JAKARTA – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) baru saja menggelar acara Townhall Meeting di Jakarta Convention Center (JCC) pada tanggal Rabu, 30 April 2025. Dalam pertemuan tersebut, CEO Danantara, Rosan, mengungkapkan bahwa sebanyak 844 perusahaan BUMN beserta anak perusahaan dan afiliasinya kini resmi menjadi bagian dari Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia yang dikelola oleh Danantara.
Sejak pertama kali diluncurkan, Rosan menegaskan bahwa BPI Danantara telah bergerak cepat dalam mengelola kekayaan negara, menjadikan 844 perusahaan BUMN sebagai bagian dari sistem ekonomi yang lebih terstruktur dan berkelanjutan. “Sejak peluncuran, kami langsung bergerak cepat. Sejak 21 Maret 2025, seluruh BUMN, 844 ini sudah resmi jadi bagian milik dari Danantara Indonesia,” ujar Rosan dalam sambutannya yang diliput oleh berbagai media.
Danantara: Jawaban atas Tantangan Ekonomi Global
BPI Danantara hadir pada saat yang sangat krusial. Dalam sambutannya, Rosan menilai bahwa kehadiran Danantara merupakan langkah yang tepat, mengingat ketegangan geopolitik global yang meningkat tajam dan menyadarkan banyak negara akan pentingnya mengandalkan kekuatan ekonomi dalam negeri.
“Kami hadir di waktu yang sangat tepat, ketika banyak negara menyadari bahwa untuk tetap maju, mereka harus membangun kekuatan ekonomi dalam negeri yang solid dan berkelanjutan. Danantara hadir untuk itu,” tambah Rosan.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, juga hadir langsung di acara Townhall Meeting tersebut untuk memberikan arahan penting kepada seluruh direksi BUMN dan anak perusahaan yang kini berada di bawah pengelolaan Danantara. Namun, sebagian besar pengarahan dari Presiden disampaikan secara tertutup, tanpa diliput oleh media.
Pesan Presiden Prabowo untuk Direksi BUMN: Tinggalkan Praktik Tidak Efisien
Dalam sesi tertutup tersebut, Presiden Prabowo menegaskan pentingnya perubahan dalam manajemen BUMN untuk memastikan bahwa perusahaan-perusahaan negara beroperasi dengan efisiensi dan kinerja terbaik. "Saya meminta kepada seluruh direksi untuk berbuat yang terbaik dan meninggalkan praktik-praktik yang tidak efisien atau tidak benar," ujar Prabowo.
Menurut Prabowo, proses evaluasi terhadap para direksi juga harus dilakukan secara menyeluruh. “Jika ada direksi yang tidak berprestasi, malas, atau bahkan terlibat dalam praktik yang tidak benar, seperti penyalahgunaan wewenang atau fasilitas, saya minta segera diganti,” tegasnya. Presiden juga menekankan pentingnya promosi jabatan di BUMN yang berbasis pada kinerja, dan bukan pada latar belakang suku, agama, ras, atau afiliasi politik.
“Pilihlah pemimpin yang memang memiliki kemampuan dan berkomitmen untuk bekerja untuk kepentingan bangsa. Jangan ada pilih kasih atau politisasi dalam proses ini. Semua harus profesional dan berfokus pada kemajuan Indonesia,” ujar Prabowo.
BPI Danantara: Mengelola Kekayaan untuk Masa Depan Indonesia
BPI Danantara sendiri diresmikan oleh Presiden Prabowo pada 24 Februari 2025. Nama "Danantara" dipilih untuk mencerminkan energi dan kekuatan masa depan Indonesia. Melalui SWF ini, kekayaan negara akan dikelola dengan bijak, dihemat, dan digunakan untuk kepentingan generasi masa depan Indonesia.
Dalam acara tersebut, Prabowo menggarisbawahi bahwa pengelolaan dana investasi melalui Danantara bertujuan untuk memperkuat ekonomi Indonesia, memastikan bahwa kekayaan negara digunakan secara optimal dan berkelanjutan. “Kekayaan negara ini bukan hanya untuk kita sekarang, tetapi juga untuk anak cucu kita di masa depan. Danantara akan mengelola dan menghemat dana investasi negara untuk masa depan yang lebih baik,” tegas Presiden.
Mengoptimalkan Investasi untuk Sektor Prioritas
Selain itu, Townhall Meeting BPI Danantara juga bertujuan untuk memperkuat koordinasi antarperusahaan yang dikelola serta mengidentifikasi peluang-peluang baru dalam pengelolaan investasi di sektor-sektor prioritas. Dengan hadirnya BPI Danantara, diharapkan dapat tercipta sinergi yang lebih baik antara sektor publik dan swasta, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Dalam acara yang sama, Rosan juga menyampaikan bahwa BPI Danantara tidak hanya akan fokus pada pengelolaan perusahaan BUMN, tetapi juga akan mendorong terciptanya inovasi dan investasi yang dapat meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global. “BPI Danantara akan berperan sebagai pendorong utama dalam memajukan ekonomi Indonesia dengan mendanai proyek-proyek strategis yang mendukung pembangunan nasional,” ujar Rosan.
Dengan adanya BPI Danantara, Indonesia semakin memperkuat fondasi ekonominya melalui pengelolaan kekayaan negara yang lebih efisien dan berkelanjutan. Langkah ini diharapkan dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih stabil dan maju di kancah ekonomi global.