Transportasi

KRL: Moda Transportasi Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan di Jakarta Rayakan 100 Tahun Elektrifikasi Perkeretaapian

KRL: Moda Transportasi Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan di Jakarta Rayakan 100 Tahun Elektrifikasi Perkeretaapian
KRL: Moda Transportasi Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan di Jakarta Rayakan 100 Tahun Elektrifikasi Perkeretaapian

JAKARTA  – Moda Kereta Rel Listrik (KRL) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan warga Jakarta dan sekitarnya. Pada tahun 2025 ini, KRL resmi merayakan 100 tahun sejak pertama kali diperkenalkan di Indonesia, tepatnya pada 6 April 1925 di era Batavia. Keberadaan KRL yang berusia satu abad ini membuktikan peran pentingnya dalam mengatasi kemacetan dan menyediakan transportasi publik yang efisien serta ramah lingkungan.

Sejarah Panjang KRL di Indonesia

Sejarah KRL berawal dari gagasan elektrifikasi jalur kereta api di Batavia yang sudah mulai dirintis sejak tahun 1917. Meski sempat mengalami tantangan meyakinkan pemerintah kolonial Belanda yang berkedudukan di Den Haag, akhirnya izin resmi diperoleh untuk memulai elektrifikasi jalur kereta api antara stasiun Meester Cornelis (sekarang Jatinegara) hingga Tanjung Priok. KRL pertama dioperasikan pada 6 April 1925, dengan susunan kereta motor dan kereta pengikut yang melayani berbagai kelas penumpang.

Pada masa itu, tidak hanya KRL yang hadir, namun juga empat tipe lokomotif listrik yang siap diuji coba untuk mendukung elektrifikasi jalur kereta api di Jawa, yaitu:

Lokomotif seri 3000 untuk menghela kereta penumpang ekspres.

Lokomotif seri 3100 untuk jalur pegunungan.

Lokomotif seri 3200 untuk kereta penumpang dan barang.

Lokomotif seri 3300 untuk kereta barang.

Menariknya, lokomotif seri 3200 merupakan lokomotif listrik pertama yang dibuat di Belanda oleh perusahaan Werkspoor dan Heemaf, khusus untuk dioperasikan di Indonesia. Bahkan, Belanda sendiri baru mengenal lokomotif listrik pada 1945. Profesor B.J. Habibie pernah menyebut pengenalan KRL dan lokomotif listrik ini sebagai “lompatan teknologi” bagi perkeretaapian Indonesia.

Peran KRL sebagai Moda Transportasi Berkelanjutan

Kini, KRL tidak hanya menjadi moda transportasi harian bagi jutaan warga Jabodetabek, tapi juga simbol transportasi massal yang ramah lingkungan. Penggunaan listrik sebagai sumber energi mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang kian hari makin menimbulkan polusi.

Dalam rangka memperingati 100 tahun elektrifikasi perkeretaapian Indonesia, Kedutaan Besar Republik Indonesia bekerja sama dengan Indonesia Transportation Forum (ITF) di Belanda, Masyarakat Perkeretaapian Indonesia (MASKA), dan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Amsterdam menggelar seminar bertajuk “Railway Electrification and Sustainable Mobility” di Indonesia House Amsterdam, Belanda.

Seminar Perkeretaapian Indonesia-Belanda: Berbagi Ilmu Menuju Transportasi Berkelanjutan

Seminar tersebut bertujuan memberikan gambaran bagaimana sistem transportasi berbasis rel dapat dikelola secara berkelanjutan sekaligus menjadi moda utama mobilitas warga di kota-kota besar, tidak hanya di Indonesia tapi juga di Belanda. Diskusi ini membuka ruang tukar pengalaman dan inovasi dalam menciptakan transportasi yang lebih ramah lingkungan.

Acara dibuka oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Belanda, Mayerfas, yang menguraikan sejarah panjang KRL dan menegaskan pentingnya sistem transportasi massal yang berkelanjutan. “KRL telah menjadi bagian hidup warga Jakarta selama satu abad. Keberadaannya sangat krusial untuk mengurangi kemacetan dan polusi, serta memberikan alternatif transportasi yang efisien dan ramah lingkungan,” ujar Mayerfas.

Duta Besar Mayerfas juga menyampaikan apresiasinya terhadap antusiasme peserta seminar yang mencapai sekitar 400 orang secara daring, meski kapasitas ruangan hanya memungkinkan 40 orang hadir secara langsung.

Tantangan dan Solusi Perkeretaapian di Indonesia

Keynote speech seminar disampaikan oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian, Allan Tandiono, yang memaparkan perkembangan terkini sekaligus tantangan yang dihadapi perkeretaapian Indonesia. Allan menekankan empat strategi utama untuk memajukan sektor kereta api nasional:

Investasi Infrastruktur: Membangun jalur baru dan memperbaharui jalur lama yang sudah tidak beroperasi.

Inovasi Teknologi: Mengembangkan teknologi untuk keselamatan perjalanan dan menjadikan moda KRL lebih ramah lingkungan.

Kampanye Publik: Mendorong masyarakat, khususnya di perkotaan, untuk beralih ke transportasi umum berbasis rel.

Kerja Sama Multisektoral: Menggabungkan kekuatan berbagai pihak agar pengelolaan transportasi berjalan optimal dan berkelanjutan.

“Kereta listrik bukan hanya solusi mengatasi kemacetan, tapi juga merupakan tonggak penting dalam pembangunan kota hijau dan pengurangan emisi karbon,” kata Allan.

Peluncuran Buku dan Pameran Model Kereta Api

Seminar juga dimeriahkan dengan peluncuran buku terbaru berjudul “Railway Safety” karya Hermanto Dwiatmoko, Ketua MASKA yang juga anggota panitia seminar. Buku ini merupakan karya ke-16 beliau yang membahas aspek keselamatan dalam dunia perkeretaapian.

Hermanto menyerahkan buku tersebut secara simbolis kepada Duta Besar RI, Mayerfas, sebagai wujud kontribusi profesional perkeretaapian Indonesia dalam peningkatan kualitas dan keselamatan moda kereta api.

Selain itu, Duta Besar RI juga menerima sumbangan beberapa model kereta api buatan PT INKA untuk dipamerkan di Belanda, memperlihatkan kemampuan bangsa Indonesia dalam merancang dan memproduksi berbagai jenis kendaraan rel, termasuk KRL modern.

KRL: Masa Depan Transportasi Berkelanjutan di Indonesia

Perjalanan panjang KRL sejak 1925 menunjukkan bahwa moda transportasi ini bukan hanya sekadar alat angkut penumpang, tapi juga sarana penting dalam upaya pengurangan polusi dan kemacetan di kota besar. Dengan dukungan teknologi dan kolaborasi berbagai pihak, KRL siap menjadi tulang punggung mobilitas masa depan yang berkelanjutan.

Duta Besar Mayerfas menutup acara dengan harapan, “Kita harus terus berinovasi dan meningkatkan pelayanan KRL agar semakin banyak masyarakat yang memilih moda transportasi ini demi lingkungan yang lebih sehat dan masa depan kota yang lebih baik.”

Dengan usia yang kini mencapai satu abad, KRL bukan hanya sebuah transportasi, melainkan warisan teknologi dan inovasi yang mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Melalui seminar internasional dan kolaborasi global, Indonesia siap terus maju dalam menciptakan sistem transportasi yang modern, efisien, dan ramah lingkungan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index