JAKARTA – PT PLN (Persero) menghadapi tantangan besar dalam menjaga stabilitas pasokan listrik di tengah cuaca ekstrem yang melanda berbagai wilayah Indonesia. Sebagai penyedia listrik utama dari Sabang hingga Merauke, jaringan distribusi PLN rentan terhadap gangguan akibat kondisi alam yang tidak menentu.
Direktur Distribusi PLN, Adi Priyanto, mengungkapkan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memantau kondisi cuaca dan mengantisipasi potensi gangguan pada sistem kelistrikan nasional.
"Kami dalam hal ini bekerja sama dengan BMKG yang secara terus-menerus memberikan informasi cuaca, ramalan cuaca yang nantinya menjadi acuan kami dalam pengamanan kelistrikan," ujar Adi dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis, 20 Maret 2025.
Selain itu, PLN juga bersinergi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di berbagai wilayah untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi dampak cuaca ekstrem terhadap jaringan listrik.
Tantangan Akibat Cuaca Ekstrem
Cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir telah menyebabkan sejumlah gangguan listrik di berbagai daerah. Salah satu insiden besar terjadi di Cianjur, di mana 12 titik longsor mengakibatkan jaringan listrik PLN tertimpa material longsoran.
"Di Cianjur ada 12 titik longsor yang menimpa jaringan kami. Kami langsung bergerak cepat dengan menyewa beberapa crane untuk mempercepat pemulihan listrik, karena kejadian ini sangat menguras tenaga unit setempat," jelas Adi.
Tidak hanya longsor, bencana gempa bumi di Sumatera Utara juga menyebabkan gangguan suplai listrik. PLN terus berupaya memulihkan jaringan yang mengalami kerusakan, termasuk tiang listrik yang miring atau roboh akibat guncangan gempa.
"Beberapa jaringan kita terganggu di situ, ada yang miring dan ada yang roboh. Kami bekerja sama dengan BPBD setempat untuk segera memulihkan suplai kelistrikan karena dampaknya bisa meluas hingga puluhan kilometer ke belakang," tambahnya.
Strategi Pengamanan Jaringan Listrik
Sebagai langkah antisipasi menghadapi cuaca ekstrem, PLN telah melakukan berbagai upaya, termasuk inspeksi menyeluruh terhadap saluran udara tegangan tinggi (SUTT). Inspeksi ini bertujuan untuk memastikan kebersihan jalur distribusi listrik atau yang dikenal dengan istilah Right of Way (ROW).
"Sebulan yang lalu, kami sudah melakukan inspeksi menyeluruh di saluran udara tegangan tinggi untuk memastikan kebersihan jalur distribusi ROW. Ini penting untuk mengurangi risiko gangguan akibat pohon tumbang atau benda asing yang menyentuh jaringan listrik," ungkap Adi.
Meski demikian, ada beberapa hal yang sulit diprediksi, seperti kerusakan peralatan secara mendadak yang menyebabkan gangguan listrik tanpa tanda-tanda sebelumnya.
"Yang sulit dideteksi langsung adalah adanya kerusakan peralatan. Tiba-tiba bisa terjadi flashover (loncatan listrik) yang sulit diantisipasi. Tapi kami terus melakukan pengecekan sistem untuk meminimalkan risiko gangguan," tambahnya.
Peran Masyarakat dalam Keamanan Kelistrikan
PLN juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga keamanan jaringan listrik, terutama terkait dengan pohon tumbang yang bisa mengganggu distribusi listrik.
Adi mengimbau agar masyarakat tidak melakukan penebangan pohon secara mandiri di dekat jaringan listrik, karena hal ini dapat berisiko tinggi. Sebagai gantinya, PLN meminta agar informasi terkait potensi gangguan jaringan listrik segera dilaporkan ke pihak PLN.
"Jangan melakukan penebangan sendiri karena itu berbahaya. Ada teknis khusus dalam penebangan pohon di dekat jaringan listrik. Kami harapkan masyarakat bisa segera melaporkan jika ada pohon atau benda lain yang berpotensi mengganggu jaringan PLN," tegasnya.
Dengan jaringan listrik yang tersebar hingga ke pelosok desa dan hutan, PLN terus berupaya meningkatkan kesiapan dalam menghadapi tantangan cuaca ekstrem. Sinergi antara PLN, BMKG, BPBD, serta partisipasi masyarakat diharapkan dapat menjaga keandalan pasokan listrik di seluruh Indonesia.