JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) secara resmi mengumumkan ekspansinya ke Korea Selatan dengan meluncurkan layanan remitansi yang dirancang khusus untuk Pekerja Migran Indonesia (PMI). Langkah ini merupakan bagian dari strategi BSI untuk memperkuat penetrasi layanan perbankan syariah di wilayah Asia, di mana terdapat lebih dari 60.000 PMI yang bekerja di Negeri Ginseng tersebut.
Menurut Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna, ekspansi layanan remitansi ini telah dimulai awal tahun ini dan sejauh ini telah menunjukkan hasil yang positif. "Langkah ini tak hanya untuk mendukung PMI, tetapi juga untuk menjajaki potensi pengembangan halal ekosistem di dalam dan luar negeri, salah satunya lewat bisnis remitansi," ujar Anton dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat, 28 Februari 2025.
BSI kini telah mengelola bisnis remitansi di total 13 negara, dengan Korea Selatan menjadi yang terbaru. Volume transaksi remitansi BSI mencapai Rp 10 triliun per Januari 2025, mencatat pertumbuhan tahunan (YoY) sebesar 42%. "Kinerja ini membuktikan bahwa transaksi remitansi terus menunjukkan peningkatan yang signifikan," ungkap Anton.
Sebagai bagian dari strategi untuk memperlancar operasional di Korea Selatan, BSI menjalin kemitraan strategis dengan Gmoney Trans. Kerja sama ini memungkinkan nasabah untuk membuka rekening BSI secara mudah melalui aplikasi GmoneyTrans. Ini tidak hanya menawarkan kemudahan bagi PMI di Korea Selatan, tetapi juga bagi pelajar Indonesia yang sedang menempuh studi di negara tersebut.
"Dengan kemitraan ini, nasabah di Korea Selatan dapat membuka rekening BSI tanpa perlu kembali ke Indonesia. Pelajar Indonesia yang akan berkuliah di Korea Selatan juga diwajibkan memiliki mutasi dana dari luar negeri ke rekening mereka di sana. Dengan layanan pengiriman uang yang lebih aman dan terpercaya, proses ini menjadi lebih lancar dan mudah diakses," lanjut Anton.
Lebih lanjut, Anton menjelaskan bahwa kolaborasi antara BSI dan GmoneyTrans ini tidak hanya meningkatkan aksesibilitas layanan, tetapi juga membantu dalam membangun ekosistem keuangan yang inklusif. "Tujuan kami adalah menciptakan ekosistem keuangan yang efisien dan inklusif sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia yang bekerja maupun belajar di luar negeri," tambah Anton.
BSI menilai bahwa kebutuhan akan layanan keuangan syariah semakin meningkat, terutama bagi masyarakat Indonesia yang berada di Korea Selatan. Oleh karena itu, BSI juga berencana untuk terus mengembangkan layanan serupa di negara-negara Asia lainnya, setelah sebelumnya berhasil memasuki pasar Malaysia, Singapura, Hong Kong, dan Jepang.
"Ekspansi ke negara-negara Asia lainnya sudah ada dalam radar kami. Kami berkomitmen untuk terus menjajaki peluang pengembangan layanan yang sesuai dengan prinsip syariah di seluruh Asia," kata Anton.
BSI menyadari bahwa pelayanan yang inovatif merupakan kunci untuk memenangkan hati pelanggan. Melalui pendekatan yang berfokus pada kebutuhan pelanggan, BSI berharap dapat memperluas pangsa pasarnya di berbagai negara yang memiliki potensi ekonomi signifikan.
Ke depan, BSI berencana untuk terus memperkuat upaya pemasaran serta inovasi layanan agar dapat menarik lebih banyak pengguna. Dengan sinergi yang tepat dan pemanfaatan teknologi, BSI berharap dapat terus tumbuh dan memberikan manfaat optimal bagi seluruh pemangku kepentingan, baik di dalam maupun luar negeri.
"Dengan semangat terus berinovasi dan memperluas akses, kami optimis bahwa BSI dapat berkontribusi secara nyata dalam meningkatkan inklusi keuangan di kawasan Asia, khususnya bagi komunitas PMI," tutup Anton.
Ekspansi ini membawa semangat baru bagi BSI yang berkomitmen pada pengembangan layanan perbankan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan finansial tetapi juga sesuai dengan prinsip syariah. Dengan hadirnya layanan remitansi yang lebih canggih dan inklusif, BSI berharap dapat menjadi pilihan utama bagi para Pekerja Migran Indonesia serta pelajar Indonesia yang berada di Korea Selatan.