JAKARTA — Semangat swasembada pangan kembali membara di Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), seiring dimulainya program optimalisasi lahan pertanian tahun 2025. Program ini digagas pemerintah pusat dan dijalankan dengan serius oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Permai bersama dua Gapoktan lain, diharapkan mampu meningkatkan frekuensi tanam serta hasil produksi padi petani setempat secara signifikan.
Optimalisasi lahan merupakan strategi penting untuk menggenjot produksi pangan nasional, terutama beras, di tengah tantangan kebutuhan pangan yang terus meningkat. Total luas lahan sawah di Tanjung Beringin mencapai 1.100 hektare, dengan Gapoktan Permai mengelola 500 hektare. Sedangkan Gapoktan Keramat Jaya Desa Pekan Tanjung Beringin dan GP3A Mandiri Desa Tebing Tinggi mengelola 100 hektare dan 500 hektare secara berturut-turut.
Pengolahan Lahan dengan Bantuan Traktor Modern
Pantauan di lapangan menunjukkan kegiatan pengolahan tanah yang berlangsung secara masif di berbagai titik. Para petani memanfaatkan enam unit traktor rotari bantuan pemerintah yang didistribusikan ke masing-masing Gapoktan. Hal ini mempercepat proses pengolahan tanah dibandingkan sebelumnya yang mengandalkan alat tradisional seperti jetor.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sergai, Dedy Iskandar, hadir langsung memantau proses pengolahan lahan dan menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari agenda tahunan yang difokuskan untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
“Sekarang ini masuk jadwal pengolahan tanah. Harapannya, setelah ini petani bisa langsung masuk masa persiapan tanam dan melaksanakan tanam serentak,” ujar Dedy kepada wartawan.
Lebih lanjut, Dedy mengungkapkan bahwa selama ini keterbatasan alat pengolah tanah dan pasokan air menjadi kendala utama yang menghambat peningkatan frekuensi tanam. Namun, dengan dukungan alat modern dan peningkatan infrastruktur irigasi, masalah tersebut kini mulai teratasi.
“Sawah yang diolah ini bukan lahan baru, tapi lahan lama yang sebelumnya hanya bisa ditanami sekali setahun. Sekarang, dengan optimalisasi dan dukungan air serta pupuk, target dua hingga tiga kali tanam per tahun sangat memungkinkan,” jelasnya.
Peran Infrastruktur dan Sistem Irigasi
Salah satu faktor kunci keberhasilan program optimalisasi ini adalah dukungan infrastruktur irigasi yang semakin memadai. Sistem pengairan yang lebih baik memastikan pasokan air yang cukup dan tepat waktu, memungkinkan petani menanam padi lebih dari sekali dalam setahun.
Dedy menjelaskan bahwa pengelolaan air yang baik sangat krusial karena ketersediaan air selama masa tanam menjadi salah satu faktor penentu hasil panen.
“Dukungan sistem irigasi yang makin baik sangat membantu petani mengatasi kendala pasokan air yang selama ini menjadi hambatan,” ujarnya.
Dukungan Presiden Prabowo dan Pemerintah Daerah
Optimalisasi lahan ini merupakan bagian dari arahan Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan produksi pangan nasional sekaligus mengangkat kesejahteraan petani. Dedy menegaskan bahwa arahan tersebut bukan sekadar wacana, melainkan diwujudkan lewat penyediaan alat berat, pupuk, dan dukungan infrastruktur.
“Arahan Presiden sangat jelas: tingkatkan produksi dan kesejahteraan petani. Kini, bukan hanya janji, tapi sudah direalisasikan melalui alat, air, dan pupuk yang memadai,” kata Dedy.
Pemerintah daerah pun ikut aktif mendukung program ini dengan memastikan distribusi alat pertanian dan fasilitas lainnya berjalan lancar.
Antusiasme dan Respons Positif Petani
Semangat para petani pun terlihat jelas saat alat berat mulai bekerja di lahan mereka. Sekretaris Gapoktan Permai, Khairul Akmal, menyampaikan rasa syukur atas dukungan pemerintah yang menghadirkan alat-alat modern.
“Dulu kami masih menggunakan alat kecil seperti jetor, jadi sering tertinggal dan tidak bisa tanam serentak. Sekarang dengan traktor roda empat, pengolahan lahan jauh lebih cepat dan terjadwal,” ujarnya.
Menurut Khairul, sejak diterapkannya program optimalisasi lahan dengan bantuan traktor, hasil panen mulai menunjukkan peningkatan. Bila sebelumnya petani hanya bisa panen sekali setahun, kini mereka sudah mampu melakukan dua kali panen dalam satu musim tanam.
“Dengan program ini, produktivitas meningkat dan kami berharap kesejahteraan petani juga ikut naik,” tambahnya.
Tantangan dan Harapan Petani
Meski kemajuan sudah dirasakan, para petani juga mengharapkan perhatian lanjutan dari pemerintah dalam bentuk penyediaan sarana pendukung lain seperti alat pertanian tambahan, perbaikan jaringan irigasi, dan penyediaan pupuk yang terjangkau.
Khairul menyampaikan pesan khusus mewakili para petani kepada pemerintah pusat dan daerah.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo, Bapak Bupati Sergai, dan Bapak Kadis Pertanian atas dukungan nyata selama ini. Semoga petani di Sergai makin sejahtera dan program ini bisa terus berlanjut,” tutup Khairul.
Implikasi Program Optimalisasi Lahan bagi Ketahanan Pangan Nasional
Optimalisasi lahan di Sergai ini merupakan salah satu langkah strategis pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan, terutama dalam produksi beras. Dengan meningkatkan frekuensi tanam dan produktivitas di wilayah sentra produksi seperti Tanjung Beringin, pemerintah berupaya mengurangi ketergantungan impor beras dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Selain itu, program ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di pedesaan dan meningkatkan kesejahteraan petani sebagai bagian penting dari pembangunan nasional.
Peningkatan penggunaan teknologi alat berat dan sistem irigasi yang baik menjadi kunci keberhasilan program ini, sekaligus menjadi contoh model optimalisasi lahan yang dapat direplikasi di wilayah lain.