OJK

Lewat SLIK, OJK Bantu Bank Salurkan Kredit Lebih Cepat dan Akurat di Tengah Tantangan Global

Lewat SLIK, OJK Bantu Bank Salurkan Kredit Lebih Cepat dan Akurat di Tengah Tantangan Global
Lewat SLIK, OJK Bantu Bank Salurkan Kredit Lebih Cepat dan Akurat di Tengah Tantangan Global

JAKARTA  – Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) yang dikelola oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dinilai menjadi instrumen penting dalam mendukung kelancaran penyaluran kredit perbankan kepada masyarakat, terutama di tengah tantangan ekonomi global dan ketatnya kebijakan moneter yang diterapkan saat ini.

Hal tersebut disampaikan oleh Ekonom Senior Segara Research Institute, Piter Abdullah Redjalam, yang menyebut SLIK sebagai solusi strategis untuk mempercepat sekaligus memastikan keamanan penyaluran kredit oleh perbankan.

“SLIK OJK sesungguhnya dimaksudkan untuk memperlancar penyaluran kredit perbankan dengan menyediakan layanan informasi keuangan, termasuk menyediakan informasi mengenai debitur (iDeb), yang pada akhirnya mempermudah perbankan dalam menyalurkan kredit,” ujar Piter di Jakarta, Senin (5/5/2025).

Menurut Piter, dengan adanya akses terhadap informasi debitur yang lengkap dan terverifikasi melalui SLIK, perbankan memiliki dasar yang lebih kuat dalam melakukan analisis risiko sebelum menyetujui pengajuan kredit. Hal ini bukan hanya mempercepat proses persetujuan kredit, tetapi juga meminimalkan potensi kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) yang dapat mengganggu stabilitas sektor keuangan.

Dorong Efisiensi dan Transparansi dalam Sistem Keuangan

SLIK OJK merupakan pengganti dari sistem lama bernama BI Checking yang sebelumnya dikelola oleh Bank Indonesia. Melalui sistem ini, lembaga jasa keuangan dapat mengakses informasi kredit dan catatan pembayaran calon debitur, baik individu maupun badan usaha.

Sistem ini tidak hanya mendukung pihak perbankan, tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat luas karena membuka akses terhadap layanan keuangan formal. Masyarakat dapat mengetahui skor kredit mereka dan memperbaikinya jika diperlukan sebelum mengajukan pinjaman. SLIK juga meningkatkan transparansi, menghindarkan praktik pinjaman berlebih dan mendeteksi potensi fraud dalam proses pengajuan kredit.

OJK sendiri menekankan bahwa sistem ini merupakan bagian dari upaya digitalisasi dan penguatan infrastruktur keuangan nasional.

Tantangan Kredit di Tengah Ketatnya Kebijakan Moneter

Saat ini, penyaluran kredit nasional tengah menghadapi tantangan akibat kondisi makroekonomi global. Bank Indonesia (BI) menerapkan kebijakan moneter yang ketat dengan mempertahankan suku bunga acuan pada level tinggi guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah serta mengendalikan inflasi.

Kondisi tersebut menyebabkan likuiditas perbankan menjadi terbatas. Akibatnya, banyak bank memilih untuk memperlambat penyaluran kredit demi menjaga kualitas portofolio kreditnya.

Piter menilai, di tengah situasi seperti ini, kehadiran sistem seperti SLIK menjadi sangat vital.

“Dengan keterbatasan likuiditas, bank harus lebih selektif dan efisien dalam menyalurkan kredit. Di sinilah peran SLIK sebagai penyedia data informasi yang akurat sangat dibutuhkan,” tegasnya.

Bank Indonesia melalui Survei Perbankan terbaru juga mencatat bahwa penyaluran kredit baru pada triwulan I 2025 tetap menunjukkan pertumbuhan positif, meski melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pola historis pasca akhir tahun, di mana aktivitas ekonomi biasanya cenderung moderat.

Arah Kebijakan OJK dan BI dalam Mendorong Kredit

Baik OJK maupun BI menyadari pentingnya peran sektor perbankan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, berbagai upaya terus dilakukan untuk memastikan sistem keuangan tetap stabil, sehat, dan efisien.

OJK melalui penguatan SLIK berupaya menjaga kesinambungan akses kredit kepada sektor produktif, terutama UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Sementara itu, BI berfokus pada pengelolaan likuiditas agar tetap seimbang, menjaga suku bunga pinjaman agar tetap kompetitif, serta memperhatikan dinamika global yang berdampak terhadap pasar domestik.

Kolaborasi Sistem dan Kebijakan, Percepat Pemulihan Ekonomi

Dengan integrasi sistem seperti SLIK dan koordinasi yang baik antara OJK dan BI, ekosistem keuangan Indonesia diharapkan mampu mendukung proses pemulihan ekonomi pasca tekanan global. Langkah ini penting untuk menjaga kepercayaan pelaku usaha dan mendorong investasi sektor riil.

SLIK juga dinilai dapat memperkuat inklusi keuangan nasional. Semakin banyak masyarakat yang masuk dalam sistem keuangan formal, maka semakin besar pula kontribusi mereka terhadap pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

“SLIK bukan hanya sistem pelaporan, tetapi jembatan antara kebutuhan masyarakat terhadap pembiayaan dan kehati-hatian perbankan dalam menyalurkan dana. Jika dimanfaatkan optimal, ini akan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkas Piter Abdullah.

Kehadiran SLIK OJK menjadi elemen penting dalam menjaga kelancaran penyaluran kredit di tengah tantangan ekonomi. Dengan menyediakan informasi keuangan yang komprehensif, SLIK membantu perbankan dalam melakukan penilaian risiko dan memfasilitasi proses kredit yang lebih cepat dan tepat sasaran.

Di saat kebijakan moneter sedang ketat dan likuiditas terbatas, kehadiran sistem informasi yang andal seperti SLIK menjadi solusi strategis untuk memastikan roda perekonomian tetap bergerak dan inklusi keuangan semakin luas.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index