JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melalui Kantor Perwakilan BI Kediri resmi meluncurkan program Sekolah Peduli Inflasi (SPI) tahun 2025 di Kota Madiun. Acara peluncuran atau kick off program ini diselenggarakan dan diikuti oleh 28 sekolah tingkat SMP dan MTs. Program tersebut menjadi kolaborasi strategis antara Bank Indonesia dan Pemerintah Kota Madiun untuk membentuk generasi muda yang lebih sadar terhadap inflasi, konsumsi bijak, dan pentingnya ketahanan pangan.
Program SPI merupakan bagian dari agenda edukasi nasional yang bertujuan mengintegrasikan literasi ekonomi ke dalam lingkungan sekolah. Fokus utama program ini mencakup pemahaman tentang inflasi, perilaku belanja yang bijak, serta pelatihan urban farming atau pertanian di lahan terbatas. Kegiatan SPI dijadwalkan berlangsung dari bulan April 2025 hingga Agustus 2025, menjadikannya sebagai salah satu program edukatif berkelanjutan yang mendukung pengendalian inflasi berbasis masyarakat.
Edukasi Ekonomi Sejak Usia Dini
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri, Yayat Cadarajat, menekankan bahwa SPI bukan sekadar program pengajaran biasa, melainkan sebuah gerakan literasi ekonomi yang menanamkan nilai kepedulian terhadap harga pangan sejak usia dini. Dalam pernyataan tertulisnya, Yayat menyebutkan pentingnya membangun kesadaran ekonomi pada generasi muda melalui pendekatan yang menyenangkan dan aplikatif.
“SPI bukan sekadar edukasi. Ini bentuk nyata literasi ekonomi yang menanamkan nilai kepedulian terhadap harga pangan sejak dini,” ujarnya.
Yayat juga menambahkan bahwa melalui kegiatan SPI, siswa tidak hanya belajar secara teoritis tentang inflasi dan ekonomi, tetapi juga terlibat langsung dalam kegiatan pertanian di sekolah. Hal ini bertujuan menanamkan rasa cinta terhadap sektor pertanian yang kerap dipandang sebelah mata oleh generasi muda.
“SPI juga diharapkan menjadi penyemangat generasi muda untuk mengenal dan mencintai sektor pertanian,” lanjutnya.
Dukungan Pemerintah Kota Madiun
Wali Kota Madiun, Maidi, turut hadir dalam acara peluncuran dan menyampaikan dukungannya terhadap program SPI. Ia menyebut program ini sejalan dengan visi Kota Madiun sebagai kota cerdas dan tangguh dalam ketahanan pangan. Menurutnya, edukasi tentang inflasi dan pertanian sangat relevan untuk membentuk masyarakat yang siap menghadapi tantangan ekonomi global.
“SPI diharapkan menjadi program yang terus berlanjut, diperluas ke lebih banyak sekolah serta terintegrasi dengan pembelajaran sekolah,” ungkap Maidi.
Ia juga menambahkan bahwa Pemerintah Kota Madiun siap menyediakan dukungan teknis dan kebijakan agar program ini bisa menjadi model percontohan bagi kota-kota lain di Indonesia.
Peluncuran Aplikasi Sekolah Peduli Inflasi
Sebagai bagian dari transformasi digital dalam edukasi, acara ini juga menandai peluncuran Aplikasi Sekolah Peduli Inflasi, sebuah inovasi digital yang dirancang untuk mendukung pelaporan kegiatan urban farming di lingkungan sekolah. Aplikasi ini dikembangkan secara kolaboratif oleh Bank Indonesia dan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Madiun.
Lewat aplikasi ini, sekolah-sekolah peserta SPI dapat mencatat hasil panen komoditas pertanian yang ditanam siswa secara berkala dan digital. Data yang masuk ke sistem bisa dimonitor secara langsung oleh pihak penyelenggara, sehingga memudahkan evaluasi dan pengawasan terhadap efektivitas program.
Inovasi ini menjadi bentuk sinergi antara teknologi dan edukasi, serta mendukung visi pemerintah dalam menghadirkan pendidikan yang berbasis data dan bukti nyata (evidence-based policy). Pelaporan digital ini juga diharapkan dapat membantu sekolah dalam menyusun strategi pertanian yang berkelanjutan dan berorientasi pada hasil.
Membangun Ketahanan Pangan Melalui Pendidikan
Dengan integrasi pembelajaran ekonomi dan pertanian melalui SPI, siswa diharapkan tidak hanya memahami teori tentang inflasi, tetapi juga memiliki keterampilan praktis dalam mengelola sumber daya pangan. Urban farming yang dilakukan menjadi laboratorium hidup bagi siswa untuk belajar langsung tentang siklus produksi pangan, dinamika harga, hingga nilai tambah dari hasil pertanian.
Program SPI juga mendorong kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua dalam membangun budaya hemat, peduli lingkungan, dan ketahanan pangan sejak di bangku sekolah. Secara jangka panjang, program ini dinilai mampu mencetak generasi yang melek finansial dan memiliki kepedulian terhadap sektor pangan nasional.