Asuransi

Peran Strategis Asuransi dalam Melindungi Masyarakat dari Risiko Bencana dan Perubahan Iklim

Peran Strategis Asuransi dalam Melindungi Masyarakat dari Risiko Bencana dan Perubahan Iklim
Peran Strategis Asuransi dalam Melindungi Masyarakat dari Risiko Bencana dan Perubahan Iklim

JAKARTA – Dalam menghadapi semakin tingginya frekuensi dan intensitas bencana alam serta dampak perubahan iklim yang makin nyata, industri asuransi diharapkan mampu berperan lebih besar sebagai pelindung keuangan bagi rumah tangga, pelaku usaha, dan pemerintah. Namun, menurut laporan terbaru dari Zurich Insurance Group, cakupan perlindungan asuransi saat ini belum mampu mengimbangi potensi kerugian yang terus membesar akibat bencana.

Zurich merilis laporan bertajuk Climate Risks: Strategies for Building Resilience in a More Volatile World yang menyoroti perlunya aksi bersama dan strategi baru untuk memperkuat ketahanan terhadap risiko iklim yang semakin kompleks dan volatil.

Risiko Bencana Semakin Tinggi, Asuransi Belum Memadai

Menurut laporan Zurich, dalam satu dekade terakhir, bencana seperti badai, banjir, dan kebakaran hutan telah menimbulkan kerugian ekonomi global hingga mencapai US$2 triliun. Data ini mengungkap tren peningkatan frekuensi dan intensitas bencana yang semakin diperparah oleh faktor perubahan iklim jangka panjang, seperti kenaikan suhu global, naiknya permukaan laut, serta perubahan pola hujan di berbagai wilayah.

Alison Martin, Chief Executive Officer (CEO) Europe, Middle East & Africa (EMEA) dan Bank Distribution Zurich, menegaskan bahwa peran asuransi sangat krusial dalam memperkuat ketahanan fisik terhadap risiko iklim yang terus meningkat.

"Asuransi berperan penting memperkuat ketahanan terhadap risiko iklim secara fisik. Untuk mengatasi meningkatnya biaya akibat cuaca ekstrem dan bencana alam, diperlukan tindakan kolektif dan segera," ujar Alison Martin dalam keterangan resmi yang dirilis Rabu, 28 Mei 2025.

Namun, Alison mengingatkan bahwa cakupan asuransi saat ini masih belum memadai untuk melindungi semua pihak yang terdampak, sehingga banyak individu dan entitas bisnis yang masih rentan terhadap kerugian finansial.

Pendekatan Baru Diperlukan untuk Perluas Perlindungan dan Kurangi Risiko

Zurich Insurance Group mendorong pendekatan baru yang tidak hanya fokus pada penanggulangan kerugian setelah bencana terjadi, tetapi juga pada pengurangan risiko melalui strategi pencegahan dan manajemen risiko yang terintegrasi. Hal ini bertujuan memperluas jangkauan perlindungan asuransi agar lebih inklusif dan efektif.

Alison Martin menjelaskan, industri asuransi memiliki kapasitas tidak hanya untuk menyediakan perlindungan keuangan, tetapi juga untuk memberikan wawasan dan keahlian dalam manajemen risiko yang dapat memperkuat ketahanan fisik masyarakat dan infrastruktur.

"Industri asuransi dapat memberikan wawasan dan kemampuan manajemen risiko untuk memperkuat ketahanan terhadap risiko iklim secara fisik. Industri asuransi juga dapat membantu membuka pembiayaan yang diperlukan untuk membangun infrastruktur yang dibutuhkan guna memberikan ketahanan tersebut, serta meningkatkan perlindungan yang diberikan oleh asuransi," tambah Alison.

Hal ini menunjukkan bahwa industri asuransi harus berperan sebagai mitra strategis dalam membangun ketahanan nasional dan global terhadap perubahan iklim.

Industri Asuransi dan Peran Edukasi serta Inovasi Skema Berbagi Risiko

Chief Risk Officer Zurich Indonesia, Kabilarang Sinabang, menekankan bahwa ketahanan terhadap risiko iklim harus dibangun secara proaktif sejak tahap awal, bukan hanya sebagai respons pasca-bencana. Menurutnya, industri asuransi memegang peran sentral dalam mendorong edukasi publik tentang risiko-risiko iklim dan pencegahan.

"Ketahanan harus dibangun sejak awal, bukan hanya sebagai respons setelah bencana terjadi. Industri asuransi memiliki peran penting dalam mendorong edukasi dan pencegahan atas risiko iklim," ujar Kabilarang Sinabang dalam wawancara khusus.

Selain itu, Kabilarang juga mengajak kolaborasi lintas sektor antara publik dan swasta dalam menciptakan skema berbagi risiko yang inovatif, agar risiko bencana dapat dikelola bersama dan tidak membebani satu pihak saja.

"Serta, bekerja sama dengan sektor publik maupun swasta untuk menciptakan skema berbagi risiko yang inovatif," tambahnya.

Implikasi bagi Pemerintah, Pelaku Usaha, dan Masyarakat

Laporan Zurich ini menjadi peringatan sekaligus peluang bagi semua pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, industri asuransi, pelaku usaha, hingga masyarakat umum. Mengingat dampak bencana dan perubahan iklim yang kian besar, penguatan perlindungan asuransi merupakan langkah strategis yang tidak bisa ditunda.

Pemerintah, khususnya, diharapkan bisa menciptakan kebijakan yang mendorong peningkatan penetrasi asuransi dan memfasilitasi pengembangan skema asuransi mikro maupun skema yang menjangkau kelompok rentan.

Sementara itu, pelaku usaha juga harus menyadari pentingnya asuransi sebagai bagian dari manajemen risiko bisnis, terutama di sektor-sektor yang rentan terhadap perubahan iklim seperti pertanian, perikanan, konstruksi, dan pariwisata.

Masyarakat luas pun perlu terus ditingkatkan kesadarannya untuk mengantisipasi risiko bencana dengan memanfaatkan perlindungan asuransi, serta menjalankan langkah-langkah mitigasi risiko secara mandiri.

Asuransi Kunci dalam Membangun Ketahanan Iklim

Laporan terbaru dari Zurich Insurance Group menjadi pengingat pentingnya peran asuransi sebagai pilar ketahanan terhadap perubahan iklim dan bencana alam. Melalui strategi yang mengedepankan pengurangan risiko dan perluasan jangkauan perlindungan, industri asuransi dapat berkontribusi secara signifikan dalam melindungi aset dan kesejahteraan masyarakat.

Dengan dukungan kuat dari pemerintah, swasta, dan masyarakat, serta kolaborasi lintas sektor dalam inovasi dan edukasi, Indonesia dan dunia dapat memperkuat daya tahan menghadapi tantangan iklim yang semakin berat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index