Minyak

Harga Minyak Global Naik 4,41 Persen Didorong oleh Peningkatan Permintaan dari Eropa dan China

Harga Minyak Global Naik 4,41 Persen Didorong oleh Peningkatan Permintaan dari Eropa dan China
Harga Minyak Global Naik 4,41 Persen Didorong oleh Peningkatan Permintaan dari Eropa dan China

JAKARTA  – Harga minyak mentah di pasar global mengalami lonjakan signifikan pada hari ini, setelah sebelumnya berada pada titik terendah dalam empat tahun terakhir. Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) tercatat naik 4,41%, mencapai posisi US$59,65 per barel, setelah sebelumnya berada pada US$57,13 per barel pada penutupan perdagangan. Sementara itu, harga minyak Brent juga mencatatkan kenaikan 4%, diperdagangkan pada level US$62,64 per barel, dari sebelumnya US$60,23 per barel.

Lonjakan harga minyak ini dipicu oleh beberapa faktor penting, terutama peningkatan permintaan dari China dan Eropa serta perkembangan terkait kebijakan OPEC+ yang semakin mempengaruhi dinamika pasar energi global.

Peningkatan Permintaan dari China dan Eropa

Kenaikan harga minyak ini sebagian besar didorong oleh permintaan yang meningkat di beberapa wilayah besar, terutama China. Pada liburan Hari Buruh yang baru saja berlalu, China mencatatkan lonjakan konsumsi domestik, terutama di sektor transportasi dan pariwisata. Kenaikan permintaan ini memberikan sinyal positif bagi pasar minyak global, yang sebelumnya sempat khawatir dengan penurunan aktivitas di beberapa negara utama konsumen energi.

Sementara itu, Komisi Eropa juga turut berperan dalam meningkatkan harga minyak global dengan mengusulkan sanksi yang lebih luas terhadap individu dan kapal-kapal yang terkait dengan pengiriman minyak dari Rusia. Proposal ini menambah ketegangan dalam pasar minyak global dan mendorong peningkatan harga, karena adanya kekhawatiran akan gangguan pasokan yang lebih besar.

OPEC+ Tingkatkan Produksi, Namun Kekhawatiran Kelebihan Pasokan Tetap Ada

Harga minyak juga dipengaruhi oleh kebijakan OPEC+ yang baru saja meningkatkan produksinya. Langkah ini sempat memicu kekhawatiran akan terjadi kelebihan pasokan, terlebih dengan adanya tekanan dari tarif yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS).

Namun, meskipun OPEC+ menaikkan produksi, pasar minyak tetap merespons dengan optimis karena adanya permintaan yang terus meningkat, terutama di wilayah Asia. Daniel Hynes, Senior Strategis Komoditas di ANZ Bank, menjelaskan bahwa peningkatan permintaan ini sangat penting untuk menopang harga minyak, meskipun ada risiko dari kebijakan produksi yang lebih agresif.

“Penurunan aktivitas pengeboran di rig pengeboran AS, yang dipicu oleh penurunan harga dalam beberapa pekan terakhir, dapat menurunkan produksi minyak secara signifikan dalam beberapa bulan ke depan,” kata Hynes.

Penurunan Aktivitas Pengeboran di AS

Salah satu dampak penurunan harga minyak dalam beberapa pekan terakhir adalah penurunan jumlah rig pengeboran di AS. Diamondback Energy dan Coterra Energy, dua perusahaan energi besar di AS, telah memangkas jumlah rig pengeboran mereka, yang secara langsung berpotensi mengurangi produksi minyak di negara tersebut.

Laporan dari American Petroleum Institute (API) mencatatkan bahwa persediaan minyak mentah AS mengalami penurunan 4,5 juta barel dalam dua pekan yang berakhir pada 2 Mei. Penurunan produksi ini dapat memperketat pasokan minyak global, yang berkontribusi pada kenaikan harga minyak.

Menurut analis Reuters, diperkirakan akan terjadi penurunan produksi minyak AS sekitar 800.000 barel pada periode yang sama, yang menjadi faktor tambahan dalam meningkatkan ketegangan harga minyak global.

Suku Bunga The Federal Reserve AS Tidak Berubah

Selain faktor-faktor terkait pasokan dan permintaan, kebijakan moneter juga turut berperan dalam dinamika pasar minyak. The Federal Reserve diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga dalam waktu dekat. Hal ini terjadi di tengah kekhawatiran mengenai dampak tarif terhadap kondisi ekonomi secara keseluruhan, baik di AS maupun di negara-negara mitra dagang utamanya.

Beberapa kalangan memandang kebijakan suku bunga yang stabil ini sebagai langkah untuk mendukung perekonomian AS dalam menghadapi tantangan global, termasuk fluktuasi harga energi.

Kenaikan Harga Minyak Meningkatkan Optimisme Pasar

Lonjakan harga minyak global yang tercatat hari ini mencerminkan beberapa faktor positif yang berkembang, termasuk permintaan yang terus meningkat dari China dan Eropa, serta penurunan produksi minyak di AS. Meski ada kekhawatiran terkait kebijakan OPEC+ yang meningkatkan produksi, pasar tetap optimis karena meningkatnya konsumsi energi di beberapa sektor kunci.

Namun, ketegangan dalam pasar minyak global tetap ada, terutama terkait dengan kebijakan tarif dan sanksi yang dapat memengaruhi stabilitas pasokan dan harga energi. Seiring dengan penurunan aktivitas pengeboran di AS, pasar akan terus mengawasi perkembangan ini dalam beberapa pekan mendatang, terutama terkait dengan upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor energi dan memperkuat posisi ekonomi domestik.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index