JAKARTA - Singapura kini menjadi magnet baru bagi para miliarder dunia yang ingin menyimpan emas fisik mereka. Ketidakpastian ekonomi global, ketegangan geopolitik, serta menurunnya kepercayaan terhadap sistem keuangan tradisional membuat para individu dengan kekayaan bersih sangat tinggi memindahkan aset berharga mereka ke negara-kota tersebut. Fenomena ini menunjukkan tren baru di kalangan elite dunia: menyimpan emas fisik di lokasi yang aman dan stabil secara politik.
Lonjakan Permintaan Penyimpanan Emas
Di salah satu fasilitas penyimpanan logam mulia ternama di Singapura, terjadi lonjakan permintaan yang sangat signifikan. Permintaan penyimpanan emas dan perak mengalami peningkatan hingga 88% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Tak hanya itu, penjualan emas batangan melonjak 200% secara tahunan.
Fasilitas penyimpanan ini, yang memiliki enam lantai dan dijaga dengan sistem keamanan ketat, menyimpan emas dan perak batangan senilai lebih dari US$1,5 miliar atau sekitar Rp24,4 triliun. Di dalamnya terdapat ribuan kotak penyimpanan yang menjulang hingga tiga lantai, memberikan privasi dan keamanan bagi para pemiliknya.
“Banyak klien dengan kekayaan sangat besar mulai mempertimbangkan tarif pajak, melihat ketidakstabilan geopolitik, dan memutuskan untuk menempatkan logam fisik di yurisdiksi yang aman seperti Singapura,” ujar pendiri fasilitas tersebut. Ia menambahkan bahwa sekitar 90% dari pemilik brankas berasal dari luar Singapura, menandakan kepercayaan global terhadap negara ini sebagai tempat penyimpanan aset.
Harga Emas Meroket, Minat Investor Meningkat
Harga emas batangan telah mencetak rekor tertinggi berturut-turut dalam beberapa bulan terakhir. Fenomena ini didorong oleh kekhawatiran akan kondisi pasar yang bergejolak, terutama akibat ketegangan perdagangan antara dua raksasa ekonomi dunia, Amerika Serikat dan China. Selain itu, aksi jual besar-besaran terhadap aset-aset AS juga turut mendorong lonjakan harga emas.
Walau harga emas sempat mendingin setelah ketegangan perdagangan mereda, beberapa analis pasar memperkirakan bahwa harga emas bisa melesat hingga mencapai US$5.000 per ons tahun depan. Saat ini, harga emas spot masih bertahan di angka sekitar US$3.346 per ons, mendekati level tertinggi sepanjang masa.
Emas Fisik vs Emas Kertas
Bagi para orang kaya, emas fisik semakin menjadi pilihan utama dibandingkan emas kertas. Salah satu alasannya adalah risiko rekanan yang lebih rendah. Kepemilikan fisik emas berarti pemilik memiliki kendali langsung atas aset tersebut, tanpa bergantung pada institusi keuangan atau dokumen kepemilikan yang rumit.
Krisis keuangan seperti yang terjadi pada Silicon Valley Bank juga memperkuat preferensi untuk menyimpan emas dalam bentuk fisik. Banyak investor tidak ingin bergantung pada sistem perbankan atau hanya memiliki klaim secara administratif atas emas yang tidak mereka pegang secara langsung.
“Pemilik logam mulia semakin khawatir menyimpan emas di sistem perbankan, bahkan yang sudah dialokasikan. Mereka lebih memilih menyimpannya dengan pihak non-bank untuk menghindari risiko jika terjadi krisis,” kata seorang pakar logam mulia.
Ketidakpercayaan terhadap Bank dan Keamanan Domestik
Masalah kepercayaan terhadap sistem perbankan domestik di beberapa negara juga menjadi pemicu utama tren ini. Para miliarder dari negara-negara seperti Lebanon, Mesir, atau Aljazair mulai enggan menyimpan kekayaan mereka di bank lokal karena khawatir terhadap ketidakstabilan ekonomi dan sistem keuangan yang rapuh.
“Jika Anda tinggal di negara dengan sistem perbankan yang tidak bisa dipercaya, maka menyimpan emas di brankas luar negeri seperti di Singapura atau Swiss menjadi pilihan rasional,” ujar seorang konsultan migrasi kekayaan.
Mengapa Singapura?
Singapura dikenal luas sebagai salah satu yurisdiksi paling aman dan stabil di Asia. Negara ini memiliki reputasi tinggi dalam hal perlindungan hukum, stabilitas politik, dan kerahasiaan klien, yang sangat dihargai oleh para pemilik kekayaan tinggi. Selain itu, Singapura adalah pusat transit global, memudahkan proses penyimpanan, pengiriman, maupun pengambilan emas kapan pun dibutuhkan.
“Singapura adalah pusat transit yang sangat efisien. Dimana pun yang menjadi pusat transit, biasanya menjadi lokasi ideal untuk penyimpanan emas. Anda bisa menyimpannya di sana dan mengambilnya dengan mudah kapan pun diperlukan,” ujar seorang pakar logistik emas.
Ditambah lagi, kebijakan fiskal yang mendukung seperti penghapusan pajak barang dan jasa (GST) atas logam mulia, membuat negara ini semakin menarik sebagai lokasi investasi emas fisik.
Tantangan dan Pertimbangan
Meski demikian, penyimpanan emas fisik bukan tanpa tantangan. Biaya transaksi, logistik, serta perlindungan fisik memerlukan perencanaan yang cermat. Investor jangka pendek mungkin merasa keberatan dengan biaya tambahan tersebut dibandingkan emas kertas yang lebih likuid dan murah dalam transaksi.
Namun bagi investor jangka panjang dan pemilik kekayaan superbesar, keamanan dan stabilitas lebih diutamakan. Mereka rela membayar lebih untuk memastikan aset mereka berada di tempat yang benar-benar terlindungi dari ketidakpastian global.
Lonjakan minat penyimpanan emas di Singapura mencerminkan tren global: meningkatnya kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi dan keuangan dunia. Para orang kaya kini lebih memilih untuk menaruh kekayaan mereka dalam bentuk emas fisik, di lokasi yang dinilai aman secara politik dan hukum.
Singapura, dengan infrastrukturnya yang modern, sistem hukum yang kuat, dan posisi geografis yang strategis, menjadi pilihan utama bagi para miliarder untuk menyimpan emas mereka. Dan dengan ketidakpastian global yang tampaknya masih akan terus berlanjut, tren ini kemungkinan akan tetap berkembang di tahun-tahun mendatang.