Bisnis

Wamenkomdigi Ajak Industri Media Berinovasi dan Temukan Model Bisnis Baru di Era Digital

Wamenkomdigi Ajak Industri Media Berinovasi dan Temukan Model Bisnis Baru di Era Digital
Wamenkomdigi Ajak Industri Media Berinovasi dan Temukan Model Bisnis Baru di Era Digital

JAKARTA – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menekankan pentingnya para pelaku industri media dan kalangan pers untuk berinovasi dalam mencari model bisnis baru. Hal ini seiring dengan dominasi platform digital dalam penyebaran informasi dan perubahan perilaku masyarakat yang kini lebih banyak mengakses berita melalui media sosial.

Nezar Patria menyatakan bahwa industri media nasional perlu mencari cara baru agar dapat terus bertumbuh dan berkembang dalam menghadapi tantangan era digital. Menurutnya, media harus tetap mempertahankan peran pentingnya sebagai pilar keempat demokrasi, sambil beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat.

Tantangan Digitalisasi dan Perubahan Perilaku Konsumen

"Jadi, bagaimana mencari model bisnis baru buat pers saat ini supaya bisa tumbuh kuat, sehat, dan bisa menjalankan tugasnya sebagai pilar keempat demokrasi," ungkap Nezar. Seiring dengan pergeseran pola konsumsi informasi masyarakat, yang kini lebih banyak mengakses berita melalui media sosial, industri media perlu mencari inovasi untuk tetap relevan dan mampu bertahan di tengah perubahan.

Selain itu, Nezar juga menggarisbawahi bahwa perhatian terhadap keberlanjutan media nasional sangat penting. Di tengah gempuran platform digital yang semakin mendominasi pasar informasi, Nezar melihat adanya peluang baru bagi industri media untuk berkembang. "Ada banyak peluang model bisnis baru yang dapat dimanfaatkan oleh industri media di Indonesia. Salah satunya adalah melalui kolaborasi yang konkret untuk memerangi penyebaran misinformasi, disinformasi, dan hoaks yang marak di platform media sosial," ujarnya.

Kolaborasi dan Teknologi Baru sebagai Peluang

Wamenkomdigi juga menyoroti pentingnya kolaborasi antar platform media sosial dan industri media tradisional untuk menciptakan sinergi yang bermanfaat. Selain media sosial, kemunculan teknologi baru, seperti kecerdasan buatan (AI), juga menjadi faktor yang harus dihadapi oleh industri media. Menurut Nezar, teknologi ini dapat menjadi ancaman atau peluang tergantung pada bagaimana media mampu mengoptimalkannya untuk mendukung kualitas jurnalisme.

"Selain platform media sosial, banyak teknologi baru bermunculan seperti artificial intelligence yang dapat menjadi ancaman maupun peluang. Media harus bisa memanfaatkannya untuk menciptakan konten yang lebih akurat dan berkualitas," tambah Nezar.

Pernyataan ini disampaikan Wamenkomdigi bertepatan dengan peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia, yang menjadi momentum bagi media nasional untuk terus menjaga kualitas jurnalisme di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan disrupsi digital.

Peraturan Pemerintah untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas

Nezar Patria menegaskan bahwa pemerintah tidak tinggal diam dalam menghadapi tantangan ini. Salah satu langkah penting yang diambil pemerintah adalah dengan menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 32 Tahun 2024 tentang Tanggung Jawab Perusahaan Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas.

"Pemerintah mencoba menyeimbangkan hubungan antara media yang mengusung jurnalisme berkualitas dengan platform. Itu sebabnya kita berharap ini bisa dijalankan setidaknya bisa membuat media bertahan di tengah gempuran teknologi ini," ujar Nezar, yang berharap peraturan tersebut dapat menciptakan ekosistem yang mendukung kelangsungan industri media nasional.

Peraturan ini dimaksudkan untuk memastikan perusahaan digital, khususnya platform media sosial, berkontribusi dalam mendukung kualitas jurnalisme yang mengutamakan kebenaran dan integritas informasi. Dengan demikian, pemerintah berharap media tetap memiliki peran yang signifikan dalam mendidik masyarakat, sekaligus menjadi agen perubahan di tengah arus informasi digital yang semakin deras.

Tantangan PHK di Industri Pers dan Solusi Ke Depan

Nezar juga menyampaikan empatinya terhadap masalah pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di industri pers, yang merupakan dampak dari perubahan landscape bisnis media yang semakin bergantung pada platform digital. Wamenkomdigi berharap masalah ini dapat diselesaikan dengan cara yang adil dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

"Meskipun ada tantangan, terutama terkait dengan PHK, saya percaya masalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Yang paling penting adalah bagaimana model bisnis media di Indonesia dapat berkembang dengan lebih berkelanjutan," tambahnya.

Nezar Patria kemudian menegaskan bahwa pilihan yang paling tepat bagi industri media adalah untuk terus menguji dan mengeksplorasi berbagai model bisnis. "Model yang paling tepat harus di-exercise, harus dicoba. Pilihannya, apakah mau agar mandiri keluar dari proses platform ini ataukah bersama platform berkolaborasi untuk menumbuhkan satu hubungan bisnis yang lebih sehat dan berkelanjutan ke depan," kata Nezar menutup pembicaraannya.

Kolaborasi dan Inovasi adalah Kunci

Dalam menghadapi perubahan digital yang cepat, industri media di Indonesia dihadapkan pada tantangan besar untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Namun, Wamenkomdigi Nezar Patria mengingatkan bahwa dengan berinovasi dan berkolaborasi, sektor media dapat menemukan model bisnis baru yang tidak hanya dapat meningkatkan kualitas jurnalisme tetapi juga memastikan kelangsungan hidup industri media di Indonesia.

Kolaborasi antara media tradisional dan platform digital, pemanfaatan teknologi baru seperti AI, serta regulasi yang mendukung jurnalisme berkualitas, diharapkan dapat membawa industri media Indonesia ke arah yang lebih baik di masa depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index