Petani

Polisi dan Petani di Sidoarjo Bersatu Dukung Asta Cita Prabowo Lewat Ketahanan Pangan dari Ladang Melon

Polisi dan Petani di Sidoarjo Bersatu Dukung Asta Cita Prabowo Lewat Ketahanan Pangan dari Ladang Melon
Polisi dan Petani di Sidoarjo Bersatu Dukung Asta Cita Prabowo Lewat Ketahanan Pangan dari Ladang Melon

JAKARTA — Dukungan terhadap Program Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto terus meluas hingga ke akar rumput. Di Kabupaten Sidoarjo, dukungan itu diwujudkan melalui kolaborasi konkret antara petani lokal dan aparat kepolisian, yang turut serta mendorong program ketahanan pangan nasional. Salah satu wujud nyata dari kolaborasi tersebut terjadi di Desa Kebakalan, Kecamatan Porong.

Dalam kegiatan tersebut, Bhabinkamtibmas Desa Kebakalan, Aiptu Hariyanto, mendatangi lahan pertanian milik salah satu warga binaannya, Arif, seorang petani melon yang aktif menggarap lahan di RT 09 RW 02. Aiptu Hariyanto tidak sekadar berkunjung, melainkan turut berdialog dan memberi motivasi kepada petani agar tetap bersemangat dalam bertani, khususnya dalam mendukung upaya nasional menuju swasembada dan ketahanan pangan.

“Kami hadir untuk memberi semangat dan turut mengawal kemajuan sektor pertanian di desa-desa,” tegas Kapolsek Porong, AKP Anak Agung Gede Putra Wisnawa, saat dikonfirmasi terpisah di Mapolsek Porong.

Menurutnya, kehadiran polisi di tengah petani merupakan bukti konkret bahwa Polri tidak hanya bertugas menjaga keamanan, tetapi juga mendukung kesejahteraan masyarakat melalui program ketahanan pangan. Ia menekankan bahwa hal ini sejalan dengan arahan dari Kapolresta Sidoarjo Kombes Christian Tobing serta visi Asta Cita Presiden Prabowo.

“Polri cinta petani. Ketahanan pangan adalah bagian penting untuk menjaga stabilitas nasional. Kami akan terus mendukung petani lokal,” tambah AKP Anak Agung.

Sinergi Petani dan Polisi: Model Pemberdayaan Desa

Kunjungan Aiptu Hariyanto bukan sekadar simbolik. Di lapangan, ia terlibat langsung dalam membangun komunikasi dengan petani, menggali kendala yang dihadapi, dan memberikan masukan yang konstruktif. Upaya ini menjadi bagian dari pendekatan humanis Polri kepada masyarakat, khususnya dalam menjawab tantangan pemulihan ekonomi pasca-pandemi dan memperkuat ketahanan pangan nasional.

Dalam kesempatan tersebut, Arif, sang petani melon, menyambut hangat kedatangan aparat kepolisian. Ia mengaku sangat senang dengan perhatian yang diberikan kepadanya dan petani lainnya.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat, apalagi bagi petani melon seperti saya. Harapannya hasil panen nanti bisa lebih meningkat dan menambah penghasilan,” ujar Arif dengan penuh semangat.

Ia juga berharap kehadiran aparat kepolisian di desa tidak hanya berhenti pada kunjungan sesaat, melainkan terus berkelanjutan sebagai bentuk dukungan moral dan teknis. Arif menilai, keterlibatan polisi menjadi motivasi tersendiri bagi petani untuk terus berinovasi dan mengembangkan sektor pertanian desa.

“Kami merasa lebih aman dan lebih diperhatikan. Kehadiran aparat seperti ini bukan hanya membuat hati tenang, tapi juga jadi semangat baru untuk mengelola pertanian lebih baik lagi,” tambahnya.

Dukungan terhadap Asta Cita dan Ketahanan Pangan Nasional

Program Asta Cita yang digagas Presiden Prabowo menempatkan ketahanan pangan sebagai salah satu pilar utama pembangunan nasional. Fokus ini semakin relevan di tengah situasi global yang tidak menentu, di mana stabilitas pangan menjadi syarat mutlak bagi kedaulatan negara.

Melalui pendekatan lokal seperti yang dilakukan oleh Polsek Porong dan petani di Desa Kebakalan, implementasi Asta Cita di bidang pertanian menjadi lebih nyata dan terasa manfaatnya bagi masyarakat. Pendekatan ini bukan hanya memperkuat produksi pertanian, tetapi juga membangun rasa percaya dan kebersamaan antara masyarakat dan aparat penegak hukum.

“Dengan membangun ketahanan pangan dari desa, kami turut membantu mewujudkan visi besar Indonesia yang mandiri secara pangan dan sejahtera masyarakatnya,” ujar AKP Anak Agung.

Selain di Porong, berbagai inisiatif serupa juga mulai digalakkan di kecamatan lain di Sidoarjo, seperti Program P2L (Pekarangan Pangan Lestari) yang dioptimalkan oleh Polresta Sidoarjo untuk menumbuhkan semangat bercocok tanam secara mandiri di lingkungan rumah.

Tantangan dan Harapan

Meski berbagai inisiatif telah dilakukan, sektor pertanian desa tetap menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari fluktuasi harga hasil panen, keterbatasan akses pupuk dan benih unggul, hingga persoalan perubahan iklim. Namun, dengan adanya dukungan dari berbagai pihak termasuk aparat kepolisian, harapan untuk mengatasi tantangan tersebut semakin terbuka.

sinergi antara petani dan aparat seperti yang terjalin di Desa Kebakalan diharapkan menjadi model kolaborasi yang bisa direplikasi di wilayah lain. Dengan pendekatan yang inklusif dan humanis, Polri tidak hanya hadir sebagai penjaga keamanan, tetapi juga sebagai agen perubahan dan pemberdayaan masyarakat.

Program ini juga menjadi cerminan nyata dari transformasi Polri menuju institusi yang lebih dekat dan peduli terhadap kebutuhan rakyat, sesuai dengan semangat Presisi (Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan).

Langkah Aiptu Hariyanto bersama petani melon di Sidoarjo adalah contoh nyata bagaimana ketahanan pangan bisa dibangun melalui sinergi antar unsur masyarakat. Ini bukan hanya tentang bertani, tetapi tentang menanam harapan dan masa depan yang lebih baik untuk Indonesia.

Dengan dukungan dari kepolisian, petani kini memiliki mitra baru dalam menghadapi tantangan pertanian. Dan dari ladang melon di Porong, semangat Asta Cita Prabowo pun mulai tumbuh subur.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index