JAKARTA - Para petani semangka di wilayah pesisir Banten mendapatkan angin segar setelah menerima bantuan sarana produksi dan alat mesin pertanian (alsintan) dari pemerintah daerah. Bantuan ini menjadi bagian dari program penguatan ketahanan pangan melalui budidaya hortikultura, sekaligus mendorong peningkatan ekonomi petani lokal.
Penyerahan bantuan secara simbolis dilakukan dalam kegiatan tanam perdana semangka yang dipimpin langsung oleh Bupati setempat di Kecamatan Mauk. Kegiatan ini menjadi titik awal dari program budidaya semangka yang akan digelar secara masif di beberapa kecamatan.
Budidaya Hortikultura Sasar 10 Hektare Lahan Produktif
Program ini mencakup total luas lahan sebesar 10 hektare, dengan sebaran lima hektare di Kecamatan Mauk, tiga hektare di Kecamatan Kemiri, serta masing-masing satu hektare di Kronjo dan Teluknaga. Target utama program ini adalah membangkitkan potensi hortikultura lokal, khususnya tanaman semangka, agar dapat memberikan kontribusi nyata terhadap sektor pertanian dan ketahanan pangan.
Jenis bantuan yang diberikan meliputi benih semangka unggul, pupuk kimia (NPK dan urea), pupuk organik, mulsa plastik, pompa air, serta dua unit kultivator untuk mendukung pengolahan lahan. Bantuan ini disalurkan langsung kepada kelompok tani terpilih yang menjadi bagian dari program.
Peran Pemerintah dalam Penguatan Ketahanan Pangan
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP), Asep Jatnika Sutrisno, menjelaskan bahwa program ini adalah bentuk konkret dukungan pemerintah terhadap visi nasional dalam menciptakan ketahanan pangan yang tangguh. Ia menegaskan pentingnya peran pemerintah daerah dalam mendampingi petani di lapangan.
“Tanpa intervensi dari pemerintah daerah, keberhasilan program pangan tidak akan maksimal. Makanya, kami hadir mendampingi petani bersama stakeholder lainnya agar pertanian tetap kuat dan menjadi tulang punggung ekonomi daerah,” ujar Asep.
Ia juga menambahkan bahwa kehadiran pemerintah tidak sebatas memberi bantuan, melainkan mencakup pelatihan teknis, bimbingan pengelolaan hasil panen, dan akses ke pasar yang lebih luas.
Petani Sambut Bantuan dengan Antusias
Kebijakan ini disambut antusias oleh para petani penerima manfaat. Salah satu di antaranya adalah Sape’i, petani semangka dari Desa Tanjung Anom, yang merasa sangat terbantu dengan adanya bantuan ini.
“Alhamdulillah saya dapat sokongan sarana produksi pertanian. Bantuan berupa mesin traktor, kultivator, pupuk, bibit, mulsa, NPK, urea dan pupuk organik. Harapan saya, apa yang didapat akan saya manfaatkan semaksimal mungkin supaya hasil tanam semangka bisa bagus. Mudah-mudahan nanti Pak Bupati bisa hadir kembali saat panen,” ucapnya.
Sape’i juga berharap program ini bisa berlanjut di masa mendatang dan menjadi sumber pendapatan tetap bagi petani kecil di wilayahnya.
Potensi Ekonomi Tani Semangka Tembus Miliaran
Secara ekonomi, program ini diyakini mampu memberikan dampak signifikan. Berdasarkan analisis usaha tani, satu hektare lahan semangka bisa menghasilkan sekitar 6.000 buah dengan berat rata-rata 7 kg per buah. Jika dijual dengan harga Rp4.000 per kg, maka omzet per hektare bisa mencapai Rp168 juta.
Dengan total 10 hektare lahan, potensi perputaran ekonomi bisa menembus Rp1,68 miliar dalam satu musim tanam. Ini tentu menjadi peluang besar bagi peningkatan kesejahteraan petani dan roda ekonomi desa.
“Kami harap petani dapat menggunakan hasil panennya untuk melanjutkan usaha tani secara mandiri. Program ini harus terus bergulir dan berkembang, agar semakin berdampak besar bagi kesejahteraan petani,” tambah Asep.
Langkah Strategis Menuju Pertanian Berkelanjutan
Program budidaya semangka ini menjadi langkah awal menuju penguatan pertanian berkelanjutan dan berdaya saing tinggi. Pemerintah daerah menegaskan komitmennya untuk terus mendorong pertumbuhan sektor pertanian yang produktif dan adaptif terhadap perubahan zaman.
Selain aspek teknis dan bantuan produksi, strategi jangka panjang juga mencakup pemberdayaan kelompok tani, peningkatan kapasitas SDM pertanian, dan integrasi digitalisasi dalam tata kelola pertanian.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, petani, dan masyarakat, program ini diharapkan mampu menciptakan pertanian yang tak hanya bertahan, tapi juga berkembang dan menjadi motor ekonomi daerah.