Petani

Petani Bener Meriah Naikkan Pendapatan hingga 24 Persen Lewat Inovasi Inkolema, Integrasi Kopi dan Lebah Madu

Petani Bener Meriah Naikkan Pendapatan hingga 24 Persen Lewat Inovasi Inkolema, Integrasi Kopi dan Lebah Madu
Petani Bener Meriah Naikkan Pendapatan hingga 24 Persen Lewat Inovasi Inkolema, Integrasi Kopi dan Lebah Madu

JAKARTA – Inovasi pertanian ramah lingkungan terus berkembang di Kabupaten Bener Meriah, Aceh. Salah satu terobosan terbaru yang mulai diterapkan para petani kopi arabika di wilayah sentra kopi tersebut adalah sistem “Inkolema”, yakni integrasi budidaya kopi dengan peternakan lebah madu. Metode ini terbukti tidak hanya meningkatkan produktivitas tanaman, tetapi juga secara signifikan mendongkrak pendapatan petani.

Penelitian mendalam terkait inovasi ini dilakukan oleh Dedi Ikhwani, mahasiswa Program Magister Agribisnis Universitas Syiah Kuala.Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi antara kopi dan lebah madu memberikan dampak nyata terhadap peningkatan hasil panen dan pendapatan petani secara keseluruhan.

“Produktivitas kopi meningkat sebesar 2,87 persen, sedangkan pendapatan petani dari hasil kopi naik 4,44 persen setelah menerapkan Inkolema,” ungkap Dedi, dalam laporannya.

Namun keuntungan terbesar bukan hanya berasal dari tanaman kopi. Petani juga memperoleh sumber pendapatan tambahan dari madu yang dihasilkan lebah peliharaan di sekitar kebun kopi mereka. Berdasarkan data hasil panen, rata-rata petani mampu memproduksi 57,4 kilogram madu per hektar per tahun. Dari hasil madu ini, petani bisa mendapatkan tambahan pendapatan hampir Rp10 juta per hektar setiap tahun.

“Setelah menerapkan Inkolema, pendapatan petani meningkat hingga 24,48 persen jika dibandingkan sebelum integrasi dilakukan,” lanjut Dedi.

Sistem Pertanian Berkelanjutan dan Efisien

Model Inkolema dinilai sebagai solusi pertanian berkelanjutan yang menggabungkan efisiensi ekonomi dan ramah lingkungan. Lebah madu yang dibudidayakan di sekitar pohon kopi tidak hanya menghasilkan madu bernilai jual tinggi, tetapi juga membantu proses penyerbukan alami yang berdampak pada kualitas dan kuantitas buah kopi. Selain itu, kehadiran lebah juga membantu mengendalikan hama secara alami, sehingga dapat mengurangi penggunaan pestisida.

Keberlanjutan sistem ini dikaji melalui metode analisis Multi Dimensional Scaling (MDS) menggunakan perangkat lunak Rapcoffee. Hasil analisis menunjukkan bahwa integrasi kopi dan lebah madu tergolong cukup berkelanjutan dengan indeks keberlanjutan sebesar 73,25 persen. Indeks ini mencakup tiga aspek penting dalam pertanian modern, yaitu dimensi ekologi, ekonomi, dan sosial.

Potensi Ekonomi Besar di Masa Depan

Dedi Ikhwani, yang juga merupakan Owner dari CV. Deputroe Coffee, menjelaskan bahwa sistem Inkolema menyimpan potensi ekonomi yang sangat besar bagi daerah Bener Meriah jika diterapkan secara lebih luas. Saat ini, total lahan kopi arabika di Bener Meriah diperkirakan mencapai 46.000 hektar. Bila 10 persen dari lahan tersebut mengadopsi sistem integrasi ini, maka potensi tambahan produksi madu bisa mencapai 260 ton per tahun.

“Bayangkan nilai ekonomi dari produksi madu sebanyak itu. Ini akan menjadi sumber pendapatan baru yang bisa memperkuat kesejahteraan petani sekaligus meningkatkan ekonomi daerah,” ujar Dedi.

Harapan Dukungan Pemerintah

Melihat dampak positif dari penerapan sistem Inkolema, Dedi berharap pemerintah daerah Bener Meriah dan dinas terkait dapat memberikan dukungan yang lebih nyata. Dukungan yang dimaksud bisa berupa pelatihan kepada petani, penyuluhan pertanian terpadu, hingga bantuan teknis untuk budidaya lebah madu secara efektif di lahan kopi.

“Dengan adanya pelatihan dan penyuluhan berkelanjutan, petani akan lebih siap menerapkan inovasi ini secara luas dan profesional. Ini langkah penting menuju pertanian yang lebih mandiri, produktif, dan ramah lingkungan,” katanya.

Integrasi kopi dan lebah madu melalui sistem Inkolema membuka peluang besar bagi pengembangan pertanian inovatif di Bener Meriah. Tidak hanya mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan, sistem ini juga memperkuat komitmen petani terhadap praktik pertanian berkelanjutan. Di tengah tantangan sektor pertanian yang semakin kompleks, Inkolema hadir sebagai solusi cerdas yang patut diperluas ke berbagai sentra pertanian lainnya di Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index