JAKARTA - Industri transportasi dan logistik di Indonesia, yang mencakup pengangkutan barang dan orang melalui darat, laut, dan udara, serta layanan logistik seperti pergudangan dan ekspedisi, memainkan peran penting dalam pergerakan ekonomi nasional. Meskipun sektor ini mengalami tekanan ekonomi sejak 2024, dengan berbagai tantangan seperti permintaan yang melemah dan kenaikan biaya operasional, sektor transportasi dan logistik tetap dianggap memiliki prospek cerah dalam jangka menengah hingga panjang.
Penurunan Sektor Transportasi dan Logistik di Tahun 2024
Sektor transportasi dan logistik Indonesia mencatatkan penurunan signifikan sejak 2024. Menurut Firda Yusliani, perwakilan IPOT Banjarmasin dari Indo Premier Sekuritas, penurunan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor utama. “Penurunan ini terjadi karena permintaan yang melemah, kenaikan biaya operasional terutama bahan bakar minyak (BBM), serta persaingan yang semakin ketat. Kondisi ekonomi global yang tidak pasti juga turut menekan performa sektor ini,” ujar Firda.
Seiring dengan meningkatnya ketidakpastian global, terutama akibat perubahan ekonomi yang terjadi di berbagai negara besar, sektor ini mengalami dampak yang cukup signifikan. Kenaikan harga BBM, ketatnya regulasi pemerintah terkait tarif dan pajak, serta fluktuasi ekonomi global turut memberi dampak langsung terhadap volume perdagangan dan permintaan jasa logistik di Indonesia.
Prospek Positif untuk Sektor Transportasi dan Logistik Indonesia
Meski tengah menghadapi berbagai tekanan ekonomi, sektor transportasi dan logistik masih menawarkan prospek yang menarik, khususnya di sektor e-commerce dan ekspansi pelabuhan. Seiring dengan berkembangnya tren e-commerce yang pesat, kebutuhan akan efisiensi logistik dan ekspansi pelabuhan menjadi peluang besar bagi sektor ini. Firda Yusliani menambahkan, “Sektor ini tetap memiliki potensi pertumbuhan yang menarik di masa depan, terutama dengan berkembangnya e-commerce dan modernisasi pelabuhan.”
Perusahaan-perusahaan yang dapat beradaptasi dengan teknologi dan digitalisasi diperkirakan akan tumbuh lebih cepat dibandingkan pesaingnya. Inovasi dalam sistem manajemen logistik yang lebih efisien dan penggunaan teknologi berbasis data dapat memberikan keunggulan kompetitif. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan yang berhasil memanfaatkan digitalisasi untuk memperbaiki layanan logistik dan efisiensi operasional berpeluang besar untuk bertahan dan berkembang di tengah persaingan yang ketat ini.
Risiko yang Perlu Diperhatikan Investor
Meski sektor ini menawarkan prospek cerah, Firda juga mengingatkan investor untuk tetap memperhatikan beberapa risiko utama yang dapat mempengaruhi sektor ini dalam jangka pendek maupun menengah. “Investor harus mencermati beberapa risiko seperti fluktuasi harga BBM, kebijakan pajak dan tarif yang terus berubah, serta ketidakpastian ekonomi global akibat faktor eksternal seperti konflik geopolitik dan potensi resesi. Semua faktor ini dapat mempengaruhi volume perdagangan dan permintaan terhadap jasa logistik,” jelasnya.
Selain itu, investor juga perlu memperhatikan faktor internal perusahaan, seperti kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi dan efisiensi operasional. Sektor logistik yang semakin bergantung pada sistem digital dan otomatisasi memerlukan perusahaan yang mampu berinovasi dan menyesuaikan diri dengan perkembangan pasar.
Emiten Menarik: PT Samudera Indonesia Tbk
Salah satu emiten yang menarik perhatian di sektor ini adalah PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), yang bergerak di bidang pelayaran dan logistik. Perusahaan ini dianggap memiliki strategi yang baik dalam diversifikasi bisnis dan efisiensi operasional, khususnya dalam segmen angkutan internasional. Dengan valuasi Price to Earnings Ratio (P/E Ratio) sebesar 5,06x dan Price to Book Value (PBV) 0,35x, saham SMDR dinilai undervalued dan menarik bagi investor jangka menengah hingga panjang.
Secara teknikal, saham SMDR juga menunjukkan tren positif, dengan target harga jangka pendek diperkirakan berada di angka 268, sementara untuk target jangka menengah diperkirakan akan mencapai harga 344. Dengan harga saham yang relatif rendah, SMDR memberikan peluang investasi yang menarik di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Peluang di Tengah Tantangan
Sektor transportasi dan logistik di Indonesia tetap menunjukkan potensi pertumbuhan meskipun dilanda tantangan ekonomi global. Perkembangan pesat e-commerce, ekspansi pelabuhan, dan penerapan teknologi di industri logistik menjadi peluang yang menjanjikan bagi sektor ini. Perusahaan yang mampu beradaptasi dengan digitalisasi dan berfokus pada efisiensi operasional akan memiliki keunggulan kompetitif yang kuat.
Namun, investor juga harus tetap berhati-hati dan memperhatikan risiko-risiko yang dapat mempengaruhi sektor ini, seperti fluktuasi harga BBM, regulasi pemerintah yang dinamis, dan ketidakpastian ekonomi global. Dengan strategi yang tepat dan pemantauan risiko yang cermat, sektor transportasi dan logistik Indonesia masih memiliki prospek yang cerah untuk jangka panjang.