JAKARTA – Ribuan buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerja Nasional (SPN) Kabupaten Lebak merayakan Hari Buruh atau May Day 2025 dengan cara yang berbeda. Alih-alih menggelar aksi demonstrasi seperti yang biasa dilakukan pada hari tersebut, para buruh mengadakan hiburan rakyat di Alun-alun Rangkasbitung. Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 1.000 buruh dari berbagai sektor yang bekerja di wilayah Kabupaten Lebak.
Ketua SPN Kabupaten Lebak, Sidik Uwen, mengungkapkan bahwa meski sebagian peserta masih dalam perjalanan, sekitar seribu buruh diperkirakan akan hadir dalam acara tersebut. "Iya, diperkirakan ada sekitar 1.000 buruh dari SPN. Mungkin sebagian masih dalam perjalanan dan akan segera berkumpul di sini," ujar Sidik.
Gerakan Damai dan Sinergi dengan Pemerintah Daerah
Sidik Uwen menjelaskan bahwa keputusan untuk tidak menggelar aksi demonstrasi pada Hari Buruh tahun ini merupakan bentuk penghormatan kepada kebijakan pemerintah daerah. "Kita membangun gerakan kali ini dengan cara yang damai, supaya bisa bersinergi dengan pemerintah," tambahnya.
Lebih lanjut, Sidik menegaskan bahwa tindakan tersebut bukanlah bagian dari cipta kondisi, melainkan refleksi dari kultur masyarakat Lebak yang mengutamakan dialog yang santun dan damai dalam menyampaikan aspirasi. "Kami ingin menunjukkan bahwa para buruh bisa berdialog dengan cara yang santun," kata Sidik.
Dalam momentum Hari Buruh 2025 ini, Sidik juga berharap agar pemerintah dapat lebih memperhatikan kesejahteraan buruh, khususnya terkait kelayakan upah yang diterima oleh pekerja di Kabupaten Lebak. "Momen Hari Buruh ini menjadi titik awal bagi kami untuk memperjuangkan kehidupan buruh yang lebih layak dan sejahtera di Lebak," ungkapnya.
Harapan untuk Kesejahteraan Buruh
Sidik menambahkan bahwa melalui kegiatan ini, pihaknya berharap dapat membangun komunikasi yang lebih baik dengan pemerintah daerah untuk bersama-sama mencari solusi bagi kesejahteraan buruh di Lebak. "Kami ingin duduk bersama dengan pemerintah agar bisa bekerja sama dan sama-sama bekerja," tuturnya.
Senada dengan Sidik, Asep, seorang buruh yang turut hadir dalam acara tersebut, juga mengungkapkan penghargaan terhadap kebijakan pemerintah daerah yang memberikan kesempatan bagi para buruh untuk merayakan Hari Buruh dengan cara yang damai dan penuh kebersamaan. "Intinya kami ingin bersinergi dengan pemerintah," katanya singkat.
Hiburan Rakyat sebagai Simbol Kebersamaan
Selain sebagai bentuk perayaan, hiburan rakyat yang digelar di Alun-alun Rangkasbitung juga bertujuan untuk mempererat hubungan antara buruh, pemerintah, dan masyarakat Lebak. Berbagai pertunjukan seni dan budaya, seperti musik, tari, dan permainan rakyat, menjadi bagian dari acara tersebut. Para buruh dan masyarakat setempat pun turut serta menikmati hiburan yang dihadirkan dalam suasana yang hangat dan penuh kegembiraan.
Acara ini tidak hanya menjadi ruang bagi buruh untuk merayakan Hari Buruh, tetapi juga untuk menunjukkan bahwa mereka bisa menyampaikan aspirasi dengan cara yang lebih positif dan produktif. Seperti yang disampaikan Sidik, bahwa gerakan buruh kali ini merupakan bentuk dari perubahan budaya yang mengedepankan sikap santun dan damai dalam berinteraksi dengan pemerintah.
Hari Buruh sebagai Titik Awal Perjuangan Kesejahteraan Buruh
Hari Buruh 2025 di Kabupaten Lebak menjadi momen penting bagi buruh dalam memperjuangkan hak-hak mereka, terutama dalam hal kesejahteraan dan upah yang lebih layak. Sidik berharap, dengan adanya sinergi yang terjalin antara buruh dan pemerintah daerah, kesejahteraan buruh di Lebak dapat terus meningkat. "Kami berharap pemerintah daerah tidak hanya mendengar, tetapi juga berkomitmen untuk mewujudkan kesejahteraan buruh," ujar Sidik.
Sidik menutup harapannya dengan pesan agar perjuangan ini bukan hanya berhenti di Hari Buruh, tetapi menjadi langkah awal untuk terus memperjuangkan kehidupan buruh yang lebih baik di Kabupaten Lebak. "Kami akan terus berjuang untuk kehidupan yang lebih layak bagi buruh," tandasnya.
Peringatan Hari Buruh 2025 yang berbeda di Kabupaten Lebak, yang kali ini diperingati dengan hiburan rakyat, menjadi simbol pentingnya sinergi antara buruh dan pemerintah. Para buruh, melalui acara ini, ingin menunjukkan bahwa mereka bisa menyampaikan aspirasi dengan cara yang damai dan produktif. Meskipun tidak ada aksi demonstrasi, mereka tetap memperjuangkan hak-hak mereka, terutama soal kesejahteraan dan upah yang layak.
Dengan komitmen untuk terus berjuang dan berdialog secara santun, buruh di Kabupaten Lebak berharap pemerintah akan lebih memperhatikan kebutuhan mereka, dan membangun masa depan yang lebih sejahtera bagi seluruh pekerja di wilayah tersebut.