JAKARTA — Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam pengelolaan dana investasi sepanjang kuartal pertama tahun 2025. Hingga akhir Maret, dana kelolaan yang dikelola lembaga tersebut mencapai Rp 801,32 triliun, naik sebesar 10 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Deputi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan, Oni Marbun, menyampaikan bahwa capaian tersebut merupakan hasil dari strategi investasi yang disiplin dan terukur.
“Angka ini tumbuh 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujar Oni.
Pertumbuhan dana kelolaan ini didukung oleh pengelolaan investasi yang optimal, dengan total hasil investasi yang dibukukan sepanjang kuartal I-2025 mencapai Rp 12,377 triliun. Dana tersebut dialokasikan ke berbagai instrumen keuangan untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Komposisi Portofolio: Surat Utang Masih Dominan
Dalam struktur portofolio investasi, surat utang masih menjadi instrumen andalan dengan porsi terbesar, yakni sebesar 75,99 persen dari total dana investasi. Disusul oleh instrumen deposito yang menyumbang 12,76 persen, saham sebesar 6,79 persen, reksa dana 4,13 persen, properti 0,26 persen, dan penyertaan langsung 0,07 persen.
Menurut Oni, strategi diversifikasi ini merupakan bagian dari pendekatan manajemen risiko yang bertujuan untuk meminimalkan potensi kerugian sekaligus memaksimalkan imbal hasil jangka panjang.
“Kami terus melakukan diversifikasi portofolio untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan hasil investasi. Ini menjadi kunci dalam menjaga kesinambungan pembayaran manfaat kepada peserta,” tambahnya.
Pendekatan Dinamis dan Berorientasi pada Manfaat Peserta
BPJS Ketenagakerjaan menerapkan strategi alokasi aset yang dinamis, atau Dynamic Asset Allocation. Pendekatan ini mempertimbangkan perkembangan pasar, kondisi ekonomi global, serta profil kewajiban jangka panjang dari program-program jaminan sosial yang dikelola, seperti Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP).
Dengan prinsip kehati-hatian yang tinggi, BPJS Ketenagakerjaan memastikan bahwa seluruh keputusan investasi tetap sesuai dengan tujuan utama, yaitu menjaga keberlangsungan manfaat yang diterima peserta di masa mendatang.
Tantangan Ekonomi Global dan Strategi Antisipasi
Meskipun mencatatkan pertumbuhan yang stabil, BPJS Ketenagakerjaan tetap mewaspadai potensi tekanan dari ketidakpastian ekonomi global, termasuk fluktuasi suku bunga, gejolak geopolitik, dan volatilitas pasar keuangan.
Lembaga ini telah menyiapkan berbagai skenario mitigasi risiko untuk menghadapi potensi tekanan tersebut, antara lain melalui penyesuaian komposisi portofolio secara berkala, peningkatan kualitas riset pasar, serta kerja sama strategis dengan berbagai institusi keuangan dalam dan luar negeri.
“Kami mengelola dana peserta dengan prinsip kehati-hatian yang tinggi dan mengutamakan keamanan serta keberlanjutan manfaat sosial jangka panjang,” tegas Oni.
Target Peningkatan Jumlah Peserta Aktif
Seiring dengan kinerja investasi yang tumbuh, BPJS Ketenagakerjaan juga menargetkan peningkatan jumlah peserta aktif secara nasional. Pada tahun 2025, lembaga ini menargetkan lebih dari 12 juta peserta aktif, dengan fokus utama pada sektor informal dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang belum terlindungi program jaminan sosial ketenagakerjaan.
Langkah ini diharapkan tidak hanya meningkatkan cakupan perlindungan sosial nasional, tetapi juga berdampak positif terhadap pertumbuhan dana kelolaan melalui peningkatan iuran yang masuk.
Komitmen pada Tata Kelola yang Transparan
Dalam menjaga kepercayaan publik, BPJS Ketenagakerjaan menegaskan komitmennya pada tata kelola dana investasi yang profesional, transparan, dan akuntabel. Penerapan prinsip-prinsip good governance dan pemanfaatan teknologi informasi dalam sistem pelaporan dan pengawasan internal menjadi bagian penting dari upaya ini.
Oni juga menambahkan bahwa BPJS Ketenagakerjaan akan terus memperkuat manajemen risiko dan pengawasan agar dana peserta tetap aman dan memberikan hasil yang optimal.
Capaian dana kelolaan sebesar Rp 801,32 triliun pada kuartal I 2025 menunjukkan keberhasilan BPJS Ketenagakerjaan dalam mengelola dana publik secara profesional. Pertumbuhan ini tidak hanya mencerminkan kinerja investasi yang solid, tetapi juga memperlihatkan kesiapan lembaga ini dalam menghadapi tantangan ekonomi global dengan strategi diversifikasi dan mitigasi risiko yang tepat.
Dengan berfokus pada keberlanjutan manfaat dan perluasan jangkauan peserta, BPJS Ketenagakerjaan terus memperkuat peranannya sebagai pelindung utama bagi pekerja Indonesia.