Logistik

Interport Dorong Pemerataan Ekonomi Indonesia Timur Lewat Logistik dan Energi Bersih

Interport Dorong Pemerataan Ekonomi Indonesia Timur Lewat Logistik dan Energi Bersih
Interport Dorong Pemerataan Ekonomi Indonesia Timur Lewat Logistik dan Energi Bersih

JAKARTA — Kawasan Indonesia Timur selama ini dikenal memiliki potensi sumber daya alam yang besar, namun masih menghadapi tantangan dalam pembangunan infrastruktur dan distribusi logistik. Melihat kesenjangan ini, Interport hadir sebagai solusi dengan membangun ekosistem logistik yang terintegrasi dan mendorong penggunaan energi ramah lingkungan.

Sebagai anak perusahaan dari grup energi nasional, Interport menjalankan peran strategis dalam memperkuat konektivitas kawasan timur Indonesia seperti Papua, Kalimantan, dan Sulawesi. Melalui tiga pilar utama liquid terminal, bulk terminal, dan port investment Interport tidak hanya menghubungkan titik-titik distribusi, tetapi juga mempercepat pertumbuhan ekonomi secara merata.

Infrastruktur Kunci Hadir di Jantung Kawasan Timur

Interport telah membangun dan mengoperasikan berbagai fasilitas logistik di lokasi-lokasi strategis, yang tidak hanya mendukung kelancaran distribusi, tetapi juga membuka lapangan kerja dan mendorong aktivitas ekonomi lokal. Beberapa fasilitas utama yang kini telah beroperasi antara lain:

Offshore Supply Base di Sorong, mendukung aktivitas eksplorasi migas di wilayah perairan Indonesia timur.

Terminal BBM di Kariangau, Kalimantan Timur dengan kapasitas lebih dari 97.000 kiloliter, dilengkapi teknologi in-line blending untuk efisiensi distribusi energi.

Pengelolaan dermaga di Morowali, Sulawesi Tengah untuk proyek nikel dengan kapasitas bongkar muat 3,64 juta ton bijih per tahun.

Fasilitas logistik pihak ketiga (3PL) di Ternate dan Makassar sebagai pusat distribusi regional.

Freight Forwarding & Consolidation Hub di Pelabuhan Mirah, Surabaya untuk mempercepat pengiriman antar wilayah.

Distribusi stok curah dengan sistem Vendor Managed Inventory (VMI) di Tanah Grogot.

Transshipment berbasis ship-to-ship dari Tanah Merah Terminal ke Teluk Adang di Kalimantan Timur.

Keberadaan infrastruktur ini memperkuat peran kawasan timur sebagai pusat pertumbuhan baru dalam rantai distribusi nasional. Selain mempercepat aliran logistik, jaringan ini juga mendukung harga yang lebih stabil dan akses barang yang lebih mudah bagi masyarakat di wilayah tersebut.

Tiga Pilar Strategis: Liquid, Bulk, dan Investasi Pelabuhan

Strategi Interport dibangun berdasarkan tiga pilar utama yang dirancang saling melengkapi:

Liquid Terminal
Fasilitas ini berfungsi sebagai pusat penyimpanan dan distribusi bahan cair seperti BBM dan petrokimia. Sistemnya didukung oleh teknologi canggih dan pengamanan tinggi yang memastikan penanganan bahan bakar berjalan aman dan efisien.

Bulk Terminal
Dikhususkan untuk bongkar muat barang curah kering seperti batu bara, nikel, dan produk pertanian. Terminal ini menerapkan sistem ramah lingkungan untuk mengurangi emisi debu dan polusi selama aktivitas pelabuhan berlangsung.

Port Investment
Interport secara aktif mengembangkan pelabuhan baru serta meningkatkan fasilitas pelabuhan yang sudah ada. Langkah ini bertujuan memperkuat daya saing logistik nasional dan mendukung efisiensi biaya pengiriman di seluruh Indonesia.

Dengan pendekatan holistik tersebut, Interport tidak hanya menyediakan fasilitas fisik, tetapi juga menciptakan ekosistem bisnis yang memudahkan pelaku industri dan mempercepat konektivitas antardaerah.

Energi Bersih Lewat Pemanfaatan Biodiesel B40

Sejalan dengan target nasional dalam mengurangi emisi karbon dan mempercepat transisi energi bersih, Interport menyediakan Biodiesel B40 sebagai alternatif bahan bakar ramah lingkungan. B40 merupakan campuran solar dengan 40 persen minyak nabati, yang terbukti secara signifikan menurunkan emisi karbon.

Data emisi menunjukkan:

Solar (B0) menghasilkan sekitar 0,00266 ton CO₂e per liter.

Biodiesel B40 hanya menghasilkan 0,00166 ton CO₂e per liter.

Penggunaan B40 menunjukkan penurunan emisi karbon sekitar 37 persen, menjadikannya sebagai solusi strategis dalam menekan jejak karbon sektor logistik dan energi. Langkah ini sekaligus menunjukkan bahwa pertumbuhan industri dapat berjalan seiring dengan kepedulian terhadap lingkungan.

Kolaborasi Global Perkuat Infrastruktur Domestik

Untuk meningkatkan efektivitas operasional dan mempercepat transformasi logistik, Interport menjalin kerja sama strategis dengan sejumlah perusahaan internasional terkemuka. Kolaborasi ini melibatkan berbagai sektor, mulai dari pelumas, operator pelabuhan global, perusahaan petrokimia, hingga industri nikel.

Sinergi tersebut bertujuan membawa transfer teknologi, keahlian, dan jaringan global ke dalam pembangunan pelabuhan dan logistik domestik. Dampaknya, pelabuhan-pelabuhan di Indonesia timur kini tidak hanya berfungsi sebagai pusat distribusi nasional, tetapi juga memiliki potensi menjadi simpul logistik regional Asia Pasifik.

Perkuat Daya Saing, Percepat Pemerataan

Pembangunan ekosistem logistik dan energi bersih oleh Interport menjadi bagian penting dari upaya meningkatkan daya saing nasional. Melalui jaringan logistik yang modern dan efisien, pelaku usaha di daerah kini memiliki akses lebih mudah ke pasar nasional dan global.

Selain mempercepat pergerakan barang, model bisnis Interport juga membawa manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat sekitar. Lapangan kerja, transfer pengetahuan, dan peningkatan pendapatan daerah menjadi efek berganda yang muncul dari pembangunan ini.

Transformasi kawasan timur Indonesia menjadi pusat pertumbuhan baru kini bukan lagi sekadar wacana. Lewat pendekatan menyeluruh yang mengintegrasikan logistik, energi, dan kolaborasi global, Interport berperan aktif dalam membentuk masa depan ekonomi Indonesia yang lebih merata, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi.

Jika kamu menginginkan versi ringkas untuk media sosial, artikel opini dari perspektif industri, atau versi visual seperti infografis, aku siap bantu menyusunnya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index