Minyak

Harga Minyak Dunia Naik Tipis, Pasar Merespons Positif Pengecualian Tarif AS dan Lonjakan Impor China

Harga Minyak Dunia Naik Tipis, Pasar Merespons Positif Pengecualian Tarif AS dan Lonjakan Impor China
Harga Minyak Dunia Naik Tipis, Pasar Merespons Positif Pengecualian Tarif AS dan Lonjakan Impor China

JAKARTA  – Harga minyak dunia mencatat kenaikan tipis pada perdagangan awal pekan ini, didorong oleh kebijakan terbaru Pemerintah Amerika Serikat yang memberikan pengecualian tarif terhadap sejumlah barang elektronik, serta melonjaknya impor minyak mentah oleh China.

Mengutip laporan dari Reuters, harga minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman bulan depan ditutup naik 0,2% atau 12 sen menjadi US$64,88 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga mengalami penguatan tipis sebesar 3 sen ke posisi US$61,53 per barel.

Kenaikan ini terjadi di tengah ketidakpastian pasar akibat eskalasi perang dagang antara dua raksasa ekonomi dunia, yakni Amerika Serikat dan China. Kebijakan terbaru Presiden AS Donald Trump yang mengecualikan tarif atas ponsel, komputer, dan sejumlah barang elektronik lainnya yang mayoritas diimpor dari China dinilai sebagai angin segar sementara bagi pasar energi global.

Pengecualian Tarif AS, Sentimen Positif Sementara

Langkah pengecualian tarif ini diumumkan oleh pemerintahan Trump dan langsung memberikan dampak psikologis positif bagi pelaku pasar. Kebijakan ini dianggap sebagai upaya pemerintah AS untuk meredam ketegangan perdagangan yang berkepanjangan.

Meski demikian, ketidakpastian masih menyelimuti prospek jangka menengah pasar energi. Trump menyatakan bahwa pihaknya akan segera mengumumkan tarif baru terhadap produk semikonduktor impor. Pernyataan ini kembali menimbulkan kekhawatiran bahwa tensi perang dagang justru akan kembali meningkat dalam waktu dekat.

"Ini menjadi langkah terbaru dalam serangkaian kebijakan tarif yang berubah-ubah, dan jelas menimbulkan ketidakpastian di kalangan investor serta pelaku usaha," ujar analis energi dari Reuters.

China Catat Lonjakan Impor Minyak Mentah

Selain sentimen dari AS, data resmi dari China turut mendorong pergerakan harga minyak. Negara dengan konsumsi energi terbesar kedua di dunia itu mencatat lonjakan impor minyak mentah hampir 5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Peningkatan signifikan ini dipicu oleh meningkatnya pasokan dari Iran dan pulihnya distribusi dari Rusia, setelah sebelumnya sempat terganggu akibat sanksi dan konflik geopolitik.

“Masuknya pasokan dari Iran yang sebelumnya tertahan, serta pemulihan pengiriman dari Rusia, menjadi faktor utama naiknya impor minyak China bulan lalu,” sebut laporan tersebut.

Harga Masih Tertekan Sejak Awal Bulan

Meski mencatat kenaikan, tren harga minyak sejak awal April 2025 masih menunjukkan tekanan. Harga minyak, baik Brent maupun WTI, telah terkoreksi sekitar US$10 per barel selama dua pekan terakhir. Tekanan datang dari berbagai faktor, terutama kekhawatiran terhadap permintaan global yang melemah.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam laporan bulanan terbarunya memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global pada 2025. OPEC memperkirakan permintaan hanya naik sebesar 1,3 juta barel per hari (bph), turun 150 ribu bph dari estimasi sebelumnya.

"Pemangkasan proyeksi permintaan oleh OPEC menegaskan ketidakpastian pasar akibat perang dagang dan berbagai tekanan lainnya," ujar John Kilduff, mitra di perusahaan riset energi Again Capital.

Sentimen Campuran di Pasar Global

Secara keseluruhan, pergerakan harga minyak saat ini dipengaruhi oleh sentimen campuran. Di satu sisi, terdapat dorongan dari stimulus kebijakan perdagangan AS dan permintaan China. Namun di sisi lain, tekanan datang dari kekhawatiran perlambatan ekonomi global akibat eskalasi perang dagang.

Selain itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan ancaman AS untuk menghentikan ekspor minyak Iran juga terus membayangi pasar energi global.

Dalam kondisi seperti ini, pelaku pasar energi diminta untuk tetap waspada terhadap volatilitas tinggi dan mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat memicu fluktuasi harga lebih lanjut.

Meski mencatat kenaikan tipis, harga minyak global masih belum menunjukkan arah yang jelas. Pasar tetap sensitif terhadap kebijakan perdagangan dan data makroekonomi dari negara-negara besar seperti AS dan China. Sementara itu, keputusan-keputusan dari OPEC dan perkembangan geopolitik akan menjadi penentu penting dalam tren harga minyak beberapa bulan ke depan.

Dengan banyaknya faktor yang berperan, baik dari sisi permintaan maupun suplai, harga minyak mentah dunia diprediksi akan tetap fluktuatif hingga situasi ekonomi dan perdagangan global lebih stabil.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index