JAKARTA – Kabar baik bagi masyarakat Indonesia datang dari sektor energi. PT Pertamina kembali menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi di seluruh wilayah Indonesia. Penurunan ini mulai berlaku secara resmi pada Kamis, 29 Mei 2025. Kebijakan ini memberikan angin segar di tengah ketidakpastian harga energi global dan menjadi langkah strategis perusahaan dalam menyesuaikan harga dengan kondisi pasar internasional.
Penurunan harga ini berlaku untuk sejumlah jenis BBM, seperti Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, hingga Pertamina Dex. Meskipun penyesuaian harga ini relatif kecil, namun diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap daya beli masyarakat dan efisiensi biaya operasional di sektor transportasi.
Penurunan Harga BBM Pertamina di Seluruh Indonesia
Dalam informasi resmi yang disampaikan oleh pihak Pertamina, tercatat bahwa beberapa jenis BBM mengalami penurunan harga dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan ini bervariasi tergantung jenis bahan bakar:
Pertamax turun sebesar Rp100 per liter.
Pertamax Turbo turun Rp200 per liter.
Dexlite mengalami penurunan Rp250 per liter.
Pertamina Dex turun Rp150 per liter.
Kebijakan ini telah diterapkan di seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) milik Pertamina di berbagai provinsi, termasuk wilayah Free Trade Zone (FTZ) seperti Batam dan Sabang.
"Penyesuaian harga ini kami lakukan secara berkala mengikuti tren harga minyak mentah dunia dan indikator pasar. Kami berharap masyarakat dapat memanfaatkan momentum ini dengan bijak," ujar perwakilan Pertamina.
Harga BBM di Beberapa Wilayah
Berikut adalah daftar harga BBM terbaru di beberapa provinsi besar di Indonesia per Kamis, 29 Mei 2025:
Provinsi DKI Jakarta:
Pertalite: Rp10.000
Bio-solar: Rp6.800
Pertamax: Rp12.400
Pertamax Turbo: Rp13.300
Pertamax Green 95: Rp13.150
Dexlite: Rp13.350
Pertamina Dex: Rp13.750
Provinsi Jawa Barat:
Pertalite: Rp10.000
Pertamax: Rp12.400
Pertamax Turbo: Rp13.300
Dexlite: Rp13.350
Pertamina Dex: Rp13.750
Provinsi Aceh:
Pertalite: Rp10.000
Pertamax: Rp12.700
Pertamax Turbo: Rp13.600
Dexlite: Rp13.650
Pertamina Dex: Rp14.050
Provinsi Riau:
Pertalite: Rp10.000
Pertamax: Rp12.950
Pertamax Turbo: Rp13.900
Dexlite: Rp13.900
Pertamina Dex: Rp14.350
Di wilayah FTZ seperti Batam, harga Pertamax bahkan hanya sebesar Rp11.800 per liter, lebih murah dibandingkan dengan wilayah non-FTZ.
Dampak Terhadap Konsumen dan Ekonomi
Penyesuaian harga BBM ini tentu memberi dampak langsung terhadap biaya transportasi dan logistik, serta memberi ruang bagi masyarakat untuk melakukan penghematan. Terutama bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) yang sangat bergantung pada efisiensi biaya operasional, penurunan harga BBM ini dianggap dapat mendorong produktivitas.
“Penurunan harga bahan bakar ini penting untuk membantu masyarakat dalam mengelola keuangan rumah tangga. Penghematan dari sisi energi bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain seperti pendidikan dan kesehatan,” kata seorang pengamat ekonomi energi.
Namun demikian, masyarakat tetap diminta untuk bijak dalam menggunakan bahan bakar. Fluktuasi harga minyak global masih sangat dinamis, dan kebijakan pemerintah juga dapat mempengaruhi struktur harga BBM dalam waktu dekat.
Kebijakan Harga dan Implikasi Pasar
Penyesuaian harga ini menjadi bagian dari strategi Pertamina dalam menjaga daya saing serta keberlangsungan operasional di tengah ketidakpastian global. Meski mengalami penurunan, harga BBM non-subsidi tetap mengacu pada mekanisme pasar dan tidak menggunakan skema subsidi pemerintah.
Harga BBM Pertamina juga dipengaruhi oleh harga minyak mentah dunia, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, serta biaya distribusi dan logistik. Oleh karena itu, setiap kebijakan penyesuaian harga akan terus mempertimbangkan dinamika pasar serta rekomendasi dari regulator.
Imbauan untuk Masyarakat
Pertamina juga mengingatkan masyarakat untuk rutin memantau informasi harga BBM secara resmi melalui kanal digital dan aplikasi MyPertamina. Dengan pemantauan yang aktif, masyarakat dapat lebih cermat dalam mengatur anggaran bahan bakar dan menyesuaikan kebiasaan konsumsi energi.
"Kami mengimbau masyarakat untuk terus mengikuti pembaruan harga resmi. Selain itu, gunakan BBM sesuai spesifikasi mesin kendaraan agar tetap efisien dan ramah lingkungan," tambah perwakilan Pertamina.
Dengan turunnya harga BBM pada akhir Mei 2025 ini, Pertamina menunjukkan komitmennya dalam menyesuaikan harga dengan kondisi global demi mendukung perekonomian nasional. Kebijakan ini diharapkan dapat menjadi stimulus positif bagi konsumsi rumah tangga serta mendongkrak mobilitas masyarakat di tengah masa pemulihan ekonomi.
Masyarakat pun diharapkan memanfaatkan momentum ini dengan cerdas dan efisien, karena harga BBM bisa berubah sewaktu-waktu mengikuti dinamika pasar. Selain itu, pemahaman terhadap pengaruh kebijakan energi dan subsidi akan sangat membantu dalam perencanaan keuangan jangka panjang.