Pasar Modal

Strategi Cerdas Menghadapi Volatilitas Pasar Modal: Mengapa Sell in May Perlu Dipertimbangkan dengan Bijak di 2025

Strategi Cerdas Menghadapi Volatilitas Pasar Modal: Mengapa Sell in May Perlu Dipertimbangkan dengan Bijak di 2025
Strategi Cerdas Menghadapi Volatilitas Pasar Modal: Mengapa Sell in May Perlu Dipertimbangkan dengan Bijak di 2025

JAKARTA - Di dunia pasar modal, ungkapan "Sell in May and Go Away" sering kali menjadi topik pembicaraan yang hangat di kalangan investor, terutama menjelang bulan Mei 2025. Adagium ini menyarankan para investor untuk menjual aset saham mereka pada awal Mei 2025 dan kembali mengakumulasinya setelah periode Oktober 2025. Strategi ini dikenal luas di pasar saham Barat dan memiliki akar sejarah yang kuat. Namun, dengan kondisi pasar global yang terus berkembang dan penuh volatilitas, apakah strategi tersebut masih relevan untuk diterapkan di tahun 2025?

Sejarah dan Asal-Usul "Sell in May and Go Away"

Istilah ini berakar dari pepatah kuno Inggris yang berbunyi, "Sell in May and go away, and come back on St. Leger's Day." Pepatah ini terkenal di kalangan pedagang, bangsawan, dan bankir London pada masa lalu, yang memiliki kebiasaan meninggalkan kota selama musim panas dan baru kembali pada September untuk menghadiri acara pacuan kuda bergengsi, St. Leger's Day, di Doncaster, South Yorkshire. Selama periode ini, pasar cenderung mengalami pelambatan aktivitas.

Pada intinya, ungkapan ini berfungsi sebagai pengingat bagi para investor untuk menyesuaikan strategi mereka dengan siklus pasar yang lebih sepi dan kurang menguntungkan, yang secara tradisional terjadi antara Mei hingga Oktober. Namun, apakah kondisi pasar saat ini mendukung penerapan strategi ini?

Pandangan Para Ahli Tentang Kondisi Pasar Saat Ini

Menurut Dody Mardiansyah, Head of IPOT Fund, meskipun secara historis pasar saham menunjukkan kecenderungan lebih lesu selama enam bulan dari Mei hingga Oktober, kondisi pasar saat ini sangat berbeda. Dody menjelaskan bahwa kita tengah berlayar di tengah samudra volatilitas yang tinggi, dengan ketidakpastian ekonomi global yang dipicu oleh berbagai faktor, seperti perlambatan pertumbuhan ekonomi di berbagai negara, ancaman resesi, serta kebijakan moneter yang dinamis dari bank-bank sentral dunia.

"Dalam konteks pasar yang penuh gejolak seperti saat ini, pendekatan yang hati-hati sangat diperlukan. Kita tidak bisa lagi mengaplikasikan adagium 'Sell in May and Go Away' secara dogmatis tanpa memperhatikan kondisi pasar yang lebih kompleks," ujar Dody.

Strategi Berinvestasi di Tengah Ketidakpastian

Dody menekankan bahwa meskipun ada pola musiman tertentu di pasar, investor tidak boleh mengambil keputusan investasi hanya berdasarkan asumsi atau adagium pasar. Dia mengingatkan pentingnya manajemen risiko yang disiplin, seperti melakukan diversifikasi portofolio dan mengalokasikan aset sesuai dengan profil risiko masing-masing investor. Hal ini menjadi lebih penting mengingat volatilitas pasar yang cenderung tinggi.

"Keputusan investasi harus didasarkan pada tujuan keuangan pribadi dan pemahaman yang mendalam mengenai pasar dan kondisi terkini. Mengandalkan adagium pasar semata bisa berisiko merugikan investor," tambah Dody.

Rekomendasi Alternatif Investasi di Tengah Ketidakpastian Pasar

Meski ada ketidakpastian dan potensi penurunan pasar saham, Dody menyarankan investor untuk mempertimbangkan instrumen investasi yang lebih stabil, seperti Reksa Dana Pasar Uang (RDPU). RDPU, menurut Dody, menawarkan fleksibilitas dan likuiditas tinggi, memungkinkan investor untuk menarik dana kapan saja tanpa penalti. Selain itu, tingkat pengembalian RDPU juga lebih tinggi dibandingkan dengan Rekening Dana Nasabah (RDN) atau deposito, yang cenderung memberikan bunga yang lebih rendah dan terbatas pada likuiditas.

"Dengan memilih RDPU yang dikelola oleh para profesional berpengalaman, investor dapat menjaga dana mereka tetap stabil di tengah volatilitas pasar, dan siap untuk kembali masuk ke pasar saham saat situasi membaik," jelas Dody.

Selain itu, meskipun ada potensi kerugian jika mengandalkan pasar saham semata, alternatif seperti deposito memang menawarkan pengembalian yang lebih tinggi, meski masih terbatas karena potongan pajak dan penalti pencairan dana. Namun, dalam kondisi pasar yang volatile, RDPU dapat menjadi pilihan yang lebih aman dan menguntungkan.

Pentingnya Pendekatan yang Disesuaikan dengan Kondisi Pasar

Adagium "Sell in May and Go Away" mungkin masih populer di kalangan investor pasar modal, namun penting untuk mencatat bahwa pasar saat ini jauh lebih kompleks. Ketidakpastian ekonomi global, kebijakan moneter yang dinamis, dan ketegangan geopolitik dapat mempengaruhi keputusan investasi secara signifikan. Oleh karena itu, investor disarankan untuk lebih berhati-hati dan tidak mengandalkan satu strategi saja.

"Strategi investasi yang efektif harus disesuaikan dengan kondisi pasar yang terkini dan tujuan keuangan pribadi. Memilih instrumen yang tepat, seperti RDPU, bisa menjadi cara yang lebih aman dan fleksibel di tengah ketidakpastian pasar," tutup Dody.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index