Energi

Era Transisi Energi: Kolaborasi Global Kunci Pengembangan Teknologi Penyimpanan Energi di Indonesia

Era Transisi Energi: Kolaborasi Global Kunci Pengembangan Teknologi Penyimpanan Energi di Indonesia
Era Transisi Energi: Kolaborasi Global Kunci Pengembangan Teknologi Penyimpanan Energi di Indonesia

JAKARTA – Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17 ribu pulau dan populasi sekitar 280 juta jiwa, memiliki potensi besar dalam sektor energi terbarukan. Dengan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia diperkirakan memiliki potensi tenaga surya sebesar 3.294 gigawatt (GW) dan tenaga angin 155 GW. Saat ini, negara ini sedang menjalani fase transisi energi besar-besaran, berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan beralih ke sumber energi bersih.

Namun, meskipun Indonesia memiliki potensi besar dalam energi terbarukan, sektor ini masih menghadapi sejumlah tantangan, terutama terkait dengan penyimpanan energi yang efisien dan integrasi sistem yang mendukung. Bauran energi Indonesia masih didominasi oleh batu bara dengan kontribusi sekitar 60 persen, sedangkan energi terbarukan baru mencapai sekitar 15 persen. Pemerintah Indonesia berencana untuk meningkatkan kontribusi energi terbarukan menjadi 23 persen pada 2025 dan 30 persen pada 2030, sebagai bagian dari komitmen global untuk mencapai net-zero emissions pada 2060.

EESA Summit 2025: Momentum Kolaborasi Energi Global

Salah satu langkah strategis dalam mencapai target tersebut adalah melalui kolaborasi internasional dalam teknologi penyimpanan energi. Dalam hal ini, Indonesia mengharapkan dukungan dari negara-negara yang telah lebih maju dalam pengembangan teknologi tersebut, seperti China. EESA Summit Indonesia 2025 menjadi platform penting dalam menghubungkan para pemangku kepentingan dari Indonesia dan China untuk mendukung agenda transisi energi di Indonesia.

CEO Seven Event, Andy Wismarsyah, menjelaskan bahwa EESA Summit 2025 merupakan momentum yang sangat penting untuk mempercepat adopsi teknologi baru dalam sektor energi. “Kami percaya, kerja sama lintas negara seperti ini akan mempercepat adopsi teknologi baru dan memperkuat ekosistem energi bersih di Indonesia,” ungkap Andy dalam keterangan persnya.

Pentingnya Kolaborasi Teknologi Penyimpanan Energi

Menurut Secretary-General EESA, Rene Duan, Indonesia adalah salah satu negara yang sangat menarik untuk pengembangan energi bersih. “Melalui EESA Summit, kami ingin menjadi jembatan bagi kolaborasi yang lebih erat antara pelaku industri di China dan Indonesia, untuk mewujudkan sistem energi masa depan yang berkelanjutan,” kata Rene.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Energi Baru Terbarukan Kementerian ESDM, Andriah Feby Misna, yang hadir mewakili Direktur Jenderal EBTKE, Prof. Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi, menyambut baik terselenggaranya EESA Summit 2025. Andriah menekankan bahwa pemerintah Indonesia terus mendorong pengembangan energi terbarukan melalui kebijakan, regulasi, standar nasional, serta pengawasan yang ketat. Ia juga menyatakan bahwa kerja sama internasional sangat penting dalam mempercepat transisi energi di Indonesia.

“Kami sangat menyambut kolaborasi dengan China dalam penyimpanan energi di Indonesia, karena kami menyadari China sudah jauh lebih maju dalam teknologi penyimpanan energi,” ungkap Feby.

Teknologi Penyimpanan Energi Kunci Transisi ke Energi Bersih

Seiring dengan berkembangnya sektor energi terbarukan, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia adalah penyimpanan energi, terutama untuk sumber energi yang bersifat intermiten seperti tenaga surya dan angin. Teknologi penyimpanan energi (Energy Storage System / ESS) menjadi krusial dalam menjaga kestabilan pasokan listrik.

Zainal Arifin, perwakilan dari Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI), menyoroti pentingnya sistem penyimpanan energi dalam mendukung penetrasi energi terbarukan. “ESS memegang peranan penting dalam memungkinkan penetrasi energi terbarukan yang lebih tinggi dalam jaringan listrik. Tanpa teknologi penyimpanan yang efisien, integrasi energi terbarukan akan menghadapi banyak kendala,” ujar Zainal.

Sementara itu, Ketua Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia (MASKEEI), Dr. Ir. Andhika Prastawa, menambahkan bahwa teknologi Battery Energy Storage System (BESS) sangat penting dalam upaya konservasi energi dan efisiensi sistem kelistrikan Indonesia. “Dengan BESS, kita dapat meningkatkan efisiensi penggunaan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil,” kata Andhika.

Harapan dari EESA Summit 2025

I Made Aditya S, perwakilan dari Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), berharap EESA Summit 2025 dapat menjadi platform yang menghasilkan kolaborasi nyata antar perusahaan energi di Indonesia dan China. “Harapan kami adalah banyak perusahaan di Indonesia, terutama yang bergerak di sektor energi terbarukan, dapat menjalin kolaborasi dan kemitraan yang produktif dengan perusahaan dari China,” kata Aditya.

Aditya menambahkan bahwa kolaborasi dalam teknologi penyimpanan energi dan energi terbarukan lainnya sangat penting untuk mewujudkan sistem energi yang lebih efisien dan ramah lingkungan di Indonesia. Dengan sinergi antara sektor energi di kedua negara, diharapkan Indonesia dapat mempercepat transisi menuju energi bersih dan mencapai target-target yang telah ditetapkan dalam komitmen internasional.

Meningkatkan Kesadaran dan Mitigasi Dampak Lingkungan

EESA Summit 2025 juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran publik dan para pemangku kepentingan akan pentingnya teknologi ramah lingkungan dan efisiensi energi. Indonesia perlu melakukan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim dengan cara mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mempercepat pengembangan teknologi penyimpanan energi yang dapat mendukung transisi energi bersih yang lebih stabil dan berkelanjutan.

Dengan adanya kerja sama internasional yang intensif antara Indonesia dan China dalam hal teknologi penyimpanan energi, transisi energi di Indonesia diprediksi akan lebih cepat terwujud. Hal ini menjadi langkah strategis menuju masa depan yang lebih bersih, efisien, dan berkelanjutan dalam sektor energi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index