JAKARTA - PT Adhi Karya (Persero) Tbk, salah satu perusahaan konstruksi terkemuka di Indonesia, berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 252 miliar pada tahun 2024. Capaian ini menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 18 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, meskipun pendapatan usaha mengalami penurunan. Hal ini menandakan adanya strategi bisnis yang efektif dalam mempertahankan profitabilitas meski dalam situasi yang penuh tantangan.
Penyebab Peningkatan Laba Bersih
Meskipun pendapatan usaha perusahaan menurun, laba bersih Adhi Karya tetap menunjukkan kinerja yang positif. Pendapatan usaha perusahaan tercatat Rp 13,35 triliun, sebuah penurunan yang signifikan dibandingkan dengan tahun 2023 yang mencapai Rp 20,07 triliun. Penurunan ini dipengaruhi oleh perubahan strategi perusahaan dalam hal portofolio proyek, terutama terkait dengan peningkatan porsi proyek Joint Operation (JO).
"Penurunan pendapatan usaha ini lebih disebabkan oleh reprofiling portofolio proyek. Kami mengubah porsi kontribusi proyek JO yang pada tahun 2023 hanya 26 persen menjadi 48 persen pada 2024," ujar Direktur Keuangan Adhi Karya, yang dikutip dari laman Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut peraturan akuntansi, pendapatan dari proyek JO tidak tercatat dalam laporan keuangan perusahaan dalam bentuk pendapatan, melainkan hanya dicatat sebagai laba dari proyek tersebut.
Namun, meski pendapatan usaha menurun, laba yang diperoleh dari proyek-proyek JO justru mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Laba JO Adhi Karya tumbuh 81,4 persen dari Rp 487,7 miliar pada 2023 menjadi Rp 884,7 miliar pada 2024. Beberapa proyek yang berkontribusi besar terhadap kenaikan laba ini antara lain proyek MRT CP-02, Tol Jakarta-Cikampek II Selatan, dan Tol IKN seksi 3A-2.
Optimalkan Biaya di Proyek
Selain kenaikan laba dari proyek JO, perusahaan juga berhasil meningkatkan margin laba kotor mereka menjadi 12 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Adhi Karya berhasil mengelola biaya proyek dengan lebih efisien, yang berkontribusi pada peningkatan profitabilitas. Peningkatan margin laba kotor ini menjadi bukti bahwa perusahaan telah berhasil mengoptimalkan operasionalnya dan mengurangi pemborosan biaya di level proyek.
Peningkatan Kinerja Keuangan
Dari sisi neraca, total liabilitas Adhi Karya terjaga dengan baik, tercatat sebesar Rp 25,4 triliun pada Desember 2024, yang menurun 19 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Salah satu langkah penting yang dilakukan perusahaan adalah pelunasan seluruh obligasi yang jatuh tempo pada tahun 2024, yang turut berkontribusi pada penurunan liabilitas.
Seiring dengan penurunan liabilitas, ekuitas perusahaan juga mengalami peningkatan sebesar 5 persen pada 2024, mencapai Rp 9,7 triliun. Peningkatan ekuitas ini, bersama dengan penurunan liabilitas, menunjukkan adanya perbaikan dalam struktur modal Adhi Karya. Dalam hal ini, Debt Equity Ratio (DER) total menurun menjadi 2,62 kali, dari sebelumnya yang tercatat sebesar 3,39 kali. Hal ini menunjukkan bahwa Adhi Karya semakin efisien dalam menggunakan utang untuk mendukung pertumbuhannya. Sementara itu, DER pada Interest Bearing Debt juga menunjukkan perbaikan, turun dari 1,31 kali pada tahun sebelumnya menjadi 0,92 kali pada 2024, yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.
Arus Kas Positif yang Menggembirakan
Pada sisi arus kas, Adhi Karya mencatatkan pertumbuhan arus kas operasi yang luar biasa, yaitu sebesar 187 persen. Arus kas operasi yang positif ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan efisiensi operasionalnya, serta mampu menghasilkan dana yang cukup untuk mendukung kegiatan operasional dan investasi perusahaan. Sejak 2018, Adhi Karya konsisten mencatatkan arus kas operasi yang positif, sebuah prestasi yang menunjukkan soliditas keuangan perusahaan.
Proyek-Poyek Strategis Mendukung Pertumbuhan Laba
Laba bersih Adhi Karya pada 2024 didorong oleh keberhasilan proyek-proyek besar yang sedang berjalan, seperti proyek tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo, Pabrik PUSRI III-B di Palembang, dan Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang. Proyek-proyek ini tidak hanya memberikan kontribusi finansial yang signifikan tetapi juga turut memperkuat reputasi Adhi Karya sebagai kontraktor nasional yang berpengalaman dalam menangani proyek infrastruktur berskala besar.
Prospek Masa Depan Adhi Karya
Meskipun menghadapi tantangan di sektor pendapatan, Adhi Karya menunjukkan potensi pertumbuhan yang baik di masa depan. Perusahaan ini terus berfokus pada ekspansi proyek-proyek infrastruktur, dengan pendekatan yang lebih mengutamakan proyek JO, yang memberi mereka fleksibilitas lebih dalam manajemen keuangan.
Secara keseluruhan, meski ada penurunan dalam pendapatan usaha, kinerja laba dan pengelolaan keuangan Adhi Karya menunjukkan prospek yang positif. Perusahaan telah berhasil mengoptimalkan struktur biaya dan utang, serta menunjukkan kapasitas untuk menghasilkan arus kas positif. Hal ini menjadi modal yang baik bagi Adhi Karya untuk terus berkembang dalam menghadapi tantangan pasar di masa depan.
Dengan laba bersih yang tumbuh 18 persen meskipun pendapatan usaha menurun, PT Adhi Karya (Persero) Tbk menunjukkan kinerja keuangan yang solid dan manajerial yang efisien. Fokus perusahaan pada pengelolaan proyek-proyek besar, optimisasi biaya, dan pengelolaan struktur keuangan yang baik menjadi kunci kesuksesan mereka. Seiring dengan pertumbuhan laba dari proyek-proyek Joint Operation dan efisiensi dalam arus kas, Adhi Karya tetap menjadi pemain utama di industri konstruksi dan infrastruktur Indonesia, siap menghadapi tantangan ekonomi yang ada.