JAKARTA – Kabupaten Ngawi kembali mendapat sorotan sebagai daerah lumbung pangan andalan di Indonesia. Keberhasilan daerah ini dalam mendongkrak produksi padi mendapat apresiasi tinggi dari pemerintah pusat, termasuk Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang berkunjung langsung ke Desa Gempel, Kecamatan Geneng. Dalam kunjungan tersebut, Gibran berjanji akan memberikan dukungan penuh kepada petani Ngawi guna memperkuat upaya swasembada pangan nasional.
Ngawi kini menjadi motor penggerak swasembada pangan di Indonesia dengan luas panen padi mencapai 123 ribu hektare dan produktivitas rata-rata 6,22 ton per hektare. Menurut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Ngawi adalah salah satu daerah strategis yang sangat berkontribusi pada ketersediaan beras nasional.
“Ngawi adalah terbaik karena bisa panen tujuh kali dalam dua tahun dan produktivitasnya tertinggi. Mudah-mudahan bisa kita pertahankan dan tingkatkan,” ujar Amran saat mendampingi Wapres Gibran.
Kunjungan Lapangan, Tanam Padi dengan Teknologi Modern
Dalam kunjungan tersebut, Gibran turut melakukan penanaman padi bersama kelompok tani Nglencong Sari dengan menggunakan teknologi mesin rice transplanter dan varietas unggul Inpari 32 yang mampu menghasilkan 8-8,5 ton per hektare. Penggunaan varietas unggul dan mekanisasi pertanian modern menjadi kunci utama peningkatan produktivitas.
Gibran menekankan komitmen pemerintah pusat untuk terus turun ke lapangan dan memastikan kebutuhan petani terpenuhi, mulai dari ketersediaan pupuk, air, hingga alat dan mesin pertanian.
“Beberapa minggu ini, saya dan Pak Menteri Pertanian keliling ke beberapa lokasi. Minggu lalu kita ke NTT. Kita memastikan pupuknya lancar, airnya, irigasinya lancar, panen, produksinya baik,” kata Gibran.
Bantuan Sarana Produksi dan Mekanisasi Pertanian
Pemerintah juga telah menyalurkan berbagai bantuan untuk menunjang kegiatan pertanian di Ngawi sepanjang 2024 dan 2025. Bantuan tersebut meliputi benih padi unggul, traktor roda dua dan empat, pompa air, electric handsprayer, serta sistem irigasi perpompaan dan perpipaan.
Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono menjelaskan bahwa petani di daerahnya kini sudah mulai mengadopsi teknologi efisien, seperti penggunaan sumur submersible dengan sistem listrik langsung di 22 ribu titik sawah, serta pembatasan penggunaan pupuk kimia hanya 200–300 kilogram per hektare. Langkah ini tidak hanya menjaga hasil panen, tapi juga berkontribusi pada kelestarian lingkungan.
“Petani sudah menerapkan sistem tanam sampai tujuh kali dalam dua tahun (IP7) dengan metode semai awal. Ini sangat membantu meningkatkan produksi sekaligus menjaga kesuburan tanah,” jelas Ony.
Respons Pemerintah dan Janji Gibran
Dalam dialog dengan para petani, muncul sejumlah permintaan, termasuk bantuan alat combine harvester dan pasokan benih unggul seperti Inpari 32. Menanggapi hal ini, Gibran langsung memberikan respons positif.
“Kalau ada kendala, sampaikan langsung. Kita siap bantu,” tegas Wapres.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga menambahkan bahwa pertanian di Ngawi merupakan tulang punggung pertumbuhan ekonomi daerah dan memberikan kontribusi besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur serta Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
“Produktivitas padi Ngawi selalu tertinggi secara nasional setiap tahun. Ini tak lepas dari manajemen air yang baik, ketersediaan bibit unggul, dan semangat petani dalam menggunakan pupuk organik,” ujar Khofifah.
Dorongan untuk Peningkatan Alat Mesin Pertanian dan Pengolahan Pascapanen
Khofifah juga mengingatkan pentingnya peningkatan jumlah alat mesin pertanian, seperti combine harvester, agar masa tanam bisa dimaksimalkan. Terlebih lagi, petani Ngawi kini sudah mampu panen hingga tujuh kali dalam dua tahun.
“Tinggal menjaga pengolahan pascapanen. Jika pengeringan dan penyimpanan bagus, kualitas beras tetap terjaga dan dapat bersaing di pasar,” tambah Gubernur.
Khofifah menambahkan bahwa Indonesia kini menjadi sorotan dunia karena mampu menghasilkan surplus beras, sebuah pencapaian penting di tengah krisis pangan global.
“Krisis pangan dunia dijawab Indonesia dengan oversupply. Itu luar biasa,” ujar Gubernur yang juga memuji peran petani milenial di Ngawi sebagai tumpuan pertanian masa depan.
Peningkatan Swasembada Pangan Jadi Fokus Nasional
Keberhasilan Ngawi sebagai lumbung pangan diharapkan menjadi model yang bisa direplikasi di daerah lain. Pemerintah menegaskan dukungan penuh dari pusat untuk menyediakan sarana produksi, teknologi, dan pendampingan kepada petani.
“Kita ingin memastikan produksi pangan nasional tetap stabil dan meningkat agar ketahanan pangan Indonesia semakin kuat,” ujar Wapres Gibran.
Kunjungan dan dukungan ini menunjukkan sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah dalam mengakselerasi swasembada pangan nasional. Langkah nyata ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menjaga ketahanan pangan nasional di masa depan.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat yang dipimpin oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Kabupaten Ngawi semakin memperkuat perannya sebagai lumbung pangan nasional. Kombinasi teknologi pertanian modern, varietas unggul, dan semangat petani milenial menjadi modal besar dalam mewujudkan swasembada pangan yang berkelanjutan di Indonesia.
Kerja sama erat antara pemerintah pusat, daerah, dan para petani ini diharapkan tidak hanya mempertahankan produktivitas tinggi, tapi juga mendorong inovasi pertanian yang ramah lingkungan dan efisien. Ngawi pun kini menjadi contoh sukses pertanian masa depan Indonesia yang mampu menjawab tantangan ketahanan pangan global.