyamanan pribadi. "Saran aku, take your time, jangan merasa tertekan kalau ada orang lain yang speak up karena setiap orang punya kondisi yang berbeda. Bicara ketika sudah siap sesuai kenyamanan," tutup Amy.

Melalui cerita ini, diharapkan masyarakat lebih memahami betapa pentingnya berbicara dan mengungkapkan perasaan sebagai langkah penting untuk menjaga kesehatan mental dan fisik. Speak up, dengan demikian, bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan untuk kesejahteraan diri kita sendiri.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index