Bank

Bank Digital Tangkap Peluang Peningkatan Deposito di Tengah Pelemahan IHSG

Bank Digital Tangkap Peluang Peningkatan Deposito di Tengah Pelemahan IHSG

JAKARTA- Industri perbankan digital semakin agresif dalam menawarkan produk deposito sebagai respons terhadap anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa waktu terakhir. Dengan imbal hasil yang lebih kompetitif dibandingkan suku bunga deposito di bank konvensional, bank digital melihat peluang besar dalam menarik minat nasabah yang mencari instrumen investasi yang lebih stabil di tengah gejolak pasar modal.

Sejak awal tahun, IHSG telah mengalami koreksi signifikan. Pada akhir sesi pertama perdagangan Jumat 21 Maret 2025, indeks berada di level 6.245, mencatatkan penurunan sekitar 11,95 persen dari posisi awal tahun. Sentimen negatif di pasar saham ini mendorong investor untuk mengalihkan dananya ke instrumen yang lebih aman, salah satunya deposito bank digital yang menawarkan bunga simpanan lebih tinggi.

Deposito Digital Tawarkan Imbal Hasil Lebih Menarik

Di tengah fluktuasi pasar saham, banyak bank digital menawarkan produk deposito dengan bunga yang lebih menarik dibandingkan bank konvensional. Mayoritas bank digital memberikan bunga simpanan minimal 5 persen per tahun, jauh di atas rata-rata bunga deposito bank umum yang berkisar antara 2 hingga 4 persen.

“Dengan volatilitas pasar saham yang tinggi, kami melihat tren peningkatan minat masyarakat terhadap produk deposito digital. Hal ini disebabkan oleh faktor keamanan dan imbal hasil yang lebih stabil,” ujar seorang analis perbankan digital yang tidak ingin disebutkan namanya.

Menurut data yang dihimpun, beberapa bank digital bahkan menawarkan suku bunga deposito hingga 6-7 persen untuk tenor tertentu, terutama bagi nasabah baru atau yang bersedia menyimpan dana dalam jangka waktu lebih lama. Faktor ini menjadi daya tarik utama bagi masyarakat yang mencari alternatif investasi berisiko rendah dengan return yang tetap.

Pergeseran Minat Investor ke Instrumen yang Lebih Stabil

Penurunan IHSG dalam beberapa bulan terakhir mencerminkan kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, serta adanya kekhawatiran investor terhadap dinamika global dan kebijakan suku bunga The Fed. Kondisi ini mendorong para investor, terutama yang lebih konservatif, untuk mengalihkan aset mereka dari saham ke deposito dan instrumen investasi berisiko rendah lainnya.

“Dalam kondisi seperti ini, banyak investor ritel yang memilih menarik dana mereka dari saham dan memasukkannya ke deposito digital karena lebih aman dan menawarkan bunga menarik,” ungkap ekonom dari Institute for Economic Studies, Anton Wijaya.

Selain itu, fleksibilitas yang ditawarkan bank digital menjadi faktor lain yang menarik bagi para nasabah. Berbeda dengan bank konvensional, deposito digital dapat dibuka dengan jumlah dana yang relatif kecil dan prosesnya bisa dilakukan sepenuhnya melalui aplikasi tanpa perlu datang ke kantor cabang.

Tantangan dan Prospek Perbankan Digital di Masa Depan

Meski peluang peningkatan deposito digital terbuka lebar, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh industri perbankan digital. Salah satunya adalah persaingan dengan bank konvensional yang mulai menyesuaikan strategi mereka dengan menawarkan bunga deposito yang lebih kompetitif. Selain itu, faktor keamanan siber juga menjadi perhatian utama, mengingat perbankan digital sangat bergantung pada teknologi dan transaksi online.

Di sisi lain, prospek bank digital tetap cerah mengingat tren digitalisasi dan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap layanan keuangan berbasis teknologi. Dengan strategi pemasaran yang agresif dan inovasi produk yang terus berkembang, bank digital diprediksi akan semakin mendominasi industri perbankan, terutama di segmen deposito dan produk investasi lainnya.

“Ke depan, bank digital harus terus meningkatkan kepercayaan masyarakat dengan menghadirkan layanan yang aman, mudah, dan menguntungkan. Jika tren pertumbuhan ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin bank digital akan menjadi pilihan utama dalam hal penyimpanan dana dan investasi jangka pendek,” pungkas Anton Wijaya.

Dengan meningkatnya permintaan terhadap produk deposito digital, industri perbankan digital diperkirakan akan terus berkembang dan menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang mencari instrumen keuangan yang lebih stabil di tengah ketidakpastian pasar modal. Tren ini sekaligus menunjukkan bahwa perbankan digital bukan sekadar alternatif, melainkan masa depan industri keuangan di Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index