ESDM

Kementerian ESDM Targetkan Tambahan 5,2 GW PLTP hingga 2035, Siap Salip Amerika

Kementerian ESDM Targetkan Tambahan 5,2 GW PLTP hingga 2035, Siap Salip Amerika
Kementerian ESDM Targetkan Tambahan 5,2 GW PLTP hingga 2035, Siap Salip Amerika

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia menargetkan penambahan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sebesar 5,2 gigawatt (GW) dalam kurun waktu sepuluh tahun ke depan, yaitu hingga tahun 2035. Target ambisius ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta.

Potensi Panas Bumi Indonesia

Indonesia memiliki potensi sumber daya panas bumi yang sangat besar, diperkirakan mencapai 23,74 GW yang tersebar di 368 lokasi di seluruh nusantara. Hingga akhir tahun 2024, kapasitas terpasang PLTP di Indonesia baru mencapai 2,68 GW. Dengan demikian, terdapat peluang signifikan untuk mengembangkan potensi panas bumi menjadi sumber energi yang lebih besar.

Eniya Listiani Dewi menjelaskan, "Di RUPTL yang baru nanti, ada tambahan dari panas bumi sekitar 10 tahun itu, 5,2 GW." Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memanfaatkan potensi panas bumi sebagai bagian dari transisi energi menuju sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Target Lima Tahun ke Depan

Dalam jangka waktu lima tahun ke depan, pemerintah menargetkan penambahan kapasitas PLTP sebesar 1,1 GW. Target ini bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kapasitas PLTP terpasang terbesar di dunia, mengalahkan Amerika Serikat yang saat ini menempati posisi teratas dengan kapasitas sekitar 3,7 GW.

Eniya menambahkan, "Mudah-mudahan kita bisa menyalip di tikungan," merujuk pada peluang Indonesia untuk melampaui Amerika Serikat dalam pengembangan PLTP. Ia juga mencatat bahwa Presiden AS Donald Trump sedang mengalihkan fokus energi negara tersebut dari energi terbarukan ke penggunaan batu bara, yang dapat membuka peluang bagi Indonesia untuk memimpin dalam sektor energi panas bumi.

Fokus pada Wilayah Timur Indonesia

Pemerintah juga menyoroti potensi pengembangan PLTP di wilayah timur Indonesia, khususnya di Provinsi Maluku. Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa Provinsi Maluku memiliki potensi panas bumi sebesar 40 MW yang perlu segera dibangun. "Itu (potensi panas bumi di Ambon) sudah kami masukkan dalam rancangan RUPTL 2025-2034," jelas Bahlil.

Pengembangan PLTP di wilayah timur Indonesia diharapkan dapat mempercepat pemerataan pembangunan dan meningkatkan ketahanan energi di daerah-daerah tersebut.

Investasi dan Infrastruktur Pendukung

Untuk merealisasikan target penambahan kapasitas PLTP tersebut, diperlukan investasi yang signifikan. Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, dalam acara Electricity Connect 2024 di Jakarta, menyatakan bahwa pembangunan pembangkit listrik baru dengan porsi energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 47 GW dalam satu dekade ke depan akan membutuhkan investasi sekitar Rp600 triliun. Selain itu, pembangunan saluran transmisi sepanjang 50.000 kilometer, termasuk tegangan ekstra tinggi 500 kilowatt (kW) sepanjang 10.000 kilometer, diperkirakan memerlukan investasi sekitar Rp400 triliun.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu, menambahkan bahwa pemerintah telah membahas secara intens dengan PT PLN (Persero) untuk menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dalam satu dekade ke depan. "Kita butuh Rp400 triliun untuk transmisi dan gardu induknya. Jadi akan kita petakan mana yang prioritas," katanya. 

Dengan potensi sumber daya panas bumi yang melimpah dan komitmen pemerintah untuk mengembangkan sektor energi terbarukan, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin global dalam pengembangan PLTP. Namun, pencapaian target tersebut memerlukan investasi yang signifikan, pengembangan infrastruktur yang memadai, serta kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Keberhasilan dalam mengembangkan PLTP tidak hanya akan meningkatkan ketahanan energi nasional, tetapi juga berkontribusi pada upaya global untuk mengurangi emisi karbon dan mengatasi perubahan iklim.

Dengan langkah-langkah strategis dan komitmen yang kuat, Indonesia dapat mewujudkan visi menjadi negara dengan kapasitas PLTP terpasang terbesar di dunia, sekaligus mempercepat transisi energi menuju masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index