JAKARTA – Makanan pedas telah menjadi bagian dari tren kuliner yang digemari berbagai kalangan, khususnya generasi muda. Sajian seperti mie instan super pedas, sambal level ekstrem, hingga olahan ayam cabai rawit kerap menjadi tantangan yang viral di media sosial. Namun di balik sensasi panas dan tantangan adrenalin tersebut, pakar kesehatan memperingatkan adanya risiko kesehatan serius yang dapat ditimbulkan jika mengonsumsi makanan pedas secara berlebihan, terutama bagi individu dengan kondisi tertentu.
Menurut informasi yang dilansir, makanan pedas yang mengandung capsaicin senyawa aktif dalam cabai yang menyebabkan sensasi terbakar dapat memicu berbagai reaksi ekstrem dalam tubuh. Reaksi tersebut tidak hanya terbatas pada sensasi panas di mulut, tetapi bisa berujung pada gangguan pencernaan, peradangan saluran cerna, hingga efek sistemik yang mempengaruhi denyut jantung dan tekanan darah.
Capsaicin dan Cara Kerjanya di Tubuh
Capsaicin bekerja dengan cara menipu sistem saraf manusia. Senyawa ini merangsang reseptor panas di kulit dan jaringan tubuh, seolah-olah tubuh sedang dalam kondisi terbakar atau kepanasan. Otak kemudian merespons rangsangan ini dengan menghasilkan reaksi yang disebut sebagai ‘fight or flight’ yaitu tubuh mengeluarkan keringat, detak jantung meningkat, dan muncul sensasi panas yang menyengat.
"Capsaicin bukan racun, tapi dia bisa memicu reaksi berlebihan jika dikonsumsi dalam jumlah besar atau oleh orang yang sensitif. Ini seperti membuat tubuh kita bereaksi terhadap bahaya yang tidak nyata," jelas pakar kesehatan dari Cleveland Clinic, seperti dikutip dari situs resmi mereka.
Dampak Konsumsi Makanan Super Pedas terhadap Sistem Pencernaan
Salah satu efek samping paling umum dari konsumsi makanan pedas berlebihan adalah masalah pada sistem pencernaan. Gejala yang bisa muncul antara lain:
Nyeri ulu hati
Sakit perut
Kram usus
Diare
Peradangan pada lambung dan usus
Dalam kasus ekstrem, orang yang mengonsumsi cabai dalam jumlah sangat tinggi bahkan bisa mengalami luka di jaringan lambung, yang memperparah gejala maag atau gangguan pencernaan lain seperti Irritable Bowel Syndrome (IBS).
Kelompok yang Paling Rentan terhadap Risiko Makanan Pedas
Ahli kesehatan mengingatkan bahwa tidak semua orang bisa mentoleransi capsaicin dalam kadar tinggi. Beberapa kelompok lebih rentan terhadap efek negatif dari makanan super pedas, di antaranya:
Orang yang tidak terbiasa mengonsumsi makanan pedas
Tubuh belum mampu beradaptasi dengan rangsangan capsaicin sehingga lebih mudah mengalami iritasi.
Penderita gangguan gastrointestinal
Termasuk di dalamnya adalah penderita maag (gastritis), GERD, dan IBS, di mana dinding saluran pencernaan lebih sensitif terhadap rangsangan kimia.
Individu dengan sensitivitas genetik terhadap capsaicin
Faktor genetika turut menentukan bagaimana sistem saraf seseorang merespons makanan pedas. Ada orang yang secara alami lebih tahan, ada juga yang langsung mengalami reaksi ekstrem.
Konsumsi dalam jumlah besar atau tingkat kepedasan ekstrem
Tantangan makan makanan pedas level tinggi dapat menyebabkan reaksi panas berlebih dan berujung pada dehidrasi serta gangguan pencernaan.
Bukan Sekadar Sensasi: Risiko Kesehatan Lain yang Mungkin Muncul
Selain gangguan pencernaan, konsumsi makanan super pedas juga dapat memicu reaksi sistemik lainnya:
Meningkatkan tekanan darah sementara karena efek peningkatan detak jantung
Iritasi pada tenggorokan dan mulut
Masalah tidur akibat efek samping seperti perut melilit atau sensasi panas yang mengganggu kenyamanan
Mual dan muntah dalam kasus reaksi tubuh yang ekstrem
Dalam laporan yang sama, ahli dari Cleveland Clinic juga mencatat bahwa beberapa kasus langka bahkan menunjukkan efek neurologis seperti pusing, sakit kepala hebat, dan hilangnya keseimbangan, terutama pada orang yang mencoba tantangan makanan pedas ekstrem dalam kondisi perut kosong.
Tips Aman Konsumsi Makanan Pedas
Meski tidak dilarang secara mutlak, konsumsi makanan pedas sebaiknya dilakukan dengan penuh kesadaran. Berikut beberapa tips untuk mengurangi risiko:
Mulailah dari level pedas rendah dan naikkan secara bertahap
Konsumsi bersama makanan berlemak seperti susu, yogurt, atau santan yang dapat membantu menetralkan capsaicin
Hindari makanan pedas saat perut kosong
Perhatikan kondisi kesehatan pribadi, terutama jika memiliki riwayat gangguan lambung
Jangan menjadikan tantangan pedas sebagai kebiasaan rutin
"Tidak ada salahnya menikmati makanan pedas sesekali, tapi jika tubuh sudah memberi sinyal tidak nyaman, sebaiknya berhenti dan evaluasi kembali seberapa sering Anda mengonsumsinya," imbuh pakar dari Cleveland Clinic.
Makanan pedas memang menawarkan sensasi yang menggugah selera, namun sensasi tersebut datang dengan tanggung jawab. Mengonsumsi makanan dengan kadar capsaicin tinggi secara sembarangan dan berlebihan bisa menyebabkan dampak negatif terhadap tubuh, mulai dari gangguan pencernaan hingga reaksi sistemik yang serius.
Para ahli kesehatan menyarankan masyarakat untuk lebih bijak dalam memilih makanan yang dikonsumsi, terutama jika tubuh menunjukkan gejala tak biasa setelah makan makanan super pedas. Lebih baik menjaga kesehatan sejak dini daripada menyesal kemudian akibat masalah yang seharusnya bisa dicegah.