JAKARTA - Sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah mulai menyetorkan dividen mereka ke Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), yang kini semakin aktif dalam menjalankan misinya. Hal ini diungkapkan oleh Menteri BUMN sekaligus Ketua Dewan Pengawas Danantara, Erick Thohir, dalam pernyataan resmi yang disampaikan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Erick Thohir menjelaskan, sebagian besar dana dividen BUMN yang direncanakan telah masuk ke dalam Danantara. "Sebagian besar sudah masuk dananya," ujar Erick dalam konferensi pers yang berlangsung di Istana Kepresidenan. Namun, Erick enggan membeberkan secara rinci kapan dividen tersebut secara penuh disetorkan ke Danantara, dan ia meminta agar wartawan menanyakan langsung hal tersebut kepada CEO Danantara, Rosan Perkasa Roeslani.
Sementara itu, Rosan Perkasa Roeslani, CEO Danantara, sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa sejumlah BUMN sudah resmi bergabung dengan Danantara. Bahkan, dalam sebuah acara Town Hall Meeting Badan Pengelola Investasi Danantara yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC), Rosan menyampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto bahwa sebanyak 844 BUMN telah resmi menjadi bagian dari Danantara Indonesia.
"Alhamdulillah, sejak 21 Maret, seluruh BUMN yang berjumlah 844 ini sudah resmi menjadi bagian dari Danantara Indonesia," ujar Rosan dalam acara tersebut.
Menurut Rosan, keberadaan Danantara menjadi sebuah bentuk nyata dari kemandirian ekonomi bangsa yang penting bagi Indonesia, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global dan situasi geopolitik yang penuh tantangan. "Danantara hadir di saat dunia sedang menghadapi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, yang terbaru yaitu adanya kebijakan tarif dari Amerika Serikat (AS)," lanjutnya.
Rosan juga menekankan pentingnya membangun kemandirian ekonomi dalam negeri. Ia mengajak seluruh elemen bangsa, termasuk dunia usaha dan koperasi, untuk bekerja sama membuktikan bahwa Indonesia mampu menjadi negara besar dengan karakter, kompetensi, dan komitmen yang kuat.
Panggilan ke Istana: Evaluasi dan Arah Investasi
Rosan dipanggil oleh Presiden Prabowo Subianto untuk membahas perkembangan terbaru terkait Danantara, serta arah investasi yang akan dijalankan ke depan. Rosan mengungkapkan, Presiden Prabowo menekankan pentingnya evaluasi dan asesmen terhadap BUMN yang berada di bawah pengelolaan Danantara.
"Bapak bilang itu yang best brain, best talent yang ada, yang berdasarkan meritokrasi ya. Jadi yang berdasarkan yang terbaik," kata Rosan, mengutip arahan dari Presiden Prabowo Subianto terkait pemilihan para pimpinan BUMN yang ada di bawah Danantara.
Selain itu, dalam pertemuan tersebut, Rosan juga mengungkapkan rencananya untuk membentuk sebuah badan filantropi bernama Danantara Trust. Badan filantropi ini akan menampung antara 1 hingga 2,5 persen dari dividen yang diterima oleh Danantara setiap tahunnya. Pada awal tahun, Danantara berencana menanamkan dana sebesar 100 juta dolar AS ke dalam Dana Abadi Danantara Trust, dan dalam lima hingga enam tahun mendatang, Rosan menargetkan Dana Abadi ini dapat mencapai 1 miliar dolar AS.
"Di awal tahun, kami memang akan taruh dahulu 100 juta dolar AS. Dan kami sudah lihat angkanya mungkin dalam waktu 5-6 tahun ini, kita sudah bisa memberi 1 miliar dolar AS ke Danantara Trust Fund," ungkap Rosan saat mendampingi Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan pendiri Gates Foundation, Bill Gates, di Istana Kepresidenan.
Rosan juga menambahkan, bahwa Danantara Trust akan fokus pada pemberdayaan di berbagai bidang, seperti pendidikan dan kesehatan. Selain itu, ia juga memaparkan adanya potensi kolaborasi dengan Gates Foundation dalam menjalankan program-program pemberdayaan tersebut. "Rencana kolaborasi itu yang sudah kami bicarakan dengan Gates Foundation, untuk mereka juga bersama-sama menaruh dana, juga bersama-sama dengan kami," kata Rosan.
Revisi UU PNBP untuk Menyesuaikan Perpindahan Dividen
Namun, ada satu hal yang perlu diperhatikan terkait pergeseran aliran dividen BUMN yang sebelumnya masuk ke kas negara melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan kini berpindah ke Danantara. Anggota Komisi XI DPR, Wihadi Wijanto, mengusulkan adanya revisi terhadap Undang-Undang tentang PNBP. Menurut Wihadi, dengan adanya peralihan ini, PNBP mengalami tekanan, bahkan diperkirakan kehilangan sekitar Rp 90 triliun dari setoran dividen BUMN yang kini disetorkan ke Danantara.
"Dengan adanya Undang-Undang PNBP, harapannya setorannya meningkat," ujar Wihadi di Kompleks DPR/DPD/MPR, Senayan, Jakarta. Politisi Partai Gerindra ini berharap agar dengan adanya perubahan Undang-Undang PNBP, perekonomian negara bisa lebih fleksibel dan sektor penerimaan negara dapat meningkat meski dividen BUMN kini lebih banyak disalurkan ke Danantara.
Langkah Strategis Menuju Ekonomi Mandiri
Secara keseluruhan, keberadaan Danantara menjadi langkah strategis Indonesia dalam memperkuat ketahanan ekonomi dan mendorong pembangunan yang lebih merata dan berkelanjutan. Dengan semakin besarnya dana yang disalurkan dan dikelola Danantara, Indonesia kini semakin fokus pada pencapaian kemandirian ekonomi yang bisa menjadi landasan bagi perkembangan jangka panjang.