Investasi

Ekonomi Stabil dan Yield SBN Terkendali, Sri Mulyani Tegaskan Indonesia Tetap Jadi Pilihan Utama Investor Asing untuk Investasi Jangka Panjang

Ekonomi Stabil dan Yield SBN Terkendali, Sri Mulyani Tegaskan Indonesia Tetap Jadi Pilihan Utama Investor Asing untuk Investasi Jangka Panjang
Ekonomi Stabil dan Yield SBN Terkendali, Sri Mulyani Tegaskan Indonesia Tetap Jadi Pilihan Utama Investor Asing untuk Investasi Jangka Panjang

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa stabilitas imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) menjadi indikator kuat bahwa investor asing masih menaruh kepercayaan tinggi terhadap perekonomian Indonesia. Dalam paparan terbarunya, ia menyebut bahwa pengelolaan fiskal yang hati-hati dan kondisi makroekonomi yang stabil membuat Indonesia tetap menjadi salah satu tujuan investasi yang menarik di kawasan.

“Ekonomi, APBN, dan makro yang stabil menjadi bukti bahwa Indonesia adalah salah satu tempat yang dianggap jadi pilihan investasi. Itu tercermin dari yield SBN kita yang tetap dipercaya. Artinya, tidak dijual atau tidak dibuang. Cost of fund (biaya dana) masih terkendali,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita yang digelar di Jakarta.

Stabilitas imbal hasil SBN menjadi tolok ukur penting bagi pasar keuangan dan pelaku investasi, terutama di tengah dinamika global seperti ketegangan geopolitik, tekanan inflasi global, dan penyesuaian suku bunga acuan oleh bank sentral di berbagai negara.

Yield SBN Kuartal I-2025 Di Bawah Asumsi APBN

Dalam asumsi dasar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, pemerintah memperkirakan rata-rata yield SBN berada di kisaran 7%. Namun realisasinya justru lebih rendah pada kuartal pertama tahun ini, yakni di level 6,98%. Ini menunjukkan bahwa investor masih percaya pada fundamental ekonomi Indonesia, yang berimplikasi pada turunnya risiko investasi.

“Realisasi yield SBN 10 tahun sepanjang Januari hingga Maret 2025 berada di angka 6,98%, lebih rendah dari asumsi APBN yang 7%. Ini merupakan sinyal positif bagi kepercayaan pasar,” ungkap Sri Mulyani.

Sebagai perbandingan, pada tahun lalu, yield SBN tenor 10 tahun sempat berada di kisaran 6,7%, namun mengalami deviasi ke level 6,8%. Secara keseluruhan, sepanjang tahun berjalan (year to date), rata-rata yield mendekati angka 7%.

Investor Asing Masih Optimistis

Menurut Sri Mulyani, tingginya minat investor asing terhadap instrumen keuangan Indonesia mencerminkan persepsi yang positif terhadap prospek ekonomi nasional. Bahkan di tengah ketidakpastian global, arus masuk modal asing ke pasar obligasi masih menunjukkan tren bertahan.

Hal ini tak lepas dari kombinasi antara stabilitas fiskal, proyeksi pertumbuhan ekonomi yang solid, dan keberhasilan pemerintah dalam menjaga defisit anggaran tetap terkendali. Selain itu, kebijakan moneter yang dijalankan Bank Indonesia turut mendukung kondisi pasar keuangan domestik.

“Ini mencerminkan bahwa kita dipercaya sebagai negara yang dapat menjaga stabilitas makro dan fiskal dengan baik. Itu juga menjadi fondasi penting bagi investor dalam membuat keputusan investasi jangka panjang,” jelas Sri Mulyani.

Sinyal Positif untuk Pasar Keuangan

Stabilnya yield SBN memberikan kepastian bagi pelaku pasar, termasuk lembaga keuangan, manajer investasi, dan pengelola dana pensiun. Biaya dana yang terkendali memungkinkan pemerintah memperoleh pembiayaan dengan bunga yang relatif rendah, sehingga lebih efisien dalam mendukung program pembangunan.

Lebih lanjut, Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah akan terus menjaga kredibilitas fiskal sebagai kunci utama dalam membangun kepercayaan investor. Pemerintah juga akan mencermati kondisi global dan melakukan penyesuaian kebijakan secara tepat guna menjaga daya saing instrumen keuangan domestik.

“Pengelolaan APBN yang hati-hati dan responsif akan terus menjadi strategi utama kami untuk menghadapi dinamika global dan menjaga kepercayaan pasar,” tegasnya.

Proyeksi Ke Depan

Ke depan, pemerintah tetap optimistis bahwa kondisi pasar SBN akan stabil, seiring dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di kisaran 5,2% hingga 5,5% pada 2025. Dengan defisit APBN yang terjaga dan inflasi dalam kisaran target, Indonesia diyakini akan terus menarik minat investor jangka panjang, baik domestik maupun asing.

Di tengah ketidakpastian global, stabilnya yield SBN bukan hanya menjadi cerminan keberhasilan manajemen fiskal, tetapi juga sinyal positif terhadap kredibilitas Indonesia di mata pelaku pasar global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index