Petani

Petani Ngawi Untung 30 Persen dengan Pertanian Ramah Lingkungan, Bupati Tegaskan Fokus pada PRLB dalam Lima Tahun ke Depan

Petani Ngawi Untung 30 Persen dengan Pertanian Ramah Lingkungan, Bupati Tegaskan Fokus pada PRLB dalam Lima Tahun ke Depan
Petani Ngawi Untung 30 Persen dengan Pertanian Ramah Lingkungan, Bupati Tegaskan Fokus pada PRLB dalam Lima Tahun ke Depan

JAKARTA  – Kabupaten Ngawi terus berkomitmen untuk menjadi daerah lumbung pangan nasional dengan fokus pada pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan (PRLB). Upaya ini menjadi bagian penting dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJM) selama lima tahun ke depan.

Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono, menegaskan bahwa konsep PRLB akan semakin diperkuat dan diterapkan secara luas di kalangan petani. Menurutnya, dalam lima tahun ke depan, PRLB bukan hanya sekadar slogan, tetapi akan menjadi tradisi dalam dunia pertanian di Kabupaten Ngawi.

“Dalam lima tahun kedepan, konsep PRLB akan semakin kami bumikan. Sehingga akan menjadi tradisi bertani masyarakat petani kita,” kata Bupati Ony pada konferensi pers di Ngawi.

Pertanian Ramah Lingkungan dan Keuntungannya bagi Petani

Pertanian ramah lingkungan yang diusung di Ngawi bertujuan untuk menekan biaya produksi petani, dengan mengurangi ketergantungan pada pupuk dan pestisida kimia. Program ini mengajarkan petani untuk membuat pupuk dan pestisida organik secara mandiri. Hal ini diharapkan dapat menurunkan pengeluaran petani, sekaligus meningkatkan kualitas dan keberlanjutan hasil pertanian mereka.

Program PRLB dinilai sangat relevan mengingat mayoritas penduduk Kabupaten Ngawi adalah petani dan buruh tani. Walaupun belum sepenuhnya mampu mengurangi jumlah kemiskinan, konsep pertanian ramah lingkungan ini menjadi langkah yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan petani secara jangka panjang.

Indikator Kesejahteraan: Nilai Tukar Petani (NTP)

Bupati Ony menjelaskan bahwa kesejahteraan petani diukur melalui Nilai Tukar Petani (NTP), yang dihitung dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dan indeks harga yang dibayar petani. Jika NTP lebih dari 100 persen, petani mengalami surplus atau keuntungan.

“Kalau NTP 100, maka petani tidak untung sama sekali. Maka kami upayakan NTP minimal 120-130. Dalam artian petani kita dari usaha pertanian bisa untung 20-30 persen,” ucap Bupati Ony.

Saat ini, rata-rata NTP Kabupaten Ngawi berada di angka 130-140 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan NTP Provinsi Jawa Timur. Hal ini menunjukkan bahwa para petani di Ngawi berhasil mendapatkan keuntungan yang cukup signifikan.

Keuntungan 30 Persen untuk Petani Ngawi

Berdasarkan data yang ada, Bupati Ony mengungkapkan bahwa petani di Ngawi rata-rata sudah meraih keuntungan sekitar 30 persen. Keuntungan ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan pola pertanian konvensional. Bupati Ony menargetkan agar seluruh petani di Ngawi dapat mengimplementasikan prinsip PRLB, sehingga mereka bisa meraih keuntungan yang lebih besar lagi, bahkan bisa mencapai dua kali lipat dari keuntungan yang didapatkan melalui pertanian konvensional.

“Petani Ngawi rata-rata sudah untung 30 persen. Target kami semua petani menerapkan PRLB, sehingga keuntungan bisa dua kali lipat daripada yang konvensional,” jelas Bupati Ony.

Tantangan dalam Mewujudkan Pertanian Ramah Lingkungan

Namun, Bupati Ony juga menyadari bahwa untuk mencapai target tersebut, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satu tantangan terbesar adalah mengubah pola pikir petani yang sudah terbiasa dengan cara bertani konvensional. Selain itu, diperlukan peningkatan pengetahuan, akses terhadap sarana dan prasarana pertanian, serta stabilisasi hasil panen.

Kendala lainnya adalah dalam hal aksesibilitas. Menurut Bupati Ony, petani perlu didorong agar dapat mengakses berbagai teknologi dan sistem informasi pertanian yang dapat mendukung implementasi PRLB. Di samping itu, dukungan pemerintah dalam hal penyediaan fasilitas yang memadai dan sistem distribusi yang efisien juga sangat diperlukan agar hasil pertanian bisa sampai ke pasar dengan harga yang stabil.

Solusi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Petani

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Pemerintah Kabupaten Ngawi berencana untuk menyediakan pelatihan dan bimbingan teknis bagi petani agar mereka dapat menguasai teknik-teknik pertanian ramah lingkungan. Selain itu, pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan kualitas dan keberlanjutan sarana pertanian seperti alat-alat modern yang ramah lingkungan serta akses ke pasar yang lebih baik.

Bupati Ony berharap, dengan semakin luasnya penerapan PRLB, petani Ngawi akan semakin sejahtera dan dapat berkontribusi lebih besar dalam ketahanan pangan nasional.

PRLB sebagai Pilar Ketahanan Pangan Nasional

Penerapan pertanian ramah lingkungan di Kabupaten Ngawi menjadi langkah maju dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan. Melalui pendekatan yang mengutamakan efisiensi biaya dan keberlanjutan, petani Ngawi dapat menikmati keuntungan yang lebih besar dan mengurangi ketergantungan pada bahan-bahan kimia.

“Pertanian ramah lingkungan ini adalah masa depan pertanian kita. Kami ingin petani Ngawi tidak hanya untung, tetapi juga berkelanjutan dalam jangka panjang,” tutup Bupati Ony, menegaskan komitmennya dalam memperjuangkan kesejahteraan petani.

Diharapkan bahwa program PRLB tidak hanya akan memperbaiki perekonomian petani, tetapi juga mendukung tercapainya ketahanan pangan yang lebih stabil dan berkelanjutan di Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index