Petani

Perum Bulog Serap 2 Juta Ton Gabah Kering Panen dari Petani, Capaian Tertinggi dalam Enam Tahun Terakhir

Perum Bulog Serap 2 Juta Ton Gabah Kering Panen dari Petani, Capaian Tertinggi dalam Enam Tahun Terakhir
Perum Bulog Serap 2 Juta Ton Gabah Kering Panen dari Petani, Capaian Tertinggi dalam Enam Tahun Terakhir

JAKARTA  – Perum Bulog telah mencapai capaian signifikan dalam serapan gabah kering panen (GKP) dari petani. Bulog berhasil mengadakan 1.682.909 ton setara beras, yang terdiri dari 2.058.472 ton gabah kering panen (GKP) dan 563.518 ton beras. Capaian ini mencatatkan angka 56,09% dari target pengadaan dalam negeri tahun 2025 yang diberikan pemerintah kepada Bulog, yaitu sebanyak 3 juta ton setara beras (terdiri dari 2,5 juta ton GKP dan 1,665 juta ton beras).

Dalam upaya memenuhi target tersebut, Bulog melibatkan 25.679 petani yang tergabung dalam kelompok tani (gapoktan) serta 1.667 mitra penggilingan. Direktur Utama Perum Bulog, Novi Helmy Prasetya, menjelaskan bahwa serapan beras domestik pada periode Januari hingga April 2025 ini merupakan yang tertinggi dalam enam tahun terakhir, bahkan mengalami lonjakan yang luar biasa dibandingkan tahun sebelumnya.

"Serapan beras domestik Bulog di Januari-April 2025 mencapai 1.682.909 ton. Ini adalah yang tertinggi dalam enam tahun terakhir, bahkan jika dibandingkan dengan tahun lalu, capaian kita meningkat pesat. Misalnya, pada periode yang sama tahun 2023, serapan beras Bulog hanya mencapai 296.300 ton," ungkap Novi Helmy dalam pernyataan resminya.

Pengadaan Beras: Pencapaian Tertinggi dan Optimisme untuk Peningkatan Produksi

Pencapaian ini sangat penting mengingat target pengadaan beras nasional tahun 2025 diperkirakan akan mengalami peningkatan. Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), produksi beras nasional tahun ini diperkirakan mencapai 32.291.934 ton. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi gabah nasional pada Januari-Mei 2025 akan mencapai 13,99 juta ton, berasal dari 29,07 juta ton GKP yang dihasilkan dari luas panen 4,57 juta hektare.

Pada saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR pada 29 April 2025, Novi juga mengungkapkan bahwa kapasitas gudang penyimpanan beras Bulog per 28 April 2025 masih cukup luas, dengan sisa kapasitas 1.110.902 ton. Total kapasitas gudang Bulog mencapai 4.929.760 ton, terdiri dari gudang operasional sebesar 3.255.898 ton, gudang sewa dan filial 1.161.490 ton, serta gudang broken space sebesar 512.372 ton.

"Kami masih memiliki kapasitas penyimpanan beras yang cukup besar, yaitu 1.110.902 ton, karena sebagian besar gudang kami sudah terisi sekitar 3,3 juta ton beras. Gudang broken space digunakan untuk komoditas non-beras dan keperluan lainnya, seperti penyimpanan mesin dan renovasi," ujar Novi.

Bulog Lampaui Rekor Serapan Beras Bulan April

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, juga memberikan apresiasi terhadap pencapaian luar biasa Bulog. Dalam keterangan pers yang diterima, Mentan Amran mengatakan bahwa pada bulan April 2025, Bulog berhasil menyerap sebanyak 1,3 juta ton beras, sebuah angka yang sangat mencengangkan mengingat rata-rata serapan tahunan selama tujuh tahun terakhir hanya sekitar 1,2 juta ton.

“Serapan beras Bulog di bulan April saja telah mencapai 1,3 juta ton, sebuah pencapaian yang melampaui serapan tahunan rata-rata dalam tujuh tahun terakhir. Ini adalah bukti bahwa kebijakan yang diambil untuk mendukung pengadaan beras domestik sangat efektif,” kata Mentan Amran.

Penguatan Infrastruktur Penyimpanan dan Kebijakan Pangan Nasional

Sebagai tambahan, Bulog telah menyewa gudang tambahan untuk menampung 1,15 juta ton beras. Selain itu, kapasitas serapan harian Bulog kini mencapai 51.530 ton per hari, yang mengarah pada stok beras nasional di gudang Bulog yang sudah mencapai 3.256.428 ton.

Amran juga mengungkapkan bahwa pencapaian serapan beras Bulog merupakan hasil dari berbagai kebijakan strategis yang diterapkan oleh pemerintah, termasuk peningkatan kuota pupuk sebesar 100%, reformasi distribusi pupuk, serta kebijakan harga gabah yang kini naik menjadi Rp 6.500 per kilogram (kg).

“Pencapaian ini merupakan hasil dari kerja keras dan kebijakan jangka panjang yang diarahkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Kebijakan yang mendukung peningkatan produksi beras nasional, dari harga gabah yang naik hingga reformasi distribusi pupuk, memberikan dampak positif bagi petani dan mempercepat tercapainya swasembada pangan,” tambah Mentan Amran.

Optimisme Pangan Nasional dan Strategi Jangka Panjang

Mentan Amran juga menegaskan bahwa pencapaian luar biasa ini tidak hanya merupakan langkah taktis dalam menghadapi tantangan krisis pangan global, tetapi juga merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk membangun kedaulatan pangan Indonesia berbasis kekuatan domestik.

"Dengan serapan beras yang tinggi dan peningkatan produksi beras nasional, Indonesia semakin menunjukkan kemampuannya untuk menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan. Ini adalah langkah maju yang sangat penting bagi masa depan ketahanan pangan Indonesia," tutup Mentan Amran.

Dengan capaian pengadaan beras yang terus meningkat, Perum Bulog dan Kementerian Pertanian optimis dapat mencapai target swasembada pangan dan menciptakan stabilitas harga beras di dalam negeri, yang pada gilirannya akan mendukung kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index