JAKARTA - Boom Supersonic, perusahaan penerbangan inovatif, telah menetapkan pencapaian baru dengan pesawat eksperimental mereka, XB-1. XB-1 resmi mencatat sejarah sebagai pesawat sipil pertama yang dikembangkan secara independen di Amerika Serikat, yang mampu melampaui kecepatan suara. Dengan mencapai kecepatan Mach 1.1 atau sekitar 1.358 km/jam di atas Gurun Mojave, California, pesawat ini menandakan kembalinya era penerbangan supersonik setelah lebih dari dua dekade sejak pensiunnya Concorde pada 2003.
1. Pionir Pesawat Supersonik Swasta
Pesawat XB-1 menjadi sorotan dengan statusnya sebagai pesawat supersonik pertama yang dibangun secara independen oleh perusahaan swasta tanpa dukungan pemerintah. Sejak kelahiran Concorde yang legendaris, industri penerbangan supersonik telah didominasi oleh proyek besar milik negara. Namun, dengan inovasi Boom Supersonic, peluang baru untuk pengembangan pesawat sipil supercepat kini telah dibuka oleh sektor swasta.
Blake Scholl, CEO Boom Supersonic, menyatakan, "Keberhasilan ini menjadi tanda bahwa pesawat sipil supercepat kini bisa diciptakan oleh perusahaan swasta, bukan hanya proyek besar milik negara atau pabrikan raksasa."
2. Teknologi Aerodinamika dan Sistem Augmented Reality
Kecepatan luar biasa XB-1 tidak hanya mengandalkan mesin yang kuat tetapi juga teknologi canggih pada desain aerodinamikanya. Tidak seperti Concorde yang mengadopsi desain hidung lipat untuk membantu visibilitas pilot saat pendaratan, XB-1 dilengkapi dengan sistem penglihatan berbasis augmented reality. Teknologi ini lebih ringan dan menawarkan efisiensi tinggi dalam penerbangan.
Selain itu, Boom Supersonic menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD) untuk simulasi dan pengujian terowongan angin. "Kami dapat menjalankan ratusan uji terowongan angin dalam semalam dalam simulasi dengan biaya yang jauh lebih murah daripada biaya uji terowongan angin yang sesungguhnya," ungkap Scholl.
3. Landasan bagi Overture
XB-1 bukan hanya proyek sekali jalan, melainkan dasar bagi pesawat supersonik komersial mendatang bernama Overture. Direncanakan untuk membawa 64 hingga 80 penumpang dengan kecepatan Mach 1.7, Overture didesain memangkas waktu perjalanan hingga dua kali lipat dibandingkan pesawat komersial konvensional. Target peluncuran Overture adalah sebelum tahun 2030, dengan dukungan 130 pesanan dari maskapai ternama seperti American Airlines, United Airlines, dan Japan Airlines.
4. Bahan Bakar Berkelanjutan dan Material Ramah Lingkungan
Boom Supersonic menekankan pentingnya aspek lingkungan dalam setiap inovasi mereka. XB-1 serta Overture dirancang menggunakan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF). Overture dirancang dapat menggunakan hingga 100% bahan bakar SAF, sehingga mengurangi emisi karbon secara signifikan. Selain itu, penggunaan komposit serat karbon yang ringan dan tahan terhadap tekanan dibanding material aluminium, meningkatkan efisiensi bahan bakar sembari mengurangi dampak lingkungan.
5. Membangun Supersonik yang Lebih Tenang
Salah satu tantangan utama dalam penerbangan supersonik adalah sonic boom, gelombang suara yang dapat mengganggu daratan saat pesawat melebihi kecepatan suara. XB-1 telah menggunakan teknik peredam suara dalam uji coba untuk memastikan penerbangan yang tidak menimbulkan gangguan. Boom Supersonic tengah mengembangkan teknologi "Boomless Cruise," yang memprediksikan gelombang suara bisa dibiasakan ke atas atmosfer, membuatnya tidak terdengar dari permukaan bumi. Jika teknologi ini diterapkan pada Overture, larangan penerbangan supersonik di atas daratan rendah bisa dihapuskan.
Dengan terobosan teknologi yang diperkenalkan oleh XB-1, Boom Supersonic membuka pintu bagi masa depan di mana penerbangan antar benua bisa dilakukan hanya dalam hitungan jam. Jika visi ini menjadi kenyataan, penerbangan supercepat bisa menjadi bagian dari transportasi umum harian. Scholl percaya, "Era baru penerbangan supersonik lebih dekat dari yang kita pikirkan selama ini."
Bayangkan perjalanan dari Jakarta ke Bali yang sekarang bisa ditempuh kurang dari 30 menit dengan pesawat supersonik generasi baru ini. Mungkinkah supersonik menjadi standar masa depan untuk mobilitas global? Jika Boom Supersonic berhasil mengatasi tantangan teknologi saat ini, jawabannya mungkin tidak jauh lagi.