JAKARTA — Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) mengungkapkan bahwa PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berpotensi menjadi mitra penyalur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Langkah ini menjadi bagian dari strategi pemerintah dalam memperluas akses perumahan layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho, menyampaikan bahwa BCA saat ini tengah dijajaki untuk bergabung sebagai salah satu mitra bank penyalur KPR subsidi. Hal tersebut terungkap usai pertemuan pihak BP Tapera dengan jajaran pimpinan BCA, termasuk Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja.
“BP Tapera diperkenalkan dengan salah satu pimpinan bank swasta terbesar nasional, yaitu BCA. Dan tadi kita sudah bicara dengan Pak Jahja, kemungkinan untuk perluasan mitra bank penyalur BP Tapera untuk menyalurkan KPR subsidi akan dibuka opsi juga dengan BCA,” ujar Heru dalam konferensi pers di Kantor Kementerian PUPR, Wisma Mandiri 2.
Fokus pada Hunian dengan Ekosistem Ekonomi Terpadu
Lebih lanjut, Heru menjelaskan bahwa dalam rencana kerja sama ini, BCA akan memprioritaskan penyaluran KPR subsidi di wilayah hunian yang sudah memiliki ekosistem ekonomi yang baik dan mendukung konsep one-stop living. Artinya, rumah subsidi tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga berada di lingkungan yang sudah tersedia fasilitas pendidikan, kesehatan, pasar, dan sarana penunjang kehidupan lainnya.
“Konsepnya nanti mix dalam satu kompleks. Dan memang harus one-stop living, ada sekolah, ada pasar, ada sarana kesehatan dan sebagainya. Nanti pengembang besar bisa direkomendasi oleh Pak Jahja untuk berapa persen berkontribusi dalam memanfaatkan rumah subsidi dalam satu hamparan tersebut,” jelas Heru.
Kerja sama ini dinilai akan semakin memperkuat ekosistem pembiayaan rumah subsidi yang selama ini didominasi oleh bank-bank BUMN dan bank pembangunan daerah (BPD). Masuknya BCA, bank swasta terbesar di Indonesia, berpotensi memperluas jangkauan distribusi KPR subsidi dan mempercepat pemenuhan target pembangunan rumah rakyat.
Target 220 Ribu Unit Rumah di 2025
Untuk tahun 2025, BP Tapera ditargetkan menyalurkan dana KPR FLPP sebesar Rp 28,2 triliun yang akan digunakan untuk membiayai pembangunan dan pembelian sekitar 220.000 unit rumah subsidi. Program ini menjadi bagian dari misi pemerintah dalam mendukung kepemilikan rumah bagi MBR yang selama ini kesulitan mengakses pembiayaan perumahan komersial.
Saat ini, BP Tapera telah bermitra dengan sekitar 7 bank nasional dan 32 BPD, baik konvensional maupun syariah, untuk menyalurkan FLPP. Bank-bank ini memiliki tanggung jawab menyalurkan kredit murah kepada MBR dengan bunga rendah dan tenor panjang, yang didukung oleh subsidi pemerintah.
Daftar Lengkap Bank Penyalur FLPP 2025
Berikut adalah daftar 39 bank penyalur FLPP yang telah ditetapkan untuk tahun 2025:
BPD Nagari dan BPD Nagari Syariah
BPD Kalimantan Barat dan Syariah
BPD Nusa Tenggara Barat Syariah
BPD Aceh Syariah
BPD Kalimantan Tengah
BPD Kalimantan Timur dan Utara
BPD Riau Kepri Syariah
BPD Jawa Tengah dan Syariah
BPD Nusa Tenggara Timur
BPD Jawa Timur dan Syariah
BPD Daerah Istimewa Yogyakarta
Bank Mega Syariah
BPD Sulawesi Tengah
BPD Papua
BPD Bengkulu
BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung serta versi Syariah
Bank BRI
Bank BNI
Bank Mandiri
Bank BSI
Bank BJB dan BJB Syariah
Bank BTN dan BTN Syariah
BPD Jambi dan Jambi Syariah
BPD Sulselbar dan Syariah
BPD DKI Jakarta dan Syariah
BPD Kalimantan Selatan dan Syariah
BPD Sumatera Utara dan Syariah
Masuknya BCA ke dalam daftar tersebut akan menjadi tonggak penting dalam pelibatan sektor perbankan swasta dalam program perumahan nasional.
Dorongan Akses Perumahan yang Lebih Merata
Dengan jumlah MBR yang masih tinggi dan kebutuhan rumah yang terus meningkat, keterlibatan sektor swasta seperti BCA diharapkan dapat mempercepat penyaluran dan memperluas akses masyarakat terhadap hunian yang layak dan terjangkau.
Langkah BP Tapera membuka peluang kolaborasi dengan BCA merupakan bagian dari upaya memperkuat ekosistem pembiayaan yang inklusif, sejalan dengan visi pemerintah dalam mewujudkan Indonesia tanpa backlog perumahan.