JAKARTA - Demokrasi Indonesia bukan hanya berdenyut di pusat kota, tapi juga di pelosok-pelosok terpencil yang sulit dijangkau. Salah satu kisah inspiratif datang dari Bripka Risno Syukur, Kanit Paminal Propam Polres Palopo, yang berjuang keras mengantarkan logistik pemilu ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) 07 di Kelurahan Peta, Kecamatan Sendana, Kota Palopo. Perjalanan penuh tantangan ini menjadi bukti nyata bagaimana proses demokrasi dijaga hingga sudut paling terpencil.
Perjalanan Berat di Tengah Hujan dan Jalan Berlumpur
Bripka Risno memulai perjalanan dari kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Palopo sekitar pukul 15.30 Wita. Saat itu, hujan deras mulai mengguyur kawasan, menjadikan jalanan yang mereka lalui penuh lumpur dan licin.
“Cuaca yang tidak bersahabat langsung menjadi tantangan utama selama perjalanan. Kami harus ekstra hati-hati agar logistik pemilu tidak rusak,” jelas Risno.
Rute menuju TPS 07 bukanlah jalan yang mudah. Mereka harus memutar melalui Kecamatan Bastem, Kabupaten Luwu, karena kondisi jalan utama lebih berbahaya. Dalam perjalanan, mereka sempat menghadapi longsoran kecil yang menghambat perjalanan.
“Sempat ada longsoran kecil di jalan poros Bastem. Kami tetap lanjut karena waktu terus berjalan,” tutur Risno, menambahkan bahwa mereka tidak punya pilihan selain terus maju demi memastikan logistik sampai tepat waktu.
Jalan Licin dan Kontur Terjal Membuat Perjalanan Semakin Berat
Kontur jalan menuju TPS 07 yang berada di pelosok Kecamatan Sendana sangat menantang. Jalan tanah yang licin akibat hujan membuat kendaraan roda dua hanya mampu menempuh perjalanan hingga sekitar tiga kilometer sebelum lokasi TPS.
Setelah itu, tim harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sejauh sekitar 500 meter. Risno menegaskan bahwa langkah ini bukan karena kendaraan mereka tidak mampu, melainkan demi menjaga kondisi logistik agar tidak rusak akibat medan yang ekstrem.
“Kami jalan kaki sekitar 500 meter. Bukan karena tak bisa naik motor, tapi kami takut logistik rusak kalau dipaksakan,” ungkap Risno.
Medan naik turun yang curam juga menambah tingkat kesulitan, namun semangat menjaga hak suara masyarakat membuat mereka tetap teguh melanjutkan perjalanan.
Tim Kecil dengan Semangat Besar: Gotong Royong Menjaga Hak Pilih
Risno tidak berjalan sendiri. Dalam tim kecil tersebut, ia didampingi satu personel TNI dan dua anggota Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam). Kerja sama ini menjadi contoh nyata sinergi antar institusi dalam menyukseskan penyelenggaraan pemilu.
“Kami bergotong royong menjaga distribusi logistik sampai ke tujuan,” ujarnya.
Menurut Risno, tugas mereka bukan sekadar menjalankan kewajiban sebagai aparat, melainkan panggilan hati untuk memastikan hak setiap warga negara terpenuhi, tidak peduli seberapa sulit akses ke tempat tinggal mereka.
“Ini bagian dari tugas. Tapi lebih dari itu, ini adalah panggilan untuk menjaga hak setiap warga negara, di manapun mereka tinggal,” tegasnya.
Demokrasi di Pelosok: Suara Rakyat Harus Tetap Didengar
Perjuangan yang dilakukan Risno dan tim mencerminkan betapa pentingnya menjamin suara rakyat dapat disalurkan dengan aman dan tepat waktu, khususnya di daerah-daerah yang sulit dijangkau. Logistik pemilu yang terdiri dari surat suara dan perlengkapan lain harus sampai ke TPS tanpa kerusakan agar proses pemilihan berjalan lancar dan hasilnya valid.
“Kami paham betul bahwa demokrasi tidak hanya terjadi di kota besar atau ibu kota. Demokrasi harus hidup di sudut-sudut sunyi pelosok negeri,” kata Risno.
Kisah ini juga menjadi pengingat bagi pemerintah dan penyelenggara pemilu untuk terus memperhatikan infrastruktur dan akses di daerah-daerah terpencil agar demokrasi semakin inklusif dan partisipatif.
Antisipasi dan Kesigapan dalam Menghadapi Medan Ekstrem
Medan berat yang dihadapi Risno dan rombongan bukan hal baru dalam distribusi logistik pemilu di daerah terpencil. Namun, kesiapan fisik dan mental serta koordinasi tim yang baik menjadi faktor kunci suksesnya distribusi.
Roni, anggota Panwascam yang turut serta dalam tim, menyatakan, “Kami selalu siap dengan segala kemungkinan. Medan seperti ini memang menantang, tapi kami sadar betapa pentingnya memastikan semua warga mendapat kesempatan untuk memilih.”
Selain kesiapan tim, pemilihan waktu berangkat yang memperhitungkan kondisi cuaca dan waktu pengiriman juga sangat penting. Dalam perjalanan kali ini, keberanian melanjutkan perjalanan meski terdapat hambatan longsor menjadi contoh nyata profesionalisme aparat dan penyelenggara pemilu.
Semangat Pelosok dalam Mengawal Pemilu
Kisah Bripka Risno Syukur bersama tim kecilnya yang menempuh hujan dan medan berat demi mengantarkan logistik pemilu ke TPS terpencil di Sendana adalah bukti nyata perjuangan tanpa pamrih di balik suksesnya demokrasi Indonesia. Mereka memastikan bahwa setiap suara, baik di kota besar maupun di pelosok, mendapat kesempatan yang sama untuk didengar.
“Semoga perjuangan kami ini menjadi inspirasi bagi semua pihak bahwa demokrasi butuh pengawal yang gigih di mana pun mereka berada,” tutup Risno penuh harap.
Dengan dedikasi seperti ini, diharapkan proses demokrasi ke depan semakin kuat dan merata, memberikan keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.