JAKARTA - Sebuah jet tempur Su-34 dengan kamuflase gurun tampak sedang melakukan uji penerbangan di wilayah Novosibirsk, Rusia. Foto yang beredar luas di media sosial memperlihatkan sebuah jet tempur Su-34 dengan skema kamuflase gurun sedang melaksanakan uji penerbangan di sekitar Novosibirsk, Rusia. Penampakan ini memicu spekulasi bahwa pesawat tersebut adalah pesanan luar negeri, diduga berasal dari Iran atau Aljazair.
Penampakan Unik Su-34 dengan Warna Kamuflase Gurun
Pesawat tempur Su-34 yang muncul menggunakan warna khas coklat dan kuning yang menyerupai gurun belum pernah terlihat sebelumnya di Angkatan Dirgantara Rusia (VKS). Biasanya, Su-34 yang bertugas menggunakan skema warna abu-abu atau biru untuk operasi di wilayah Rusia.
Kemunculan Su-34 bercorak gurun ini menimbulkan dugaan kuat bahwa pesawat tersebut bukan untuk keperluan Angkatan Udara Rusia, melainkan untuk pelanggan asing yang beroperasi di wilayah beriklim panas dan kering.
Spekulasi Pesanan Asing: Iran dan Aljazair
Spekulasi ini diperkuat dengan fakta bahwa produksi Su-34 meningkat pesat dalam tiga tahun terakhir, seiring dengan meningkatnya permintaan dari negara-negara sahabat Rusia.
Dua negara yang paling sering disebut sebagai calon pembeli adalah Iran dan Aljazair. Kedua negara dikenal sebagai pengguna sistem persenjataan Rusia dan secara historis sering membeli berbagai tipe pesawat tempur dari Moskow.
Aljazair, mitra pertahanan lama Rusia, merupakan pembeli senjata terbesar kedua setelah India. Mereka telah mengisyaratkan keinginan untuk mengganti armada pesawat pembom Su-24M dengan pesawat tempur generasi baru seperti Su-34.
Aljazair dan Iran dalam Peta Pembeli Su-34
Aljazair telah memperkuat kekuatan udara mereka selama dekade terakhir dengan pengadaan pesawat MiG-29M, Su-30MKA, Su-35, dan kemungkinan akan menerima Su-57. Pada Desember 2019, Aljazair disebut menandatangani kesepakatan pembelian 14 pesawat tempur, termasuk Su-34 dan Su-57.
Sementara itu, Iran juga berpotensi menjadi pembeli Su-34. Meski belum ada konfirmasi resmi terkait pesanan Su-34, Teheran diketahui telah memesan Su-35 dari Rusia sebagai bagian dari program modernisasi angkatan udaranya.
Su-34 dalam Konflik Ukraina dan Implikasinya
Su-34 sendiri merupakan pesawat pembom tempur yang banyak digunakan Rusia dalam konflik di Ukraina. Meski demikian, Rusia mengalami kerugian besar akibat hilangnya beberapa unit Su-34 yang terkena serangan pertahanan udara Ukraina atau kesalahan taktik.
Pengalaman perang ini mungkin menjadi bahan evaluasi penting bagi calon pembeli luar negeri sebelum memutuskan pengadaan Su-34 dengan spesifikasi dan kamuflase yang sesuai kebutuhan wilayah operasi masing-masing.
Ekspor Pertama Su-34 Berkamuflase Gurun?
Jika benar Su-34 dengan corak gurun tersebut adalah pesanan dari negara asing, ini akan menjadi ekspor perdana untuk tipe pesawat ‘berparuh bebek’ tersebut. Sejauh ini, Su-34 masih sangat identik dengan operasional Angkatan Udara Rusia.
Kehadiran pesawat dengan kamuflase khusus ini menandai babak baru dalam sejarah ekspor jet tempur Rusia dan memperkuat posisi Su-34 sebagai platform serang multi-misi yang diminati pasar internasional.
Potensi Pasar Su-34 untuk Negara Sahabat Rusia
Selain Iran dan Aljazair, negara-negara lain yang memiliki hubungan dekat dengan Rusia juga berpeluang mengakuisisi Su-34. Permintaan ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan kebutuhan modernisasi alutsista di kawasan-kawasan yang menghadapi tantangan keamanan kompleks.
Pengiriman Su-34 dengan konfigurasi khusus juga menunjukkan kemampuan Rusia menyesuaikan produk militernya dengan kebutuhan dan lingkungan operasional pelanggan.
Munculnya Su-34 dengan kamuflase gurun di Novosibirsk menandai potensi ekspor perdana jet tempur tersebut ke pasar internasional. Iran dan Aljazair menjadi kandidat terkuat sebagai pembeli, mengingat kedekatan mereka dengan Rusia dan kebutuhan penguatan alutsista.
Pengembangan dan pengiriman Su-34 versi ekspor ini diprediksi akan memperkuat daya saing industri pertahanan Rusia di pasar global, sekaligus memperluas pengaruh geopolitik melalui kerja sama militer dengan mitra strategis.