JAKARTA – Maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia (IDX: GIAA), mencatatkan kinerja positif pada kuartal I tahun 2025 dengan pendapatan naik sebesar 1,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Total pendapatan yang diraih mencapai 723,56 juta dollar AS atau setara dengan Rp11,7 triliun berdasarkan kurs rupiah Rp16.251 per dollar AS. Kenaikan ini menjadi bukti momentum positif yang berhasil diraih Garuda Indonesia di tengah tantangan industri penerbangan.
Dalam sesi earnings call Garuda Indonesia Group yang digelar, manajemen menyampaikan bahwa maskapai juga berhasil melayani total 5,12 juta penumpang pada kuartal pertama tahun ini, termasuk penumpang dari anak perusahaan Citilink. Angka ini menandai peningkatan signifikan dalam volume penumpang sekaligus menunjukkan bahwa strategi pengembangan layanan mulai membuahkan hasil nyata.
Layanan Khusus Umrah dan Pertumbuhan Segmen Charter Dorong Kinerja
Salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan pendapatan Garuda Indonesia adalah fokus mereka pada layanan penerbangan umrah yang semakin diminati masyarakat. Maskapai pelat merah ini menghadirkan layanan khusus untuk memenuhi kebutuhan perjalanan umrah, yang menjadi pasar potensial dengan permintaan tinggi.
Selain itu, segmen pesawat charter juga mencatat pertumbuhan luar biasa hingga 93 persen pada kuartal I 2025. Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Panjaitan, menilai bahwa penguatan kinerja di segmen charter ini menjadi fondasi penting dalam strategi diversifikasi pendapatan perusahaan.
“Penguatan kinerja charter ini menjadi fondasi penting dalam strategi diversifikasi pendapatan kami,” ujar Wamildan Tsani saat menyampaikan hasil kinerja perusahaan.
Kinerja segmen charter yang meningkat tajam membantu Garuda untuk memperkuat pendapatan dan mengurangi ketergantungan pada penerbangan reguler. Hal ini juga memperlihatkan fleksibilitas Garuda dalam menangkap peluang bisnis yang berkembang di tengah dinamika pasar penerbangan global.
Indikator Kinerja Membaik, Rugi Bersih Menurun
Selain dari sisi pendapatan dan jumlah penumpang, indikator performa operasional Garuda Indonesia juga menunjukkan tren positif. Tingkat keterisian penumpang atau seat load factor meningkat sebanyak 5 poin persentase menjadi 78,8 persen. Angka ini menggambarkan efisiensi operasional yang lebih baik dan daya tarik layanan yang semakin diminati pelanggan.
Tingkat ketepatan waktu (on-time performance) pun membaik, mencapai 88,1 persen, yang berarti mayoritas penerbangan Garuda tiba tepat waktu. Peningkatan ini turut memperkuat reputasi layanan dan pengalaman pelanggan.
Dampak positif dari berbagai perbaikan tersebut juga tercermin pada penurunan rugi bersih perusahaan sebesar 12,5 persen menjadi 75,9 juta dollar AS. Meski masih menghadapi tantangan, Garuda berhasil menekan kerugian dan mengarahkan perusahaan ke jalur yang lebih sehat secara finansial.
Optimisme Transformasi dan Penambahan Armada
Garuda Indonesia menyatakan optimisme tinggi terhadap proses transformasi perusahaan yang sedang berlangsung. Langkah-langkah strategis seperti optimalisasi kinerja operasional, efisiensi biaya, serta penambahan armada menjadi fokus utama untuk memperkuat posisi Garuda sebagai maskapai nasional yang memberikan pelayanan prima bagi masyarakat.
Wamildan Tsani menegaskan, “Dengan momentum positif ini, kami optimistis proses transformasi yang sedang berjalan dapat tercapai sehingga Garuda bisa memberi pelayanan terbaik bagi masyarakat, dan kembali menjadi maskapai kebanggaan bangsa.”
Transformasi ini juga bertujuan untuk mengatasi warisan utang yang ditinggalkan manajemen sebelumnya. Garuda saat ini dihadapkan pada tantangan besar dalam pengelolaan beban keuangan, namun kenaikan pendapatan 1,6 persen di tengah kondisi ini merupakan pencapaian yang patut diapresiasi.
Dukungan Dana Besar dari BPI Danantara
Dalam konteks penguatan modal, Wamildan mengungkapkan bahwa BPI Danantara, perusahaan investasi strategis, berencana melakukan suntikan dana besar untuk Garuda Indonesia. Suntikan modal ini tidak hanya akan digunakan untuk restrukturisasi keuangan, tetapi juga untuk pembelian sejumlah pesawat baru, termasuk pesawat Boeing asal Amerika Serikat.
“BPI Danantara sudah melakukan diskusi internal terkait rencana penyuntikan dana besar untuk mendukung Garuda,” kata Wamildan.
Meski demikian, detail terkait besaran dana dan mekanisme penyuntikan modal masih belum dapat dipublikasi secara luas. Namun, kehadiran dana segar dari BPI Danantara diyakini akan memberikan napas baru bagi Garuda untuk memperkuat armada dan meningkatkan layanan penerbangan.
Garuda Indonesia, Maskapai Kebanggaan Bangsa
Kinerja positif dan rencana strategis yang tengah dijalankan menjadi langkah penting bagi Garuda Indonesia dalam mewujudkan visi sebagai maskapai kebanggaan bangsa. Sebagai maskapai pelat merah, Garuda tidak hanya berperan sebagai penghubung antarwilayah dan negara, tapi juga sebagai simbol kebanggaan dan identitas nasional.
Penguatan layanan penerbangan umrah, ekspansi segmen charter, dan dukungan investasi besar adalah kombinasi strategi yang diharapkan dapat mengantarkan Garuda pada era baru dengan performa keuangan yang lebih sehat dan pelayanan terbaik bagi masyarakat Indonesia.
Tantangan industri penerbangan global yang masih dinamis menuntut Garuda Indonesia untuk terus berinovasi dan beradaptasi. Namun, dengan fondasi yang semakin kokoh dan semangat transformasi yang kuat, peluang untuk bangkit dan berjaya kembali sangat terbuka lebar.