JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) menyampaikan dukungan terhadap langkah Bank Indonesia dalam memperkuat insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM). Peningkatan insentif dari sebelumnya maksimal 4% menjadi 5% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) diyakini akan memberi dorongan besar terhadap kinerja intermediasi perbankan serta mempercepat pembiayaan di sektor-sektor strategis nasional.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan peran sektor keuangan dalam mendukung pembiayaan ke sektor prioritas seperti pertanian, perumahan rakyat, konstruksi, perdagangan, dan industri padat karya lainnya.
Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lewat Penyaluran Kredit
Executive Vice President Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera Haryn, menjelaskan bahwa kebijakan baru dari otoritas moneter ini akan menjadi angin segar bagi sektor perbankan. Menurutnya, insentif KLM yang lebih besar akan semakin memacu penyaluran kredit ke sektor-sektor yang memiliki dampak besar terhadap pembangunan nasional.
“BCA optimistis penyesuaian ini akan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Hera.
Ia menambahkan, sektor-sektor prioritas seperti pertanian, industri pengolahan, dan konstruksi sangat membutuhkan pembiayaan yang stabil untuk terus berkembang. Dengan insentif tambahan ini, bank-bank memiliki ruang lebih besar untuk mengalokasikan dana dengan tetap menjaga manajemen risiko secara ketat.
Kinerja Kredit UKM BCA Terus Tumbuh
BCA mencatatkan total penyaluran kredit ke sektor usaha kecil dan menengah (UKM) sebesar Rp130 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan 10,2% secara tahunan (year-on-year), yang mencerminkan kuatnya komitmen BCA dalam mendukung pelaku usaha lokal untuk naik kelas dan bersaing secara nasional maupun global.
Selain meningkatkan akses pembiayaan, BCA juga memberikan insentif berupa suku bunga khusus bagi pelaku UKM yang menerapkan prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (LST), serta pengusaha perempuan. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya bank untuk mendukung pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Fokus kami tidak hanya pada peningkatan volume kredit, tetapi juga pada kualitas dan keberlanjutan pembiayaan yang kami berikan,” kata Hera.
Perbankan Siap Kawal Program Pemerintah
Peningkatan insentif KLM juga diarahkan untuk mendukung program pembangunan nasional, salah satunya adalah penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat melalui proyek pembangunan tiga juta unit rumah. Dalam kerangka ini, perbankan memiliki peran penting untuk menyediakan pembiayaan jangka panjang yang terjangkau, khususnya bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.
Bank-bank yang menyalurkan kredit untuk sektor ini akan mendapatkan prioritas dalam penghitungan insentif KLM, yang dapat memperkuat struktur likuiditas mereka. Bagi BCA, ini menjadi peluang untuk memperluas portofolio pembiayaan sekaligus memberikan kontribusi terhadap pencapaian target pemerintah di sektor perumahan.
Intermediasi Perbankan Kian Solid
Kebijakan likuiditas yang lebih longgar ini dinilai akan memperkuat peran intermediasi perbankan secara menyeluruh. Di tengah situasi global yang menantang, stabilitas dan pertumbuhan sektor perbankan menjadi fondasi penting bagi ketahanan ekonomi nasional.
Hera menegaskan bahwa BCA tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit, meskipun ruang ekspansi diperluas. “Kami berkomitmen untuk tetap menjaga kualitas aset dan mematuhi prinsip-prinsip tata kelola yang baik dalam setiap langkah ekspansi kredit,” ujarnya.
Kolaborasi dengan Sektor Keuangan Non-Bank
Selain memperkuat intermediasi dari sisi perbankan, BCA juga melihat pertumbuhan pembiayaan oleh lembaga keuangan non-bank (IKNB) sebagai mitra strategis. Kolaborasi antara bank dan IKNB diyakini mampu memperluas jangkauan pembiayaan, terutama ke sektor-sektor yang belum sepenuhnya tersentuh oleh layanan keuangan formal.
Sinergi ini juga membuka ruang inovasi pembiayaan baru, termasuk pembiayaan berbasis digital yang mampu menjangkau pelaku usaha mikro hingga daerah terpencil.
Arah Kebijakan Konsisten Dukung Pertumbuhan
Kebijakan moneter yang akomodatif dan insentif yang tepat sasaran dari otoritas keuangan memberikan kepercayaan bagi sektor perbankan untuk terus tumbuh dengan sehat. Peningkatan insentif KLM menjadi salah satu instrumen kebijakan yang sangat strategis dalam menciptakan ruang ekspansi yang aman dan produktif.
Dengan arah kebijakan yang selaras antara regulator dan pelaku industri, ekosistem pembiayaan nasional diharapkan mampu menjadi mesin pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
Langkah Bank Indonesia dalam meningkatkan insentif KLM menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah dan regulator serius mendorong peran strategis perbankan dalam mendukung pembangunan nasional. BCA sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia menyatakan kesiapannya untuk terus memperluas pembiayaan, khususnya ke sektor-sektor yang memberikan dampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat dan daya saing ekonomi bangsa.
Dengan prinsip kehati-hatian, inovasi produk, serta komitmen pada pembiayaan berkelanjutan, BCA optimistis bahwa langkah-langkah ini akan memperkuat posisi perbankan sebagai pilar utama dalam transformasi ekonomi Indonesia ke arah yang lebih inklusif, tangguh, dan berdaya saing tinggi.