Sri Mulyani

Sri Mulyani Pulang dari Washington, Lapor ke Prabowo: Diplomasi Ekonomi RI Makin Kuat, APBN Masih Aman

Sri Mulyani Pulang dari Washington, Lapor ke Prabowo: Diplomasi Ekonomi RI Makin Kuat, APBN Masih Aman
Sri Mulyani Pulang dari Washington, Lapor ke Prabowo: Diplomasi Ekonomi RI Makin Kuat, APBN Masih Aman

JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan hasil kunjungan kerjanya ke Amerika Serikat kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto. Dalam pertemuan yang berlangsung di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Prabowo menyambut baik hasil kunjungan tersebut yang mencakup partisipasi dalam Forum G20 dan IMF Spring Meeting 2025 di Washington D.C.

Dalam pernyataannya kepada awak media, Sri Mulyani menyampaikan bahwa Prabowo memberikan respons positif setelah mendengar laporan terkait berbagai agenda dan hasil diskusi yang dijalankannya di AS.

“Dia (Prabowo) bilang good, bagus,” ujar Sri Mulyani.

Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani turut membahas berbagai isu global yang menjadi perhatian banyak negara, termasuk kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat, stabilitas ekonomi global, serta akses pendanaan untuk negara-negara berkembang.

Bahas Tarif Resiprokal hingga Krisis Akses Modal

Menurut Sri Mulyani, salah satu fokus utama dalam pertemuan IMF dan World Bank adalah membahas mekanisme multilateral untuk mengatasi tantangan ekonomi global, terutama bagi negara-negara yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses permodalan. Kebijakan tarif resiprokal AS juga menjadi perhatian khusus, termasuk bagaimana negara-negara lain merespons arah kebijakan tersebut.

“Dan bagaimana mekanisme selanjutnya utamanya terhadap mekanisme multilateral, dan juga utamanya menyangkut kondisi dan situasi dari negara-negara yang saat ini kesulitan dapat akses capital, dan juga kemungkinan risiko-risiko yang terjadi,” jelasnya.

Di sela-sela kunjungannya, Sri Mulyani juga melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah tokoh penting. Ia bertemu Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Pertemuan ini membahas arah hubungan bilateral Indonesia-AS dan penguatan peran Indonesia dalam sistem perdagangan internasional.

Selain itu, Sri Mulyani bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga bertemu dengan Chairman dan CEO Freeport McMoRan, Richard Adkerson dan Kathleen Quirk. Pertemuan ini mengangkat isu kerja sama dalam bidang kesehatan dan perdagangan, serta pengaruh tarif global terhadap ekspor-impor komoditas strategis.

Dorong Reformasi IMF dan Bank Dunia

Tidak hanya itu, Sri Mulyani juga menggelar pertemuan dengan External Advisors of the Bretton Woods Institutions, Patrick Achi dan Mark Malloch-Brown. Dalam diskusi tersebut, ia menegaskan pentingnya transformasi IMF dan Bank Dunia agar lebih responsif terhadap dinamika ekonomi global dan mampu menjaga stabilitas serta pembangunan berkelanjutan.

Indonesia juga memanfaatkan forum diskusi dengan Kamar Dagang Amerika Serikat (US Chamber of Commerce) untuk memperkenalkan potensi ekonomi nasional dalam rantai nilai global. Dalam forum tersebut, Sri Mulyani memaparkan bahwa Indonesia berpeluang menjadi salah satu pemain utama dalam ekosistem perdagangan dan industri global ke depan.

Laporan Kinerja APBN: Defisit Terkendali

Selain membahas isu-isu global, Sri Mulyani juga menyampaikan laporan terkait kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan, APBN mencatat defisit sebesar Rp 104,2 triliun atau sekitar 0,43 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini berbanding terbalik dengan realisasi tahun sebelumnya yang menunjukkan surplus Rp 8,1 triliun atau 0,04 persen dari PDB.

Namun demikian, Sri Mulyani menegaskan bahwa kondisi ini masih dalam batas wajar dan sesuai dengan target defisit yang telah ditetapkan dalam APBN 2025.

“Defisit tersebut masih terkendali karena baru mencapai 16,9 persen dari batas defisit yang ditetapkan dalam APBN 2025 sebesar Rp 616,2 triliun,” ujarnya.

Respons positif dari Presiden Prabowo atas laporan Sri Mulyani mencerminkan sinyal sinergi antara kementerian keuangan dan kepemimpinan nasional yang baru dalam menghadapi tantangan global dan pengelolaan fiskal. Agenda strategis Indonesia di panggung internasional dan kesiapan menghadapi tekanan eksternal menjadi sorotan penting dalam transisi pemerintahan menuju 2025.

Kunjungan ini juga menegaskan peran aktif Indonesia dalam berbagai forum global serta komitmen untuk menjaga kestabilan ekonomi domestik di tengah ketidakpastian global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index